kesehatan
Dilema Work From Home Di Tengah Isu Corona
PERSEBARAN virus Corona yang berlangsung cepat di Indonesia membuat pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap berdiam diri di rumah dan menghindari ruang publik untuk sementara waktu. Sebagai pusat pertemuan orang-orang, fasilitas publik menjadi tempat yang sangat potensial terhadap persebaran virus. Dengan menghindarinya sementara waktu, hal tersebut bertujuan agar pengendalian Corona berjalan efektif.
Beberapa sekolah diliburkan untuk dua minggu ke depan. Wacana work from home pun menjadi salah satu topik yang cukup hangat dibicarakan. Meskipun belum dicanangkan di semua perkantoran, hal ini tentu menimbulkan animo di masyarakat.
Baca juga:
Bukan Cuma COVID-19, Menyentuh Wajah Memang Sebabkan Banyak Penyakit
Walaupun terdengar menyenangkan, perubahan ritme kerja dapat membawa pengaruh bagi psikologis seseorang. Pengaruh tersebut mungkin tak langsung dirasakan jika work from home baru diterapkan sehari atau dua hari. Namun jika hal tersebut sudah diterapkan lebih dari seminggu, itu dapat mempengaruhi psikologis mereka.
"Terganggunya rutinitas harian bisa membuat seseorang menjadi stres lalu pekerjaannya tidak bisa berjalan optimal," ujar psikolog klinis, Rena Masri.
Bagi mereka yang pekerjaannya bisa dikendalikan secara daring, itu tentu tidak menjadi masalah. Namun bagi orang-orang yang pekerjaannya harus hadir secara fisik, mereka membutuhkan kemampuan adaptasi yang lebih besar. "Biasanya pagi-pagi sudah berangkat, melakukan kegiatan di kantor, berinteraksi dengan rekan kerja, dan lain-lain sekarang harus di rumah terus," jelas Rena.
Bekerja dari rumah membutuhkan kemampuan adaptasi dari individunya. Kalau kemampuan adaptasinya cukup baik kemungkinan besar mereka bisa menyesuaikan secara cepat. Sebaliknya, jika kemampuan adaptasi mereka kurang baik maka dikhawatirkan bisa menimbulkan stres dan tekanan. "Pada dasarnya setiap perubahan itu bisa menimbulkan stres. Jangankan perubahan besar, perubahan kecil saja bisa menimbulkan stres," ucapnya.
Baca Juga:
Menurut Rena, stres juga memberi efek berbeda pada masing-masing orang. "Itu bisa memicu kita menjadi lebih baik atau justru menjadi tertekan," tuturnya.
Supaya pekerjaan tetap efektif, Rena menganjurkan perusahaan untuk membuat SOP agar karyawan tetap bisa bekerja secara maksimal dari rumah. "Harus ada aturan yang jelas terhadap apa saja yang bisa dilakukan karyawan? Bagaimana cara meminimalisasi kehadiran karyawan tetapi pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik dan tepat waktu dan lain sebagainya," urainya.
Sementara karyawan yang diberi kesempatan untuk bekerja dari rumah harus tetap menjaga komitmen dengan tetap bersikap profesional. Mereka juga harus tetap disiplin pada waktu agar tidak mengalami stres pekerjaan.
Tentunya ini tergantung dari perusahaan tersebut. Ada beberapa jenis pekerjaan yang memang pekerjaan bisa dilakukan daring tetapi ada yang perlu dilakukan di kantor. (avia)
Baca juga: