Saparella Made In Negeri Aing, Minuman Soda Melegenda Asal Yogyakarta

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Sabtu, 19 Juni 2021
Saparella Made In Negeri Aing, Minuman Soda Melegenda Asal Yogyakarta
Minuman khas Yogyakarta, Saparella (Foto Instagram pertamax7)

BOTOLNYA persis lampu bohlam terbalik. Tutupnya oranye, lehernya kurus pendek, lalu tambun membundar pipih di bagian bawah. Bagian lehernya tersemat label berwarna dominan oranye dan putih berbubuh tanda bintang kecil di atas serta tulisan Indo Saparella. Sementara di bagian perut bawah ada dua tulisan dengan font semacam Script MT, Exclusive to Drink dan Saparella.

Baca juga:

Bahasa Made In Negeri Aing Tuan Rumah di Negeri Orang

Limun Sarsaparilla atau Saparella merupakan minuman khas bersoda asal Yogyakarta. Minuman tersebut dibuat dari campuran air berkarbonasi dengan akar, dan batang tanaman sarsaparilla, sejenis tumbuhan perdu berbunga telah lama dibudidayakan di Pulau Jawa. Akar tanaman sarsaparilla ini telah lama dimanfaatkan selama berabad-abad untuk mengobati berbagai penyakit, mulai penyakit kulit hingga permasalahan sendi.

Tanaman Sarsaparilla, dilansir dari alodokter.com, mengandung berbagai zat kimia, seperti saponin dan fitosterol bersifat antioksidan, antiradang, dan antinyeri. Tanaman berbahasa Latin Smilax Ornata tersebut juga digunakan sebagai obat tradisional untuk mencegah kanker, meredakan gejala psoriasis, memperlambat penuaan, meringankan nyeri sendi, membasmi kuman dan jamur, memelihara kesehatan dan fungsi hati, dan mencegah batuk.

saparella
Tanaman Sarparilla. (Foto: Pinterest Vidl Wellness)

Saparella mempunyai rasa mirip dengan minuman Badak, khas Sumatera Utara, Permatang Siantar. Rasanya manis dan terdapat sensasi dingin seperti mint, ditambah lagi aroma khas jamu. Saparella lebih ringan jika dibandingkan dengan Badak. Efek soda saparella bisa menimbulkan sendawa sehingga dipercaya dapat menyembuhkan masuk angin. Tenang saja, meskipun bersoda minuman ini tidak mengandung alkohol sehingga aman untuk dikonsumsi segala kalangan.

Baca juga:

Alutsista Made In Negeri Aing Diminati Dunia

Tidak hanya rasanya unik, Saparella dikemas pula dalam botol kaca berbentuk sangat ikonik. Terdapat dua varian ukuran, besar dan kecil. Botol berukuran besar bentuknya seperti botol sirup pada umumnya, tetapi untuk botol berukuran kecilnya berbentuk seperti bohlam lampu. Minuman diklaim tanpa bahan pengawet ini memiliki warna ungu kecoklatan dan biasa dibanderol sekitar 12-18 ribu rupiah.

saparella
Minuman besoda Saparella asal Yogyakarta. (SaparellaBDG)

Saparella cukup populer di tahun 1960-an sebagai sajian khusus hajatan, seperti acara sunatan, pernikahan, dan acara lainnya. Di masa lampau, Saparella menjadi minuman favorit para bangsawan di Yogyakarta. Bahkan ada sebutan khas, minuman para raja.

Minuman bersoda buatan Indo Saparella di Sleman, Yogyakarta, biasa dianggap 'bir halal' tersebut banyak dijumpai di segala tempat di Yogyakarta. Kata-kata "nyaparella wae mas" berarti "pesan Saparella aja mas" sangat populer di Yogyakarta.

Jika mendengar kata ‘sarsaparilla’ anak tahun ’90-an pasti juga akan teringat dengan salah satu permen rasa sarsaparilla, Mr. Sarmento. Bahan dasaranya sama dengan Saparella, tanaman Sarsaparilla.

Seiring peerkembaangan zaman, Saparella mulai tergantikan dengan kehadiran berbagai produk minuman lainnya asal Negeri Paman Sam. Saparella mulai langka di luar Yogyakarta. Produsen tidak lagi mengirim stok dalam jumlah besar ke berbagai kota.

Bahkan, kini, Saparella sering jadi buah tangan saat orang pulang sehabis bervakansi di Yogyakarta untuk mengguggah kenangan. (tel)

Baca juga:

Mengapa Produk 'KW' Jadi Musuh Ekosistem Lokal Made In Negeri Aing

#Juni Made In Negeri Aing #Kuliner
Bagikan
Bagikan