Kalah Main Game, Si ‘Noob’ Mulai Banyak Alasan
“ADUH, ngelag nih!!” Ujar si noob atau anak baru menyalahkan koneksi pas lagi main game bareng teman-teman pas lagi kalah. Biasanya orang enggak jago-jago amat memang banyak alasan. Biar terkesan kalah bukan karena skill bermain melainkan hal-hal teknis.
Main game di malam hari dan party berlima dengan teman-teman memang asyik, apalagi semuanya gabung ke Discord biar komunikasi makin lancar. Mau mode game apa pun langsung sikat aja asal seru. Namun, patur diingat, main game pasti harus siap menang dan kalah. Kedengarannya sederhana, tapi pas kalah ada banyak alasan mulai disiapkan.
Sedikit kilas balik, anak generasi 90-an pasti pernah datang ke rental PS setiap minggu atau pas pulang sekolah. Isi tas sekolahnya pasti mayoritas perlengkapan tempur untuk main di rental, seperti baju ganti, uang lebih, remote TV, universal, dan stik PS cadangan biar makin jago. Stik PS sengaja dibeli karena biasanya di rental tombolnya kurang presisi sehingga megganggu kenyaman bermain.
Ujung-ujungnya pas kalah, malah menyalahkan stik PS mereka sendiri. Lah, gimana? Berikut alasan-alasan si noob pas kalah main game.
Baca juga:
1. Lag
Rata-rata jenis game dimainkan game online menggunakan koneksi internet. Enggak usah malu-malu, alasan klasik ini pasti sering dilontarkan untuk menutupi kegagalan saat bermain game online. Semua gamers pasti pernah merasakan betapa menjengkelkan jika lag terjadi. Lagi asyik-asyik war di game, eh malah patah-patah karena koneksi.
Menggunakan lag sebagai alasan kegagalan seakan menjadi cara paling mudah agar tidak terlihat payah. Namun, kita tidak pernah tahu, bisa saja pemain tersebut benar-benar mengalami lag dan kebetulan terjadi di tiap kali terjadi pertempuran.
2. Udah lama enggak main
“Sorry udah lama enggak main, jadi kaku”. Pret! Yang namanya jago sih mau di mana dan kapan saja tetap jago. Memang sih gamers juga punya kehidupan seperti bekerja, sekolah, atau kuliah mengharuskan mereka meninggalkan dunia game sejenak. Namun, ucapan pamungkas ‘udah lama enggak main’ terkadang sulit untuk diterima, kenapa ya?
Kalau memang benar sudah lama enggak main, coba lihat profil mereka dan kapan terakhir kali main. Jika memang baru kembali bermain lagi, mungkin bisa dimengerti. Namun, kebanyakan mereka bersembunyi di balik kata tersebut, padahal terakhir kali main kemarin. Nice try, but not good enough.
3. Masalah di keyboard, mouse, stik, atau monitor
Masih ingat dengan zaman mouse masih menggunakan bola di bagian bawah? Pasti kamu sering menemukan gamers memakai kalimat ‘mouse gue bolanya macet’ sebagai alasan saat kalah.
Di zaman sekarang begitu mouse sudah wireless, alasan baru muncul ‘baterai mouse gue habis’. Tunggu saja nanti sampai tiba-tiba bilang ‘aduh mouse gue tiba-tiba hilang’.
Enggak cuma mouse, perangkat pendukung bermain game seperti stik, keyboard, dan monitor juga sering dijadikan alasan kalah.
Baca juga:
4. Menyalahkan tim
“Tim gue noob, banyak feeder-nya”. Terkadang salah satu pemain menggunakan rekan timnya sebagai alasan di balik kekalahan karena tidak tahu siapa saja rekan tim mereka.
Di momen tersebut lahirnya budaya toxic dari bermain game multiplayer online, seperti Dota 2, Mobile Legends: Bang Bang, League of Legends, dan lain sebagainya. Apalagi di mode Ranked Match, para pemainnya jago-jago. Kalau ada satu jadi beban, bisa kalah gamenya.
5. Musuhnya nge-cheat
Alasan seperti ini mungkin ada benarnya jika memang player lain menggunakan cheat. Cheater menjadi masalah serius dan membuat jengkel para pemain.
Namun, keberadaannya bisa dibedakan antara memang jago dengan menggunakan program bantuan. Apabila gamers tersebut enggak terbukti menggunakan program apa pun, siap-siap saja kamu menjadi bahan ejekan dari pemain tersebut. (and)
Baca juga: