Kesehatan Mental

Mengenal Sadomasokisme, Suka Diperlakukan Kasar?

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 25 Agustus 2020
Mengenal Sadomasokisme, Suka Diperlakukan Kasar?

Sadomasokis tak pernah tampak di permukaan. (Foto: Unsplash/Artem Labunsky)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BICARA soal kekerasan, siapa yang suka diperlakukan secara tidak pantas? Kebanyakan orang bahkan menuntut kasus kekerasan dan membawanya ke meja pengadilan. Tak terkecuali dalam kehidupan seksual seseorang, pemaksaan dan bertindak kasar dalam berhubungan intim bisa dijerat hukum. Namun, ada juga lho yang justru bahagia saat disakiti selama berhubungan intim.

Melansir dari psychologytoday.com, jika yang terbesit dalam pikiran mengenai kekerasan dalam hubungan intim hanya seputar BDSM, kamu salah besar! Perilaku seksual menyimpang ini dinamakan sadomaskisme. BDSM merupakan kegiatan seksual dengan unsur penguasa dan penyerahan. Sehingga meskipun sering menggunakan alat-alat menyeramkan.

Baca Juga:

4 Cara Mengatasi Masalah Kesehatan Mental

BDSM ini tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebihan. Sementara sadomasokisme membutuhkan kekerasan sampai menimbulkan rasa kesakitan yang luar biasa. Perilaku ini sudah termasuk ke dalam daftar penyakit jiwa yang perlu ditangani lebih lanjut. Karena ternyata sadomasokisme dipicu rasa trauma berat dari peristiwa masa lalu. Yuk simak ulasan berikut ini.

1. Traumatis di masa lalu

kesehatan
Ada trauma kekerasan di masa kecil. (Foto: Pexels/Kat Jayne)

Terjadi perlakuan kasar, baik secara fisik maupun verbal yang diterima oleh seseorang di masa kecil bisa mempengaruhi kehidupan seksual di masa depan. Lama-lama dirinya akan merasa bahwa kekerasan itu merupakan hal yang lumrah terjadi. Pada akhirnya kekerasan dalam berhubungan intim menjadi tujuan utama dalam hidupnya. Mereka tidak akan pernah merasa puas jika pasangannya tidak memiliki keinginan yang sama dalam hubungan seksual.

Baca Juga:

Ghosting, Berbahaya Bagi Kesehatan Mental

2. Dendam berujung nikmat

kesehatan
Selalu berusaha membalaskan rasa sakitnya pada orang lain. (Foto: Pixabay/Zaimful))

Sesungguhnya pengidap sadomasokisme tidak serta merta merasa bahagia. Mereka sangat dendam ketika diperlakukan kasar di masa lalu. Akibatnya tidak hanya pengidap yang ingin diperlakukan kasar. Namun mereka juga bisa seenaknya berlaku kasar ketika berhubungan intim dengan pasangannya. Gangguan jiwa seperti ini berisiko menimbulkan korban jiwa.

3. Sangat berbahaya

kesehatan
Bisa menyebabkan kematian. (Foto: Pixabay/Free-Photos)

Kesehatan jiwa dan mental memang masih menjadi topik yang tabu di tengah masyarakat. Itulah sebabnya masih belum banyak orang yang berani speak up tentang gangguan-gangguan jiwa. Selain bisa membahayakan jiwa orang lain, sadomasokisme juga bisa berujung kematian pada pengidapnya sendiri. Sebaiknya segera mencari bantuan profesional untuk melakukan terapi rutin. (mar)

Baca Juga:

Enggak Melulu Buruk, Hujan Punya Manfaat Baik untuk Kesehatan Mental dan Fisik

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Bagikan