Moana, Upacara Menyambut Kelahiran Bayi Suku Pamona di Sulawesi
(Ilustrasi) Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi untuk menyambut kelahiran bayi. (Foto: Padukata)
MASYARAKAT Indonesia memiliki beragam cara dan tradisi unik untuk merayakan kelahiran bayi di setiap daerah. Salah satunya tradisi yang dilakukan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan bernama Moana.
Ya, kamu mungkin pernah mengetahui nama ini yang menjadi salah satu judul film animasi Disney. Namun di daerah tersebut, Moana merupakan sebuah tradisi yang dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi. Upacara Moana dilakukan sebagai tanda rasa syukur dengan harapan membawa kebaikan bagi sang bayi.
Sejak dulu, nenek moyang Suku Pamona di Sulawesi melakukan tradisi Moana dan masih diwariskan secara turun temurun. Sang bayi yang melakukan upacara Moana diharapkan selalu dikaruniai keselamatan dan kesehatan.
Tradisi ini mencakup dua hal pokok, yakni pemotongan atau perawatan tumbuni (plasenta) dan upacara naik umbu (ayunan). Serangkaian upacara menjadi ciri khas dari tradisi Moana. Setelah kelahiran dilaksanakan pemotongan yang dilakukan oleh topopanuju (dukun adat yang membantu persalinan) dan perawatan tumbuni.
Baca juga:
Jatkarma Samskara, Upacara Menyambut Kelahiran Bayi dalam Budaya Hindu Bali
Biasanya pasangan Suku Pamona baru membangun rumahnya sendiri setelah memiliki dua sampai tiga anak. Sepuluh hari menjelang hari kelahiran, undangan kepada sanak saudara mulai disebar untuk menghandiri Upacara Moana.
Sang pemilik hajat harus menyiapkan seperangkat sirih pinang (sirih, pinang, tembakau, kapur, dan wompo/ tempat sirih pinang) seperangkat piring adat, dan tembale. Tembale adalah ruangan khusus untuk melaksanakan Upacara Moana, proses pembuatannya juga dipimpin oleh topopanuju dan to tua ada’ (ketua-ketua adat).
Selain itu, Ayam, beras ketan, telur ayam, air bersih, sembilu (kulit buluh tajam), satu lembar mbesa (kain adat), lalu seperangkat parang dan tombak juga harus dipersiapkan.
Baca juga:
Ragam Budaya pada Prosesi Upacara Bayi dan Kematian di Indonesia
Upacara Moana diawali dengan memotong tumbuni, sebelumnya topopanuju mengurut-urut tumbuni dan memandikan sang jabang bayi.
Lalu piring adat diletakkan di bawah tali pusat yang akan dipotong, sebelumnya mantera-mantera dibacakan untuk keselamatan sang bayi, dan dipotonglah tali pusat dengan sembilu. Rangkaian prosesi tersebut dilakukan di tembale yang letaknya dekat kamar sang ibu.
Di saat yang bersamaan, keluarga dan semua tamu yang hadir membunyikan semua benda-benda yang ada di sekitar tempat upacara pemotongan tali tumbuni. Itu dilakukan dengan harapan agar sang bayi terhindar dari segala gangguan roh halus.
Rangkaian upacara yang kedua adalah naik umbu atau ayunan. Selama tujuh hari sang jabang bayi berada dalam umbu dengan didampingi topopanuju, ibu, dan keluarganya. Selama adat naik umbu, kaki bayi tidak boleh menyentuh tanah, karena berisiko diganggu makhluk halus atau 'kakaknya'. (*)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'