DUKUN beranak atau dikenal juga dengan sebutan Paraji menjadi bagian dari budaya Indonesia. Mereka memainkan peran penting sejak bayi lahir dan tumbuh dengan berbagai proses ritualnya. Paraji tak banyak ditemukan pada era modern saat ini. Cenderung menuju kepunahan.
Sando sebutan dukun beranak dalam budaya Sumba, pada masanya dikenal bukan sekedar orang yang membantu perempuan melahirkan. Lebih dari itu paraji memiliki kesaktian tertentu yang keberadaannya cukup disegani di masyarakat.
Baca Juga:
Moana, Upacara Menyambut Kelahiran Bayi Suku Pamona di Sulawesi

Kemudian cerita dari mulut ke mulut semakin memperkuat eksistensi kesaktian para dukun beranak ini. Dukun beranak yang disebut sanro makkiana dalam budaya Bugis tak lepas pula dengan kesaktian yang diperlihatkan dari mantra atau benda-benda tertentu, demikian dilansir dari voi.id.
Sayangnya pada masa kolonial pamor dukun beranak mulai dikikis oleh ahli-ahli medis dan kesehatan Belanda. Mereka melihat bahwa dukun beranak atau Biang dalam budaya Minahasa, tidak menguasai praktek-praktek persalinan. Meskipun dianggap sakti dan mampu menolong orang, pada saat itu angka kematian bayi dan ibu bersalin tetap tinggi.
Peran dukun beranak pada saat ini memang telah berubah dan hanya dianggap sebagai pendamping bidan saja. Namun perannya sangat besar di masa lalu yang secara psikologis dapat membantu ibu untuk bersalin dengan lancar. Dengan mantra-mantranya dia akan membacakannya lalu meniupkan ke ubun-ubun dan miss V ibu yang hendak bersalin.
Baca Juga:

Dukun beranak di zaman modern ini memang seperti tidak terlihat secaa nyata, namun mereka masih tetap setia berada dalam masyarakat. Kebutuhan masyarakat yang merasa harus menjalankan ritual-ritual tradisional memang hanya dapat dilakukan oleh dukun beranak.
Dilansir dari Vice, dukun beranak tak hanya membantu proses melahirkan, namun juga setelahnya. Seperti di Cirebon ada ritual bernama Garangan yang biasanya dilakukan oleh para perempuan yang telah melahirkan. Garangan adalah ‘mandi uap’ yang merupakan bagian dari selamatan pasca ibu melahirkan. Semua bahan disiapkan oleh paraji itu, yang tentunya sangat tradisional.
Tak hanya itu saja, dukun beranak memiliki keahlian khusus yang tak dimiliki orang lain. Salah satunya adalah keahlian memijat bayi. Mereka tahu harus memijat bagian-bagian badan dari bayi. Mereka tahu betapa ringkihnya bayi yang dipijat dan seberapa besar tekanannya. Dukun beranak ini membantu ibu-ibu muda yang baru melahirkan untuk merawat bayinya dengan baik. Pengetahuan mereka adalah kebijakan lokal yang patut dilestarikan. (psr)
Baca Juga:
Jatkarma Samskara, Upacara Menyambut Kelahiran Bayi dalam Budaya Hindu Bali