Stunting Bukan Sekadar Akibat Anak Susah Makan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Minggu, 25 Juni 2023
Stunting Bukan Sekadar Akibat Anak Susah Makan

Anak berisiko mengalami stunting di usia 1000 hari pertamanya. (Foto: Unsplah/Omar Lopez)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DOKTER Rindang Asmara, MPH, bersama 1000 Days Fund memiliki fokus untuk menangani masalah stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT). Rindang mengatakan angka stunting di NTT masih tinggi. Sulitnya akses air bersih di sebuah daerah seperti NTT juga menjadi masalah utama di sana nan menyebabkan masih banyak anak-anak mengalami stunting.

Rindang dalam sebuah diskusi media yang dihelat oleh Maverick Indonesia di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, mengatakan selama ini banyak masyarakat masih memahami stunting terjadi karena anak susah makan, sehingga kekurangan gizi dan nutrisi. Padahal, akses air bersih bisa menjadi faktor lainnya.

Baca Juga:

Kota Layak Anak Terganjal Data 788 Anak Alami Stunting dan Pernikahan Dini

Di daerah, lanjut Rindang, anak-anak secara tidak langsung mengonsumsi air tidak bersih yang digunakan sebagai campuran mengolah susu formula. Alhasil, anak akan terserang diare karena banyaknya bakteri pada air tidak bersih. "Jadi apapun yang dikonsumsi anak, akan dipakai tubuhnya untuk melawan infeksi atau akan keluar saja dari diarenya," kata perempuan yang menjabat sebagai COO 1000 Days Fund itu.

Diare akan membuat anak mengalami infeksi berulang. Semua nutrisi dari makanan dikonsumsi yang dibutuhkan tubuh untuk mendukung masa pertumbuhan, akan terbuang sia-sia akibat diare. Apabila kondisi ini sering terjadi, anak akan mengalami stunting atau tinggi badannya tidak normal pada usianya.

Sanitasi air bersih menjadi penyebab stunting di daerah. (Foto: Unsplash/Gallery DS)

"Menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/ tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK," demikian definisi stunting seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Berbeda dengan di daerah, di perkotaan, meskipun akses air bersih mudah, risiko anak mengalami stunting tetap tinggi karena kehadiran ultra process food. Ketika anak mengonsumsi ultra process food, anak akan merasa kenyang padahal belum mengonsumsi makanan bergizi dengan nutrisi seimbang.

Ultra process food, seperti dimuat di laman SehatQ ialah makanan yang melewati beberapa tahap pemerosesan. Contoh ultra process food ialah keripik kentang, biskuit, kentang goreng, permen, roti kemasan, hingga mi instan.

Baca Juga:

Bangun Sinergisitas Cegah Stunting

"Saat dia (anak) makan ultra processed food, otaknya akan memberi tahu badannya bahwa dia tidak lapar. Orang tua akan menganggap anaknya tidak mau makan, dia makannya susah," tutur Rindang menjelaskan dampak anak mengonsumsi ultra process food yang berujung ke stunting.

Masalah stunting memang kompleks. Perlu adanya kolaborasi dari sejumlah pihak untuk mensosialisasikan tentang definisi stunting secara menyeluruh. Seperti yang dilakukan 1000 Days Fund- organisasi non-profit yang berfokus mencegah stunting di Indonesia.

1000 Days Fund memiliki program pelatihan kader posyandu agar mereka memahami stunting secara menyeluruh. Dengan begitu, kader dapat mengedukasi kepada para orang tua mengenai langkah-langkah perlu dilakukan pada 1000 hari pertama usia anak (dari kandungan hingga usia dua tahun) agar kelak tidak mengalami stunting.

Dokter Rindang Asmara (kanan) bersama 1000 days fund berkomitmen untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Indonesia. (Foto: Maverick Indonesia)

Data Litbang Kemenkes 2019 mengungkapkan terdapat lebih dari 1,5 juta kader posyandu di Indonesia dan 90 persen di antaranya tidak terlatih. Hal ini sangat signifikan mengingat lebih dari 66 persen penduduk Indonesia bergantung pada posyandu untuk intervensi 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).

Maka dari itu, 1000 Days Fund telah bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan pelatihan bagi lebih dari 54.000 kader posyandu yang tersebar di 28 pulau. Sebanyak 87,5 persen kader posyandu merasa lebih percaya diri dalam mengedukasi keluarga dan 77,7 persen orang tua telah memahami apa itu stunting, penyebab, dan bagaimana cara mencegahnya.

Kader posyandu adalah individu yang dipilih oleh anggota masyarakat dan bekerja dengan semangat sukarelawan. Umumnya, mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan seperti dokter, perawat, maupun bidan.

“Melalui strategi pelatihan kader posyandu, kami melihat korelasi yang positif antara peningkatan kapasitas kader dengan penurunan angka stunting,” tutup Rindang. (ikh)

Baca Juga:

Yuk, Cegah Obesitas Anak Sejak Dini

#Parenting #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Bagikan