Kampanye Gargle, Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya?


Gargle merupakan tindakan yang ringan tetapi memiliki manfaat yang sangat baik untuk tubuh kita. (Foto: freepik/freepik)
KITA sudah tidak asing lagi dengan anjuran berkumur-kumur setelah makan ataupun sebelum tidur. Tapi, apakah kamu tahu tentang gargle?
Berkumur-kumur di mulut sampai tenggorok tetapi tidak ditelan itu disebut dengan gargle atau gargling. Gargle adalah kegiatan mencuci tenggorok dengan mengeluarkan udara napas, tapi tidak ditelan.
Baca Juga:
Kepala Pimpinan Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia (Perhati-KL), Prof Dr dr Jenny Bashiruddin, Sp.T.H.T.K.L.(K) mengatakan kegiatan gargle atau gargling merupakan tindakan ringan tetapi memiliki manfaat sangat baik untuk tubuh kita.

"Memasuki masa new normal, kegiatan gargle menjadi penting bagi perilaku sehari-hari. Apalagi kebersihan saluran pernapasan khususnya bagian atas seperti hidung, mulut dan tenggorok sangatlah penting agar dapat mencegah infeksi virus COVID-19," kata Jenny dalam Press Launch Kampenye 'Waktu Indonesia Gargle', Senin (16/3).
Baca Juga:
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Studi Laring Faring Perhati-KL, dr Arie Cahyono Sp.T.H.T.K.L(K) mengatakan kesehatan rongga mulut merupakan hal penting karena merupakan port de entry atau pintu masuk dari banyak penyebab penyakit. Gargling bisa dijadikan salah satu kegiatan sehari-hari atau perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan untuk mencegah dari berbagai potensi penyakit melalui saluran napas atas ini.

Gargling atau ber-gargle dapat dilakukan dengan asas 3T yaitu Tuang, Teguk, Tengadah. Caranya ikuti langkah berikut :
1. Tuang cairan gargle
2. Teguk dan tahan cairan di kerongkongan
3. Tengadahkan kepala sejauh 45 derajat
4. Tahan cairan di tenggorok dan keluarkan udara lewat mulut selama 30 detik
5. Buang cairan dan hindari makan selama 30 menit setelah ber-gargle.
Cairan yang bisa digunakan untuk melakukan gargle ini cukup beragam. Gargle bisa dilakukan dengan menggunakan natural agent seperti air putih, air garam ataupun teh hijau. Gargling dengan menggunakan bahan synthetic agents bisa dilakukan dengan bahan yang mengandung Polyvinilpyrrolidone-iodine(PVP-1).
“Untuk perlindungan ekstra antiseptik Povidone Iodine (PVP-1) dapat menjadi salah satu pilihan cairan gargle, karena terbukti memiliki spektrum luas, termasuk untuk membunuh kuman penyebab penyakit di rongga mulut dan tenggorok,” jelas Arie.
Cairan antiseptik Povidone Iodine (PVP-1) juga diketahui memiliki aktivitas antiinfeksi terhadap bakteri, jamur, virus, termasuk Coronavirus. "Efektivitas PVP-1 dalam melawan Covid-19 telah banyak dibuktikan melalui berbagai studi," ujarnya.
Selain ber-gargle menggunakan PVP-1 dapat digunakan untuk mengatasi gusi bengkak, sakit tenggorok, sariawan, bau mulut dan napas tidak segar. Kamu tidak perlu khawatir akan efek samping karena ber-gargle menggunakan PVP-1 tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan mukosa mulut.
Masyarakat dianjurkan untuk ber-gargle setidaknya dua kali sehari selama 30 detik sesuai kebutuhan seperti saat keluar rumah dan setelah bertemu orang lain. Silahkan mencoba ya! (dgs)
Baca Juga:
Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Virus Corona
Bagikan
Berita Terkait
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet

The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
