Kesehatan

Benarkah Teh Baik untuk Pencernaan?

Andrew FrancoisAndrew Francois - Rabu, 04 Januari 2023
Benarkah Teh Baik untuk Pencernaan?

Teh mampu meningkatkan kadar bakteri baik. (Foto: Pexels/NIKOLAY OSMACHKO)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MINUM teh itu menenangkan. Selain itu, mungkin lebih membantu melawan ketidaknyamanan perut atau kembung. Demikian kata pakar diet asal Illinois, Nancy Z. Farrell Allen. Namun, benarkah teh juga berkhasiat lebih dari sekadar menenangkan?

"Teh dapat menawarkan kenyamanan dengan membantu mengatur flora usus, mengurangi peradangan, atau membantu motilitas gastrointestinal (buang air besar)," terang Allen seperti disiarkan LiveScience belum lama ini, seperti dikutip dari Antara, Selasa (3/1).

Sementara, di sisi lain, dokter pengobatan keluarga di Tennessee, Dr. Laura Purdy, mengatakan bahwa teh hitam, hijau, dan lainnya, dapat membuat perbedaan. Menurut dia, berbagai jenis teh dapat membantu disfungsi pencernaan.

Baca juga:

Kulit Nanas Ternyata Bisa Jadi Teh dan Banyak Manfaatnya

Teh dapat membantu disfungsi pencernaan. (Foto: Pexels/Mareefe)

Kualitas menenangkan peppermint disebabkan oleh zat yang disebut Piperita L. menthacarin. Menurut kajian pada yang diterbitkan jurnal Nutrients pada 2018, zat itu bisa mendorong relaksasi jaringan otot.

Studi lainnya pada tahun yang sama dalam jurnal Alimentary Pharmacology and Therapeutics menunjukkan minyak peppermint berdampak positif pada kesehatan pencernaan.

Namun, peneliti tidak tahu sejauh mana temuan itu dapat dialihkan ke dalam bentuk teh peppermint. Sebab, kekuatan dan dosisnya akan berbeda. Mungkin ada manfaat serupa, tapi tidak ada bukti spesifik yang mendukung.

Ini serupa dengan teh jahe yang dapat membantu mengatasi masalah mual dan muntah. Tinjauan tahun 2015 di European Review for Medical and Pharmacological Sciences menemukan bahwa ekstrak jahe dapat berperan dalam menenangkan gejala mual.

Baca juga:

Selisik Ritual Teh Pai Pernikahan Adat Tionghoa

Teh bisa mendukung kesehatan pencernaan dalam jangka panjang. (Foto: Pexels/Maria Tyutina)

Namun sekali lagi, peneliti tidak tahu bila temuan itu berlaku untuk teh jahe. Pakar kesehatan mengatakan, minum teh bukanlah obat ajaib untuk keluhan pencernaan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengidentifikasi penyebab pencernaan bermasalah dan untuk menemukan rencana perawatan yang tepat.

Bukti menunjukkan minum teh secara rutin memang dapat mendukung kesehatan pencernaan dalam jangka panjang. Satu studi tahun 2012 di The American Journal of Clinical Nutrition membuktikan bahwa orang yang minum teh tiga kali seminggu selama lebih dari enam bulan, lebih kecil kemungkinannya terkena kanker di saluran pencernaan dibandingkan orang yang bukan peminum teh.

"Beberapa penelitian menunjukkan teh hitam, hijau, atau oolong dapat dikaitkan dengan penurunan berat badan. Ini bisa jadi karena kemampuannya untuk meningkatkan kadar bakteri menguntungkan di usus manusia," terang Farrell Allen. (waf)

Baca juga:

Teh Ceylon Sumber Terbaik Antioksidan Alami

#Kesehatan #Teh Herbal
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan