MENYIBAK misteri luar angkasa memang selalu mengasyikan. Planet-planet yang ada di luar angkasa menyajikan kejutan-kejutan yang memancing banyak teori yang muncul. Baru-baru ini para pakar merilis temuan yang disebut dengan planet neraka.
Para pakar percaya bahwa planet ini merupakan samudera lava super panas. Planet yang dinamakan 55 Cancri e alias Janssen, sangat dekat dengan bintang sehingga memiliki garis edar setahun hitungan Bumi hanya 18 jam saja. Menurut para ilmuwan suhu di permukaan planet itu mencapai 2573 Kelvin atau sekitar 2300 celcius.
Baca Juga:

Laman The Mirror mengambil analisis planet ini yang dirilis pada jurnal Nature Astronomy mengungkapkan bahwa planet neraka itu mengorbit bintang bernama Copernicus atau 55 Cnc. Planet neraka itu memiliki jarak orbit ke bintang itu 70 kali lebih dekat jika dibandingkan Bumi mengorbit Matahari.
Lili Zhao Astrofisis yang mengepalai penelitain menyebutkan bahwa melihat dari garis edar planet itu, planet itu sangat panas dan diyakini tak ada kehidupan di dalamnya.
Live Science menuliskan bahwa para ilmuwan meneliti bagaimana planet itu beredar sepanjang waktu. Kemudian perbedaannya dengan sistem Matahari kita yang memiliki garis edar yang sama.
Janssen kemudian ditemukan memiliki garis edar hanya 18 jam mengelilingi bintang besarnya. Jaraknya dengan bintang itu hanya sekita 2 juta kilometer, sementara jarak Bumi dengan Matahari sekitar 147 juta kilometer.
Zhao mengatakan pada Motherboard bahwa penelitian seperti ini dapat membantu mengidentifikasi planet-planet yang dapat dihuni oleh manusia kelak di kemudian hari. Memahami bagaimana planet berevolusi dan berpindah membuat para ilmuwan mengetahui planet-planet seperti Bumi.
Baca Juga:
5 Jenis Hujan Teraneh di Planet-Planet, dari Besi hingga Berlian

Dia mengatakan bahwa planet yang layak huni memiliki ciri-ciri dasar kehidupan yakni air. Itu adalah dasar utama agar satu planet dapat mewujudkan kehidupan.
Penting untuk memahami planet bergerak dalam sistemnya dengan jenis dan jumlah yang berbeda pada bintang induknya. Kemudian dia menyatakan bahwa harus menganalisa dan meneliti planet yang memang memiliki kehidupan dan akan terus menopang kehidupan yang ada di masa depan.
Tim ilmuwan yang melakukan penelitian itu memiliki alat yang disebut EXPRES (EXtreme PREcision Spectrometer) pada Lowell Discovery Telescope di Arizona yang membantu melihat bagaimana exoplanets bergerak dari posisi orisinilnya dan berubah mengikuti aturan yang ada.
Ilmuwan ini memberikan analisa pada planet neraka itu, bahwa inti planet itu terbuat dari berlian. Zhao mengungkapkan teorinya bahwa berlian satu-satunya penjelasan yang masuk akal melihat dari ukuran dan berat dari planet itu. Namun Zhao tak dapat memastikan kebenaran teorinya itu. Menurutnya komposisinya yang kecil dan bobotnya yang ringan membuat planet 55 Cancri e sulit untuk diukur. Dengan menggunakan EXPRES bisa jadi hal itu akan dapat diatasi dan memberikan pemahaman yang baik bagi penelitian planet. (psr)
Baca Juga:
Keren, 5 Planet Ini Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang dari Bumi