SIAPA yang tidak mengenal gunung yang indah satu ini. Ya, Gunung Prau. Gunung yang terletak di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah ini sempat ditutup selama enam bulan akibat adanya pandemi COVID-19. Namun, pihak setempat kembali membuka untuk umum di September.
Jika ingin mendaki Gunung Prau, peserta dapat memilih lima jalur yang ingin dilalui, yakni Wates, Dieng, Patakbanteng, Kalilembu, dan Dwarawati. Selama ini, jalur yang paling sering dilalui pendaki adalah Wates dan Patakbanteng. Ada satu jalur yang merupakan jalur resmi, yaknk Igirmranak. Jalur ini terbilang baru karena resmi dibuka pada 2015.
Baca juga:
Mengeksplorasi Wisata Desa Tertinggi di Jawa Bersama Kembali Berwisata

Jalur Wates merupakan jalur yang berada di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Nah ternyata, Wates sering dijadikan alternatif karena para pendaki dapat menyaksikan sunrise dengan jelas meskipun belum sampai di camping ground. Hal ini dikarenakan Wates berada di tenggara Gunung Prau.
Untuk menyaksikan sunrise, kamu harus menempuh jarak sekitar 4,7 kilometer dari basecamp hingga sunrise camp atau kerap disebut sebagai Bukit Rindu. Lamanya perjalanan kira-kira memakan waktu tiga jam. Jalurnya sangat nyaman karena cukup landai.
Sebelum mendaki, ada beberapa syarat yang wajib kamu lakukan, terlebih di masa pandemi saat ini. Ketua KPA Sahabat Alam Warisman mengatakan, para peserta wajib membawa surat sehat atau surat dokter yang menandakan kamu sehat.
"Ya sesuai protokol kesehatan. Masker cadangan per orang, hand sanitizer, sarung tangan. Itu yang harus dipersiapkan selama masa pandemi ini. Untuk tiket masuk kita di harga Rp25 ribu. Sudah termasuk fasilitas seperti kamar mandi, charger, dan penitipan barang," tuturnya.
Nah buat kamu kaum mager atau yang enggak mau capek, kamu bisa naik ojek lho dari basecamp ke pos satu. Cukup dengan membayar Rp20 ribu, energimu masih tersimpan banyak untuk mendaki ke pos-pos lainnya.

Terdapat tiga pos yang bisa kamu lewati di jalur Wates. Pos satu adalah Blumbang Kodok dengan ketinggian 1977 MDPL, biasanya menjadi tempat para peserta memulai perjalanan dengan briefing dan berdoa. Uniknya, di pos satu saja kamu sudah bisa menyaksikan sunrise.
Untuk mendaki dari pos satu ke pos dua (Cemaran 2122 MDPL) memakan waktu sekitar 45 menit. Selama mendaki, kamu akan menemukan batang pohon besar yang biasanya dijadikan tempat istirahat sementara para pendaki.
Untuk pendaki pemula, jalur yang akan kamu lewati cukup menantang. Meskipun landai, mungkin kamu akan merasa letih walaupun baru mendaki beberapa meter. Kamu akan menemukan akar pohon yang menghalangi jalan dan debu akibat pijakan kaki pendaki lain di atasmu.
Setelah sampai di pos dua, para pendaki biasanya istirahat sejenak sambil meneguk air yang mereka bawa.
Baca juga:
Menjelajah Wisata Kawah Putih di Era New Normal Bersama Travel Trip

Perjalanan belum berakhir. Butuh waktu sekitar 30 menit menuju pos tiga (Sudung Dewo 2375 MDPL). Nah pos dengan lahan yang cukup luas ini biasanya dijadikan tempat camping. Disini kamu bisa mendapatkan sumber mata air langsung dan menyaksikan sunrise.
Tahan dulu, perjalanan hampir usai. Untuk menyaksikan sunrise yang indah di Bukit Rindu, tapak kakimu harus melewati jalur yang disebut Tangga Cinta. Dinamakan Tangga Cinta karena kamu perlu usaha dan semangat pantang kendur untuk bisa mencapai tujuan, yakni melihat sunrise di Bukit Rindu.
Papan tulisan Bukit Rindu sudah di depan mata. Eits, jangan senang dulu. Kamu harus menempuh jalur yang cukup menanjak dan perlu berhati-hati. Selama menuju ke titik akhir, akan ada banyak tenda dari para pendaki lainnya yang kamu temui.

Perjalanan telah usai, fajar pun memanggil. Ini saatnya mengeluarkan kamera dari bilik tas bawaanmu. Kamu akan menyaksikan beberapa pemandangan di sini, seperti Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Kembang. Ada juga Gunung Merbabu dan Gunung Merapi yang malu-malu alias tertutup kabut dan awan karena jaraknya yang jauh.
Usai foto, jangan lupa "pamer" ke teman-temanmu ya, Sobat Merahputih. (and)
Baca juga:
Menjajal Uniknya Cita Rasa Mie Ongklok di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng