5 Jenis Hujan Teraneh di Planet-Planet, dari Besi hingga Berlian

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 17 September 2019
5 Jenis Hujan Teraneh di Planet-Planet, dari Besi hingga Berlian

Setiap planet memiliki kondisi tanah dan gas yang berbeda-beda. (Foto: Pixabay/PIRO4D)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

AKTIVITAS hujan air terjadi karena adanya proses presipitasi. Air sungai yang menguap akan menjadi embun dan berkumpul di langit membentuk awan. Proses tersebut dinamakan siklus hidrologi. Hal ini terjadi tidak hanya di planet Bumi.

Banyak sekali jenis hujan yang terjadi di planet yang berada di tata surya. Bukan saja berbentuk air, tetapi zat kimia atau benda yang diciptakan secara alami di planet tersebut. Jika dibayangkan akan terasa menyeramkan bercampur kagum.

Baca Juga:

Ternyata Planet Mars Tak Semerah yang Terlihat

Setiap planet memiliki kondisi tanah dan gas yang berbeda-beda. Terbentuk secara alami karena zat yang dikandungnya. Hanya beberapa yang berhasil diketahui oleh para pengamat tata surya. Berikut ini 5 jenis hujan unik yang terjadi di berbagai planet di alam semesta dikutip Steemit.


1. Hujan air

Bumi salah satu planet dengan hujan air. (Foto: Pixabay/ChristopherPluta)
Bumi salah satu planet dengan hujan air. (Foto: Pixabay/ChristopherPluta)

Salah satu planet yang menghasilkan hujan air yaitu bumi. Terkhususnya di Indonesia, terbagi jadi tiga di antaranya hujan frontal, hujan orografis, dan hujan zenith dengan proses yang berbeda-beda. Umumnya, hujan berawal dari sinar matahari yang mengantarkan energi panas melalui proses evaporasi. Berasal dari dalam bumi seperti laut, danau atau sungai menghasilkan uap air dan terangkat ke udara untuk diproses secara kondensasi.

Proses ini mengubah embun dari suhu uap air. Semakin tinggi suhu udara, semakin banyak dan padat hingga membentuk jadi awan. Udara langit atau biasa disebut angin menggerakan awan yang membawa butiran air menuju suhu yang lebih rendah. Kumpulan awan ini bergabung menjadi awan besar kelabu atau disebut mendung.


2. Hujan besi

(Trivia 5) Planet Ogle-TR-56b menurunkan hujan besi (Foto: Pixabay/Trostle)
Planet Ogle-TR-56b menurunkan hujan besi. (Foto: Pixabay/Trostle)

Dari seluruh planet, Ogle-TR-56b merupakan planet Jupiter Panas terjauh yang pernah ditemukan pada 2003. Memiliki suhu permukaan hingga 200 derajat celcius, planet ini terbuat dari atom besi. Beberapa astronom mengabarkan hujan besi disebut sebagai bintang gagal berbentuk sangat besar, tetapi terlalu kecil untuk bintang.


3. Hujan asam sulfur

(Trivia 2) Hujan asam sulfur yang dihasilkan planet Venus. (Foto: Pixabay/TBIT)
PlanetVenus menghasilkan hujan asam sulfur. (Foto: Pixabay/TBIT)

Salah satu planet yang menghasilkan hujan besi adalah Venus. Memiliki ukuran, massa, komposisi, dan berdekatan dengan matahari. Atmosfer Venus terdiri dari 96,5 persen karbon dioksida dan 3,5 persen nitrogen, 93 kali lipat daripada atmosfer bumi. Demikian seperti yang dilansir Zme Science.

Venus memiliki kandungan CO2 yang dihasilkan dari suhu planet mencapai 462 derajat celcius, asam sulfat, dan tetesan sulfur dioksida. Atmosfer Venus membentuk awan buram yang terbuat dari asam sulfat. Konsentrasi sulfur dioksida dihasilkan dari belerang letusan gunung berapi.

Baca Juga:

NASA Temukan Planet Berbatu Terdekat dari Bumi


4. Hujan kaca

(Trivia 4) planet ekstrasuraya menghasilkan hujan horizontal akibat hempasan angin (Foto: Pixabay/ASSY)
Planet ekstrasuraya menghasilkan hujan horizontal akibat hempasan angin. (Foto: Pixabay/ASSY)

HD 189733b merupakan planet ekstrasuraya yang memiliki jarak 63 tahun cahaya dari tata surya. Pertama kali ditemukan pada tahun 2005. HD 189733b mengorbit tiap 50 jam sekali. Diperkirakan suhu planet ini lebih dari seribu derajat celcius sehingga menghasilkan hujan horizontal. Arah hujan ini dikarenakan terhempas angin kencang.

Planet ini menurunkan hujun kaca. Hal ini dikarenakan suhu panas yang membuat permukaan kering sehingga memungkinkan atmosfernya membentuk magnesium silikat (MgSiO3) atau disebut kaca.

5. Hujan berlian

(Trivia 3) Hujan berlian di planet Saturnus, Neptunus, Jupiter dan Uranus. (Foto: Pixabay/DWilliams)
Hujan berlian di planet Saturnus, Neptunus, Jupiter, dan Uranus. (Foto: Pixabay/DWilliams)

Umumnya, manusia merasakan hujan air yang membasahi bumi. Berbeda dengan planet Saturnus, Neptunus, Jupiter dan Uranus yang menurunkan hujan berlian. Planet-planet ini memiliki tekanan dan suhu yang mengandung karbon sehingga membentuk berlian yang memesona. Hal ini dikarenakan badai petir yang mengubah metana jadi karbon yang mengeras membentuk potongan-potongan grafit, barang tambang menyerupai arang batu. Selanjutnya, berubah menjadi berlian.

Ukuran berliannya bisa mencapai satu sentimeter. Hampir setiap tahunnya, planet Saturnus menurunkan seribu ton hujan berlian, seperti dilansir BBC.

6. Hujan metana

Hujan metana di bulan atau titan (Foto: Pixabay/WikiImages)
Hujan metana di bulan atau titan (Foto: Pixabay/WikiImages)

Bulan terbesar Saturnus atau biasa disebut titan, jadi satu-satunya satelit alami yang memiliki atmosfer padat dan benda cair. Terdapat lautan cair yang terbuat dari hidrokarbon, danau, gunung, kabut, samudera air bawah tanah, dan hujan metana di titan. Tak berbeda jauh dengan bumi, titan juga memiliki iklim seperti angin dan hujan. Permukaan yang serupa meliputi bukit pasir, sungai, danau, laut, metana cair dan delta.

Titan mendapat radiasi matahari seratus kali lipat daripada suhu bumi. Hal ini menghasilkan hujan metana cair dan mengikis lapisan es. Memungkinkan terjadi banjir bandang atau gersang. (Dys)

Baca Juga:

'Ad Astra', Gagasan Manusia untuk Tinggal di Planet Lain

#Hujan
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons
Pemprov DKI mengajak dunia usaha, lembaga riset, dan komunitas lingkungan untuk berkolaborasi dalam aksi nyata pengurangan plastik
Angga Yudha Pratama - Minggu, 19 Oktober 2025
Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons
Berita Foto
BRIN Ungkap Alasan Air Hujan Jakarta Bisa Mengandung Mikroplastik
Aktivitas warga memakai payung saat hujan rintik di Kawasan Blok-M, Jakarta, Sabtu (18/10/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 18 Oktober 2025
BRIN Ungkap Alasan Air Hujan Jakarta Bisa Mengandung Mikroplastik
Indonesia
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Sabtu, 18 Oktober, Mulai Ringan hingga Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang
Kota yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di antaranya Medan, Kupang, Pontianak, dan Sorong.
Frengky Aruan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Sabtu, 18 Oktober, Mulai Ringan hingga Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang
Indonesia
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Disertai Petir Akan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 17 Oktober 2025
BMKG juga memberi peringatan ketinggian gelombang dan banjir rob serta suhu panas maksimum 35 derajat celcius di Makassar.
Frengky Aruan - Jumat, 17 Oktober 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Disertai Petir Akan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 17 Oktober 2025
Indonesia
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Disertai Petir Terjadi di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Rabu, 15 Oktober 2025
Hujan ringan hingga disertai petir akan terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia pada Rabu, 15 Oktober 2025, sesuai perkiraan BMKG
Frengky Aruan - Rabu, 15 Oktober 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Disertai Petir Terjadi di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Rabu, 15 Oktober 2025
Indonesia
Prakiraan BMKG: Turun Hujan di Sejumlah Kota Besar Indonesia Jumat, 3 Oktober 2025, dengan Intensitas Ringan hingga Disertai Petir
Hujan disertai petir akan terjadi di beberapa wilayah, seperti Padang, Sumatera Barat; dan Manado, Sulawesi Utara.
Frengky Aruan - Jumat, 03 Oktober 2025
Prakiraan BMKG: Turun Hujan di Sejumlah Kota Besar Indonesia Jumat, 3 Oktober 2025, dengan Intensitas Ringan hingga Disertai Petir
Berita Foto
Peringatan Dini Waspada Hujan Sangat Lebat di Jabodetabek pada 1-2 Oktober 2025
Pengendara motor memakai jas hujan saat hujan deras mengguyur kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/9/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 30 September 2025
Peringatan Dini Waspada Hujan Sangat Lebat di Jabodetabek pada 1-2 Oktober 2025
Indonesia
BMKG Umumkan Hujan Akan Turun di Sebagian Besar Jakarta Sore Hingga Malam pada Minggu (28/9)
Sementara itu, Jakarta Barat dan Pusat diprediksi akan mengalami hujan intensitas sedang sejak sore hingga menjelang malam
Angga Yudha Pratama - Minggu, 28 September 2025
BMKG Umumkan Hujan Akan Turun di Sebagian Besar Jakarta Sore Hingga Malam pada Minggu (28/9)
Lifestyle
Prakiraan Cuaca Akhir Pekan Sabtu, 27 September 2025: Waspadai Hujan Ringan hingga Sedang di Jabodetabek
Prakiraan cuaca Sabtu, 27 September 2025 di DKI Jakarta dan Bodetabek: hujan ringan hingga sedang. Persiapkan payung dan jas hujan sebelum beraktivitas akhir pekan.
ImanK - Jumat, 26 September 2025
Prakiraan Cuaca Akhir Pekan Sabtu, 27 September 2025: Waspadai Hujan Ringan hingga Sedang di Jabodetabek
Indonesia
Prakiraan Cuaca Hari Ini, 25 September 2025: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Ringan
Namun, kondisi berbeda diprediksi untuk wilayah lain
Angga Yudha Pratama - Kamis, 25 September 2025
Prakiraan Cuaca Hari Ini, 25 September 2025: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Ringan
Bagikan