Mengenal Sadomasokisme, Suka Diperlakukan Kasar?
Sadomasokis tak pernah tampak di permukaan. (Foto: Unsplash/Artem Labunsky)
BICARA soal kekerasan, siapa yang suka diperlakukan secara tidak pantas? Kebanyakan orang bahkan menuntut kasus kekerasan dan membawanya ke meja pengadilan. Tak terkecuali dalam kehidupan seksual seseorang, pemaksaan dan bertindak kasar dalam berhubungan intim bisa dijerat hukum. Namun, ada juga lho yang justru bahagia saat disakiti selama berhubungan intim.
Melansir dari psychologytoday.com, jika yang terbesit dalam pikiran mengenai kekerasan dalam hubungan intim hanya seputar BDSM, kamu salah besar! Perilaku seksual menyimpang ini dinamakan sadomaskisme. BDSM merupakan kegiatan seksual dengan unsur penguasa dan penyerahan. Sehingga meskipun sering menggunakan alat-alat menyeramkan.
Baca Juga:
BDSM ini tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebihan. Sementara sadomasokisme membutuhkan kekerasan sampai menimbulkan rasa kesakitan yang luar biasa. Perilaku ini sudah termasuk ke dalam daftar penyakit jiwa yang perlu ditangani lebih lanjut. Karena ternyata sadomasokisme dipicu rasa trauma berat dari peristiwa masa lalu. Yuk simak ulasan berikut ini.
1. Traumatis di masa lalu
Terjadi perlakuan kasar, baik secara fisik maupun verbal yang diterima oleh seseorang di masa kecil bisa mempengaruhi kehidupan seksual di masa depan. Lama-lama dirinya akan merasa bahwa kekerasan itu merupakan hal yang lumrah terjadi. Pada akhirnya kekerasan dalam berhubungan intim menjadi tujuan utama dalam hidupnya. Mereka tidak akan pernah merasa puas jika pasangannya tidak memiliki keinginan yang sama dalam hubungan seksual.
Baca Juga:
2. Dendam berujung nikmat
Sesungguhnya pengidap sadomasokisme tidak serta merta merasa bahagia. Mereka sangat dendam ketika diperlakukan kasar di masa lalu. Akibatnya tidak hanya pengidap yang ingin diperlakukan kasar. Namun mereka juga bisa seenaknya berlaku kasar ketika berhubungan intim dengan pasangannya. Gangguan jiwa seperti ini berisiko menimbulkan korban jiwa.
3. Sangat berbahaya
Kesehatan jiwa dan mental memang masih menjadi topik yang tabu di tengah masyarakat. Itulah sebabnya masih belum banyak orang yang berani speak up tentang gangguan-gangguan jiwa. Selain bisa membahayakan jiwa orang lain, sadomasokisme juga bisa berujung kematian pada pengidapnya sendiri. Sebaiknya segera mencari bantuan profesional untuk melakukan terapi rutin. (mar)
Baca Juga:
Enggak Melulu Buruk, Hujan Punya Manfaat Baik untuk Kesehatan Mental dan Fisik
Bagikan
Berita Terkait
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja