Jamu, Minuman Tradisional Negeri Aing Penuh Khasiat

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 28 Juni 2021
Jamu, Minuman Tradisional Negeri Aing Penuh Khasiat
Jamu sejak dulu sudah dipercaya dapat menyehatkan dan menambah imun tubuh. (Foto: dmo.or.id)

"JAMU.. jamu.. !! Yang pegal, masuk angin bisa diminum jamunya," begitu kode penjual jamu ketika menjajakan dagangannya dengan digendong, pakai sepeda, atau motor. Minuman herbal kesehatan asli Negeri Aing ini memang sudah dipercaya dapat menyehatkan tubuh sejak dulu. Eksistensinya pasang surut tetapi sangat terlihat jelas peningkatannya ketika pandemi melanda Indonesia.

Peningkatan permintaan bahkan membuat beberapa bahan jamu dipercaya dapat meningkatkan imun tubuh di masa pandemi, seperti jahe sempat langka di pasar. Meski ada, harganya jauh lebih mahal dan kualitas tidak bisa dikatakan baik. Dalam kondisi normal, jahe biasanya dijual kisaran Rp 30 ribuan saja sekilo. Tetapi, saat pandemi meroket kisaran Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu.

Baca juga:

Laksa, Kuah Santannya Menggoyang Lidah Aing

Membludaknya informasi di media sosial mengenai Corona, membuat masyarakat mendapatkan informasi simpang siur dan tidak tahu kebenerannya. Dan hanya bisa mencoba serta melakukannya. Sempat ramai jamu Mpon-mpon dianggap mampu menangkal COVID-19, padahal khasiatnya justru meningkatkan imun, bukan sebagai obat.

Anggapan tersebut sering membuat bahan atau barang dianggap dapat mengatasi virus, mengalami kenaikan pembeli secara drastis. Ujung-ujungnya barang tersebut akan langka dan naik harganya. Seperti contohnya masker dan jahe.

Jahe sering dijadikan bahan untuk membuat minuman herbal seperti jamu. (Foto: pixabay/Brett_Hondow)


Mengutip Antara, Ketua Umum Perkembangan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, dr.Inggrid Tania, M.SI menjelaskan masyarakat perlu mengingat obat herbal seperti jamu merupakan salah satu upaya mengingkatkan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) saja.

Memang, minuman herbal seperti jamu dipercaya sejak zaman dulu sebagai minuman tradisional kebugaran asli dari Negeri Aing. Tak heran, banyak orang cepat percaya dengan informasi beredar bahwa minum jamu atau wedang jahe dapat meningkatkan imun tubuh dan mencegah terserang penyakit.

Meski dipercaya akan khasiatnya untuk tubuh sejak ratusan tahun lalu, mungkin anak zaman sekarang belum pernah mencicipi jamu. Bisa jadi beberapa macam jamu cukup populer ini bisa kamu rasakan nanti ketika bertemu tukang jamu di jalan.

Bahan-bahan campuran membuat jamu beras kencur kedawung. (Foto: Instagram/mak_nezhul)


Pertama ada beras Kencur. Karena rasanya cenderung manis pedas, jamu ini sangat populer terutama di kalangan anak-anak. Bahannya terbuat dari beras dihaluskan, kencur, jahe, biji kedawaung, kapulaga, asam, pala, dan gula merah.

Jamu ini dipercaya berkhasiat untuk menambah nafsu makan pada anak, menghilangkan pegal-pegal, dan meringankan batuk.

Kedua, kunyit asam. Sesuai dengan namanya, jamu ini dibuat dengan kunyit dan asam jawa. Kemudian dicampur beberapa rempah lain seperti temulawak, biji kedawung, dan gula merah.

Baca juga:

Ragusa, Es Krim Legendaris Negeri Aing

Perpaduan rempah kunyit asam ini menciptakan rasa dengan sensasi segar dan dingin dalam tubuh. Kunyit asam dipercaya dapat mengurangi nyeri haid dan menghindari panas dalam. Bahkan racikan ini dapat mengeluarkan racun dalam tubuh alias detoksifikasi. Jamu ini tidak disarankan diminum perempuan hamil muda.

Selanjutnya temulawak. Mungkin kamu sudah tidak asing dengan jamu satu ini karena sering dijumpai di iklan televisi. Racikan Jamu ini terdiri dari jinten, asam jawa, gula aren, daun pandan, dan tentu saja temulawak.

Temulawak berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menghilangkan pegal-pegal, dan gejala masuk angin. Bahkan beberapa pendapat mengklaim temulawak bisa meringankan maag, sakit kepala, gangguan ginjal dan empedu, kembung, dan mencegah jerawat.

Setelah mengetahui berbagai khasiat dari minuman herbal tradisional ini, tak lengkap jika kamu 'buta' dengan sejarah jamu pertama kali melekat di negeri aing dan masih bertahan hingga sekarang.

Menurut jurnal penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia oleh Ernie H. Purwaningsih, sebelum abad ke-18, telah ditemukan fosil di tanah Jawa berupa lumpang, alu, dan pipisan yang terbuat dari batu. Dari temuan tersebut, diketahui penggunaan ramuan untuk kesehatan telah dimulai sejak meso-neolitikum (zaman batu tengah).

Jejak peninggalan tentang ramuan minuman terukur di relief candi Borobudur, candi Prambanan. (Foto: Instagram/@dewi.w12_)


Kemudian, penggunaan ramuan jamu untuk pengobatan telah ada sejak abad 5 M termuat di relief candi Borobudur, candi Prambanan, dan candi Penataran abad 8-9 M. Terdapat juga di Usada Bali yang menjelaskan uraian penggunaan jamu ditulis dalam bahasa Jawa Kuno, Sanskerta dan bahasa Bali dengan media daun lontar pada 991-1016 M.

Penggunaan istilah djamoe (jamu) dimulai sejak abad 15-16 M, tertulis dalam primbon di Kartasuro. Secara lengkap, Uraian jamu terdapat di serat Centini, ditulis Kanjeng Gusti Adipati Anom Mangkunegoro III pada 1810-1823.

Pada 1850, R. Atmasupana II menulis kurang lebih 1734 ramuan jamu. Pengambilan istilah djamoe diambil dari kata djampi berarti doa atau obat dan oesodo (husada) yang berarti kesehatan. Jadi, bisa diartikan djamoe berarti doa atau obat untuk meningkatkan kesehatan. Sementara untuk pemanfaatan jamu di berbagai daerah dan suku di Indonesia selain Jawa, masih belum tercatat dengan baik.

Bertahun-tahun bertahan terang redup telah dialami perjalanan minuman herbal tradisional ini. Pro dan kontra mewarnai peredaran jamu. Ada yang beranggapan ramuan ini masih belum diteliti secara ilmiah khasiatnya. Tapi ada juga yang percaya karena jamu sudah lestari sejak dulu untuk menyehatkan tubuh.

Setelah menunggu kepastian manfaat jamu, akhirnya pada 27 Mei 2008, Hari Kebangkitan Jamu Indonesia diresmikan mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudoyono di Istana Merdeka. Kesempatan itu juga sekaligus meresmikan jamu sebagai brand Indonesia. (rzk)

Baca juga:

Sistem Pondasi Cakar Ayam Made In Negeri Aing Berhasil Mencengkeram Dunia

#Jamu #Juni Made In Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan