PERNAHKAH kamu berpikir apa sih pentingnya tanaman eceng gondok? Ya, tanaman ini lazim tumbuh di rawa, setu, atau wahana penampungan air dalam jumlah besar lainnya. Tanaman ini sering dibiarkan tumbuh begitu saja. Tak ada yang peduli dengan tanaman ini. Kecuali mungkin petugas kebersihan setempat.
Tapi bagi Firman Setyaji, eceng gondok mempunyai nilai lebih. Dia bisa memanfaatkan eceng gondok untuk diolah berbagai produk fesyen dan kebutuhan sehari-hari.
Usaha ini bermula dari keinginan Firman untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Terlebih di Rawa Pening, Semarang, terkenal banyak eceng gondoknya. Dari situ, Firman terinspirasi untuk mengolah Eceng Gondok menjadi beberapa aneka kerajinan tangan dengan mengajak dan melibatkan masyarakat sekitar.
Baca juga:
View this post on Instagram
Firman mengetahui eceng gondok memiliki sifat elastis yang mudah untuk dipadupadankan dengan bahan-bahan lain. Dia lalu mendirikan BengokCraft, UMKM asal Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada 5 Januari 2019. Nama BengokCraft sendiri diambil dari Bengok yang merupakan nama lokal Eceng Gondok di Rawa Pening.
Meski berstatus usaha mikro, upaya Firman tergolong kreatif dan di luar kotak. Dia berhasil menggunakan eceng gondok untuk membuat tas, topi, keranjang, apron, jaket, dan sendal. Dari satu tempat, usaha ini berkembang ke tiga tempat lainnya: Kesongo, Cikal, Kelurahan Tuntang, dan Banyubiru.
Secara perlahan tapi pasti, produk BengokCraft juga berkembang. Dari produk fesyen dan kebutuhan sehari-hari sampai ke merchandise menarik dan unik seperti casing ponsel, buku, gelang, dan gantungan kunci.
Baca juga:
UNIQLO Remake Project Adrie Basuki Bikin Pakaian Hasil Daur Ulang Lebih Bernilai
View this post on Instagram
BengokCraft menargetkan konsumen dari berbagai kelompok: anak-anak, remaja, hingga orang dewasa sekalipun. Sampai saat ini, Bengokcraft mempekerjakan 20 orang yang meliputi 12 pengrajin, 3 penjahit, dan 5 orang bagian pemasaran.
Hingga 2020, BengokCraft telah mendapatkan omset sebesar Rp 122.000.000 dalam kurun waktu 12 bulan. BengokCraft juga tercatat telah mengembangkan 100 varian produk. Ini tentunya membawa angin segar bagi produk lokal di Indonesia. Ternyata mindset bahwa produk lokal sering kalah kelas daripada produk luar tak selamanya benar. Produk-produk BengokCraft tersebut dipasarkan melalui toko fisik, toko daring, pameran, dan dan toko oleh-oleh.
Usia produk yang terbuat dari Eceng Gondok mencapai 8 tahun. Kualitasnya akan semakin meningkat setelah diberikan finishing cat yang benar. Kerajinan yang terbuat dari eceng gondok juga memiliki peminat yang cukup tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional. (yos)
Baca juga: