Mengenal Upacara Adat Brokohan
Sabtu, 14 Januari 2023 -
UPACARA brokohan merupakan upacara adat berupa bancakan atau selamatan yang dilaksanakan beberapa jam setelah kelahiran bayi. Ditinjau dari maknanya, brokohan berarti mengharapkan berkah dari sang Pencipta.
Rangkaian upacara brokohan berupa memendam ari-ari atau plasenta si bayi. Setelah itu, dilanjutkan dengan membagikan makanan, seperti tumpeng kepada sanak saudara dan para tetangga. Sejatinya, brokohan merupakan cara untuk mengucapkan rasa syukur dan sukacita atas kelahiran yang berjalan lancar.
Ari-ari atau plasenta sendiri di dalam masyarakat Jawa sering disebut pula dengan batur bayi (teman bayi). Oleh karena itu, plasenta harus dirawat dan dijaga sebaik mungkin setelah bayi dilahirkan, yaitu dengan dipendam, diberi lampu, dan dipagari. Tidak dibuang begitu saja, karena kita harus ingat bahwa batur bayi yang menemani sang bayi saat di dalam kandungan.
Baca juga:
Gudeg Manggar dan Lemper Sanden Ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda

Sebagaimana kita ketahui bahwa plasenta memiliki fungsi yang sangat penting saat bayi berada dalam kandungan. Selain mengirimkan gizi dan oksigen dari darah ibu, ia juga bertugas membawa kembali karbondioksida dan sisa-sisa pembuangan janin ke darah ibu.
Plasenta juga membentuk pertahanan terhadap penyakit tertentu. Oleh sebab itu, perawatan yang dilakukan orang jawa pada plasenta bayi dengan memberinya penerang (lampu) dan pagar agar tidak dimakan binatang. Ini ternyata teladan bagi kita agar tidak melupakan kebaikan atau jasa siapa/apa saja yang pernah diberikan kepada kita.
Cara itu juga dipercaya sebagai sarana bagi diri kita untuk bersedekah dan bersyukur kepada Allah. Serta mendoakan si anak agar kelak menjadi anak yang baik. Beberapa tetangga dan sanak saudara yang diberi makanan brokohan menyampaikan tahni'ah atau ucapan selamat sehingga mempererat kerukunan antar keluarga dan tetangga.
Baca juga:
Menu Nasi Khas Indonesia, Tak Bisa Dilupakan Lidah

Menurut laman Dinas Kebudayaan Yogyakarta, sejumlah perlengkapan untuk upacara brokohan dibagi untuk golongan bangsawan dan rakyat biasa. Untuk golongan bangsawan, perlengkapan yang harus disiapkan, seperti dawet, telur mentah, sayur menir, sekul ambeng, kelapa dan beras.
Sementara, untuk golongan rakyat biasa harus menyiapkan nasi ambengan yang terdiri dari nasi, sayur, dan lauk pauk peyek, sambal goreng, tempe, mihun, sayur menir, dan pecel ayam.
Adapun brokohan biasanya berisi telur ayam mentah, gula jawa setengah tangkep, kelapa setengah buah, dawet, dan kembang brokohan, yaitu mawar, melati,dan kantil.
Upacara itu dilaksanakan segera setelah bayi lahir dan dihadiri oleh si ibu, suami, keluarga, dukun, penisepuh, dan anggota keluarga lainnya. Terdapat makanan pantangan pada saat brokohan, yakni sambal, sayur bersantan, telur ikan tawar, dan telur asin. (waf)
Baca juga:
Tradisi Gigi Runcing Bukti Kecantikan Perempuan Suku Mentawai