Kota Layak Anak Terganjal Data 788 Anak Alami Stunting dan Pernikahan Dini


Pderlunya memperhatikan anak-anak dari stunting. (Pexels/naomi shi)
KEINGINAN Pemkot Solo, Jawa Tengah menjadikan Kota Layak Anak (KLA) tidak berjalan mudah. Hal itu terjadi karena masih adanya 788 anak alami dtunting dan pernikahan dini.
Kepala Data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo, Purwanti mengatakan sedikitnya ada 788 anak dinyatakan stunting pada 2022 lalu. Jumlah tersebut dinyatakan lebih parah dari tahun sebelumnya dengan salah satu faktor pemicu kelahiran di masa pandemi.
Baca Juga:

"Sebanyak 788 anak yang berstatus stunting di 2022 harus diselesaikan untuk menjadi kota layak anak. Dari sisi internal kita kuatkan fungsi keluarga, tapi dari sisi ekonomi juga perlu dikuatkan," kata Purwanti, Selasa (7/3).
Dikatakannya, fenomena stunting pada anak bersifat dinamis. Terlebih selama pandemi COVID-19 melanda beberapa waktu lalu. Puskesmas yang belum bisa beroperasi maksimal jadi salah satu faktor pemicunya.
"Kasus naik karena 2021 masih pandemi, ukurannya karena posyandu juga belum banyak yang buka dan penimbangan masih door to door sehingga belum optimal," katanya.
Masalah lain menghambat status Kota Layak Anak, kata dia, kasus pernikahan anak dibawah umur atau pernikahan dini. Fenomena ini tersebar di setiap kecamatan di Kota Solo.
Baca Juga:

"Kami mencatat sedikitnya ada 10 kasus pernikahan anak sepanjang 2023 ini. Sementara di 2022 lalu, totalnya ada 102 pernikahan anak," tandasnya
Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming mengatakan fenomena stunting dan pernikahan dini masih jadi PR besar yang perlu dituntaskan oleh pemerintah. Untuk mencapai Kota Layak Anak, ia meminta seluruh jajarannya bisa menekan kasus stunting jadi nol kasus.
"Kita targetkan 2024 angka kasus stunting nihil," tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Bidan Punya Peran Penting dalam Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Anak
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
