Kesehatan

Penyakit Jantung Bawaan Berdampak ke Stunting

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Minggu, 23 Juli 2023
Penyakit Jantung Bawaan Berdampak ke Stunting

Anak dengan PJB berisiko mengalami stunting. (Foto: Unsplash/Omar Lopez)

Ukuran:
14
Audio:

PENYAKIT jantung bawaan (PJB) pada si kecil dapat memengaruhi pertumbuhannya. PJB memiliki sejumlah gejala, yaitu demam dan batuk berulang, tiba-tiba jongkok saat aktivitas, keringat berlebihan, napas cepat, hingga sesak napas. Salah satu gejala ini bisa menyebabkan anak dengan PJB mengalami sulit makan, sehingga akan mengalami malnutrisi dan stunting.

dr. Sisca Natalia Siagian SpJP (K) mengatakan gejala berupa sesak napas pada pasien PJB dapat membuat anak sulit makan. Kondisi bernapas nan terganggu membuat si kecil sulit untuk menerima asupan makanan, sehingga tubuh akan kekurangan nutrisi. Alhasil, pertumbuhan anak jadi terganggu dan ia akan mengalami kondisi stunting atau tinggi badan berdasarkan usia berada di bawah -2.00 standar deviasi menurut grafik.

Baca Juga:

Stunting Bukan Sekadar Akibat Anak Susah Makan

Selain itu, lanjut Sisca, PJB dapat mengganggu metabolisme tubuh. Proses metabolisme nan terganggu membuat energi yang diserap anak dari makanan terkuras. "Karena ada penyakit jantung bawaan, pasien membutuhkan energi lebih. Kalau anak yang tubuhnya biru (hipoksia) maka akan memengaruhi hormon insulin," ujar Sisca kepada merahputih.com saat ditemui di Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Anak yang sulit menerima asupan makanan akan mengalami stunting. (Foto: Unsplash/Ben Wicks)

Tak hanya itu, PJB juga membuat organ tubuh bekerja tidak maksimal. Seperti usus, anak yang mengidap PJB tidak bisa menyerap air sepenuhnya akibat terjadinya pembengkakan pada organ tubuh ini.

"Misalnya ususnya bengkak. Jadi bagian tempat yang harusnya menyerap air, jadi tidak optimal," tambah Sisca menjelaskan pengaruh PJB terhadap usus.

Baca Juga:

Kota Layak Anak Terganjal Data 788 Anak Alami Stunting dan Pernikahan Dini

Untuk anak yang mengalami gejala sesak napas, Sisca menyarankan agar orang tua tetap memberikan asupan makanan agar nutrisi terpenuhi. Namun, orang tua mesti bersabar karena pemberian asupan harus dilakukan secara bertahap, tidak bisa langsung dengan porsi normal seperti untuk anak-anak pada umumnya.

Beri makan anak secara bertahap. (Foto: Unsplash/hui sang)

Sisca menegaskan agar orang tua memberikan makan sampai lima kali sehari, namun mengurangi porsinya agar anak merasa nyaman. "Kita akan mengajarkan ibunya untuk memberikan makan secara bertahap. Jadi porsi sedikit tapi diulang," tuturnya.

PJB dapat diatasi dengan dua cara, yakni konservatif dan operasi. Untuk konservatif, dokter akan melakukan pemantauan secara berkala dan memberikan obat-obatan. Sementara pada metode operasi, pasien akan menjalani operasi total atau operasi bertahap.

Selain itu, agar ibu lebih siap merawat si kecil nan memiliki PJB, Sisca menyarankan agar melakukan skrining sejak dini. Ia mengatakan skrining PJB sudah bisa dilakukan sejak 18 minggu usia kehamilan. "Setidaknya ibunya sudah siap (merawat anak dengan PJB setelah skrining). Akhirnya ibunya juga lebih cepat dan tanggap dari awal untuk mencari dokter," tutupnya. (ikh)

Baca Juga:

Bangun Sinergisitas Cegah Stunting

#Kesehatan #Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan