Sistem Pondasi Cakar Ayam Made In Negeri Aing Berhasil Mencengkeram Dunia

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Jumat, 25 Juni 2021
Sistem Pondasi Cakar Ayam Made In Negeri Aing Berhasil Mencengkeram Dunia
Pondasi Cakar Ayam asli negeri aing yang banyak digunakan di bangunan ibu kota. (foto: pixabay-igorovsyannykov)

PROFESOR Dr. Ir. Sedyatmo mencermati pemasangan pondasi ketiga di atas tanah berawa kawasan Ancol, Jakarta Utara. Di hadapannya dua pondasi dengan teknik konvensional telah terpancang. Meski begitu, dua pondasi tersebut sangat berisiko karena tertanam di struktur tanah lunak bekas rawa-rawa.

Tanah lunak merupakan jenis tanah memiliki kuat geser rendah sehingga bila beban lintas terlalu besar maka akan mudah mengalami pergeseran sehingga dua pondasi tersebut bisa sewaktu-waktu ditelan.

Direktur Kontruksi Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut beroleh tugas membangun tujuh menara listrik tegangan tinggi untuk mengaliri listrik dari Tanjung Priok sampai Gelanggang Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan, pada 1961.

Baca juga:

Alutsista Made In Negeri Aing Diminati Dunia

Sedyatmo bahkan punya tenggat terbilang singkat. Ia harus puatar otak agar bisa selesai tepat kala juga menara bisa tahan lama. Pria kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, 1909 tersebut memang benar-benar 'Si Kancil' banyak akal. Ia butuh strategi agar pondasi bisa mencengkeram tanah lunak dengan menggunakan pipa dan plat-plat beton melekat secara monolit (menyatu).

Sistem pondasi tersebut kelak diberinama Cakar Ayam. Sistem Cakar Ayam terdiri dari pelat beton bertulang dengan tebal 10 hingga 17 cm, dan pipa-pipa beton (cakar) berdiameter 120 cm, tebal 8 cm, dan panjang pipa 150 hingga 200 cm, tertanam pada lapisan subgrade.

cakar ayam
Penanaman ceker ayam untuk pondasi skala rumah (foto dekoruma.com)

Pada bagian bawah pelat beton terdapat lapisan lean concrete setebal ±10 cm dan lapisan sirtu setebal ±30 cm berfungsi sebagai perkerasan sementara selama masa pelaksanaan dan agar permukaan tanah dasar tetap
rata sehingga pelat beton dapat dibuat di atasnya.

Pondasi Cakar Ayam terbukti mampu membuat tujuh menara awet tertanam. Sistem Cakar Ayam, mengutip Abdoel Raoef Soehoed pada Bungai Rampai Pembangunan: Semoga Kampung halaman Kita Terhindar dari Malapetaka, menjadi karya kontruksi terbaik orang Indonesia.

Baca juga:

Mengapa Produk 'KW' Jadi Musuh Ekosistem Lokal Made In Negeri Aing

Dinamakan Cakar Ayam lantaran bentuk pondasinya mencengkeram seperti kaki ayam saat berjalan di atas landasan tanah. Sistem pondasi Cakar Ayam memungkingkan bangunan di atasnya benar-benar berdiri kokoh.

Karya konstruksi lulusan Technische Hogescholl (THS), kini ITB, Bandung pada 1934 tersebut telah digunakan untuk membanguna ratusan menarai tinggi PLN lainnya, juga hanggar pesawat di Jakarta dan Surabaya, runway dan taxi way serta apron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, dan ratusan bangunan gedung bertingkat di berbagai kota besar Indonesia.

cakar ayam
Pondasi ceker ayam bahkan pernah diuji untuk menahan beban pesawat seberat 360 ton. (Foto: pixabay-Hiljon)

Tidak hanya terkenal di dalam negeri. Karya monumental Sedyatmo menarik perhatian para ahli arsitektur di Perancis. Rasa penasaran tersebut kemudian membuat mpara ahli asal Perancis melakukan uji skala dengan simulasi beban pesawat B 747 bermuatan penuh seberat 360 ton.

Uji skala ini dilakukan di Landasan terminal udara Cengkareng. Hasilnya dari beberapa kali pengujian, landasan dengan kosntruksi Cakar Ayam mampu menahan berat dan tekanan pesawat hingga 2000 ton.

Hasil uji sistem pondasi Cakar Ayam kemudian dipublikasikan di dalam jurnal dan majalah luar negeri seperti Traffic Enginering, Le Genie Civil, dan lain-lain. Bahkan majalah Foreign Research News menganugerahi Sedyatmo penghargaan dari Highway Research Board sebagai Supporting Member.

Enggak sampai disitu saja. Enggak hanya kondang, sistem pondasi Cakar Ayam bahkan telah mendapat pengakuan paten internasional di 40 negara. (*)

Baca juga:

Mengapa Produk 'KW' Jadi Musuh Ekosistem Lokal Made In Negeri Aing

#Teknologi #Juni Made In Negeri Aing
Bagikan
Bagikan