Isu Jakarta Bakal Tenggelam Imbas Pemanasan Global?


Sejumlah mobil terendam banjir di Hotel Kebayoran, Jakarta, Sabtu (20/2/2021). (Foto: Antara)
JAKARTA berulangtahun. Namun isu Jakarta akan tenggelam agaknya menjadi kekhawatiran tersendiri. Ragam bukti studi dan fisik penurunan demi penurunan permukaan tanah menjadi rujukan prediksi para peneliti. Sementara sejumlah pihak juga ada yang meyakini banjir rob di pesisir merupakan efek kenaikan muka air laut.
Kenaikan air laut diprediksi akan terus terjadi. Bisa terlihat pada wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Tempat ini perlahan terendam air. Pendapat sejumlah pakar dibekali hasil riset dan berdasarkan hasil pemantauan panjang, menyatakan Jakarta akan tenggelam. Diperkirakan terjadi di masa depan oleh karena efek penurunan muka tanah. Penyedotan air tanah berlebih jadi sorotan.
Baca Juga:

Tim riset Masyarakat Air Indonesia, Fatchy Muhammad seperti dilansir dari laman CNN menilai bahwa kenaikan muka air laut merupakan dampak pemanasan global yang mencairkan es di kutub dan menjadi pemicu banjir rob. "Muka tanah turun atau air lautnya naik? Kalau muka tanah turun titik ikatnya dari mana? Laut? Air laut kan beda-beda tingginya. Enggak tetap titik ikatnya. Jadi yang benar adalah muka air laut yang naik," jelas Fatchy.
"Air laut itu nyambung semua. Dulu di kutub semuanya nyatu, tapi karena esnya mencair, airnya naik, daratan berkurang," lanjutnya.
Klaim Presiden AS Joe Biden menyatakan Jakarta bisa tenggelam 10 tahun lagi. Pernyataan Biden ini terlontar saat berpidato di Pusat Kontra-Terorisme Nasional AS, Selasa (27/7/2021). Biden mengatakan akan ada jutaan orang yang harus pindah di berbagai kota bila permukaan air laut naik 2,5 kaki atau 7,6 cm. Ini termasuk Jakarta yang diproyeksikan bisa tenggelam 10 tahun lagi.
"Pertanyaannya air laut berapa naiknya per tahun? Kalau 2 milimeter, untuk naik menjadi 1 meter perlu 50 tahun. Paling kota yang ketinggian 0 meter dari permukaan laut aja yang tenggelam. Jika Jakarta tenggelam 2035 terlalu monohok meski Presiden AS yang ngomong," cetus Fatchy.
Baca Juga:

Fatchy meyakini memang ada potensi Jakarta bakal tenggelam. Ia pun mendorong perbaikan di seluruh dunia, terutama terkait hal yang memicu pemanasan global. "Jakarta Utara tenggelam, iya, kalau tidak ada perbaikan. Itu juga harus (ada perbaikan) seluruh dunia," ujar dia.
Krisis iklim yang turut mempercepat kenaikan air laut menjadi satu dari sekian penyebab yang seharusnya ditangani secara global. Bukan hanya oleh warga Jakarta saja. Kebijakan-kebijakan yang diambil serta solusi-solusi yang sudah dijalankan tetap tidak bisa memastikan akan satu kondisi, yaitu efek dari naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Perubahan iklim membutuhkan solusi yang lebih global dan masif serta penuh dengan ambisi. Animo pesimistis terhadap penanganan isu perubahan iklim terjadi karena terlalubbanyak kebijakan lokal. Sebagai warga negara kita dituntut untuk lebih memperhatikan isu ini secara lokal. Karena meskipun tanggul-tanggul di Jakarta Utara dan Jakarta Barat dinaikkan setiap tahun, banjir rob tetap terjadi. (DGS)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
15 Korban Meninggal Akibat Banjir Bali Ditemukan, Gubernur Fokus Pembersihan

Banjir Bali Disebabkan Kerusakan Lingkungan, AHY Khawatirkan Sektor Pariwisata Jadi Terganggu

Drainase Diduga Jadi Penyebab Banjir di Bali, DPR: Jika Dibiarkan Bisa Rugikan Masyarakat

Korban Banjir Bali Terus Bertambah, 14 Meninggal Dunia dan 562 Jiwa Mengungsi

Ekskavator Dikerahkan, Kementerian PU Gerak Cepat Bersihkan Sampah Banjir Bali dari Badung hingga Denpasar

Bali Dilanda Banjir, Denpasar Terparah: 5 Korban Meninggal, 2 Orang Hilang Masih dalam Pencarian

Pasutri dalam Sigra Terseret Banjir Bali: Istri Meninggal, Mobil Belum Ditemukan

Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali

Hujan Deras Picu Banjir di Bali: Denpasar, Gianyar, Tabanan, hingga Jembrana Terendam

Banjir Besar Melanda Bali, 2 Warga Meninggal dan Ratusan Lainnya Terdampak
