Piala Dunia Qatar 2022 Dikritik Masalah Jejak Karbon

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 10 Juni 2022
Piala Dunia Qatar 2022 Dikritik Masalah Jejak Karbon
Piala Dunia 2022 akan digelar di Qatar. (Foto: Unsplash/Fauzan Saari)

PIALA Dunia Qatar dianggap gagal memenuhi janji untuk mengurangi jejak karbon. Penyelenggara mengklaim bahwa pertandingan antar 32 negara itu akan menjadi Piala Dunia "netral karbon" pertama, yang berarti emisi apa pun akan dibatasi dan diimbangi.

Mengutip laman The Guardian, Carbon Market Watch (CMW), sebuah organisasi nirlaba yang bekerja sama dengan Uni Eropa, memeriksa rencana penyelenggaraan dan mengatakan emisi yang diproyeksikan kemungkinan tidak dilaporkan, dengan jejak yang dibuat dari pembangunan tujuh stadion baru.

Baca juga:

Indonesia Bakal Bikin Regulasi Perdagangan Karbon Mangrove

Piala Dunia Qatar 2022 Dikritik Karena Masalah Jejak Karbon
Emisi karbon yang diciptakan oleh stadion baru bisa sebanyak delapan kali lebih tinggi. (Foto: Unsplash/Stefan Lehner)

"Akan sangat bagus untuk melilhat dampak iklim dari Piala Dunia FIFA berkurang secara drastis tetapi klaim netralitas karbon yang dibuat sama sekali tidak kredibel," kata Gilles Dufrasne dari CMW.

"Meskipun kurangnya transparansi, bukti menunjukkan bahwa emisi dari Piala Dunia ini akan jauh lebih tinggi dari yang diharapkan oleh penyelenggara. Kredit karbon yang dibeli untuk mengimbangi emisi ini tidak mungkin memiliki dampak yang cukup positif terhadap iklim," lanjutnya.

Inti dari keluhan CMW adalah perhitungan bahwa emisi karbon yang diciptakan oleh stadion baru bisa sebanyak delapan kali lebih tinggi dari angka dalam analisis. Laporan CMW mengklaim bahwa tuan rumah telah membuat perhitungan yang menyebarkan jejak karbon stadion sepanjang masa pakainya, dan dianggap menjadi bermasalah.

"Stadion ini dibangun untuk Piala Dunia. Penggunaan banyak stadion di masa depan yang luas dalam ruang geografis yang begitu kecil tidak pasti, terutama jika dibandingkan dengan fakta bahwa Doha hanya memiliki satu stadion besar sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia," kata pihak CMW.

Kritikan pun menyerang rencana penyerapan emisi dengan pembibitan pohon dan rumput dalam skala besar. Laporan CMW mengklaim ini tidak kredibel karena penyerapan apa pun tidak mungkin permanen di ruang hijau buatan dan rentan ini. Ini juga mempertanyakan sistem kredit karbon yang akan digunakan Qatar untuk mengimbangi emisi yang tersisa di akhir acara.

Baca juga:

Bagian Dari Roadmap Green Economy, Pajak Karbon Diterapkan di Awal 2022

Piala Dunia Qatar 2022 Dikritik Karena Masalah Jejak Karbon
FIFA sepenuhnya menyadari risiko yang ditimbulkan oleh event besar. (Foto: Unsplash/Karsten Winegeart)

Juru bicara Komite Tertinggi Qatar yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Piala Dunia mengatakan, komitmen negara itu terhadap Piala Dunia netral karbon harus diakui, bukan dikritik.

Di sisi lain, FIFA membantah analisis CMW dengan mengatakan tidak tepat untuk menghitung emisi stadion hanya berdasarkan penggunaan di Piala Dunia.

"Penyelenggara telah berjanji untuk mengukur, mengurangi, dan mengimbangi semua emisi gas rumah kaca Piala Dunia 2022, sambil memajukan solusi rendah karbon di Qatar dan kawasan itu. Jadi, FIFA sama sekali tidak menyesatkan pemangku kepentingannya, seperti yang diklaim oleh laporan itu," kata juru bicara FIFA.

"FIFA sepenuhnya menyadari risiko yang ditimbulkan oleh event besar seperti ini terhadap ekonomi, lingkungan alam, dan orang-orang sekitar. Kami telah melakuan upaya untuk mengatasi dampak tersebut dan menggunakan peluang yang muncul untuk mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positifnya," tutupnya. (and)

Baca juga:

Implementasi Pajak Karbon Harus Disertai Peta Jalan Komprehensif

#Lipsus Juni Sayangi Bumi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan