Kisah Inspiratif dr. Tirta, dari Tidur di Emperan Toko Hingga Punya Aset Miliaran Rupiah

Sabtu, 23 Januari 2021 - Raden Yusuf Nayamenggala

TIRTA Mandira Hudhi atau yang lebih dikenal dengan dr. Tirta, merupakan salah satu pebisnis sukses yang bergerak di bidang cuci sepatu. Bisnis jasa cuci sepatunya ialah Shoes & Care , yang kini sudah lebih dari 80 cabang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Namun, membuat sebuah bisnis yang bisa survive dan terus berkembang bukan merupakan hal yang mudah, hal tersebut di ceritakan oleh dr. Tirta saat menjadi pembicara di talkshow bertajuk Ngulas Sneakers di Kreo Creative Lot, Tangerang, Jumat (22/1).

Baca Juga:

Kisah Inspiratif Survivor Kasus 01 COVID-19 Sita Tyasutami Menghadapi Perundungan

dr. Tirta membagikan sejumlah tips di acara Minggu Kreatif di Masa Pandemik yang digelar Kreo Creative Lot (Foto: instagram@dr.tirta)

Semua berawal dari kecintaanya pada grup band Blink-182 dan musik pop punk. Saat itu dr. Tirta bergabung dengan komunitas pecinta Blink-182. Saat itu vokalis Blink-182 Tom Delonge, memiliki sepatu Macbeth. Dia mengaku sangat menyukai sneakers Macbeth, bahkan mengoleksinya. Dari kecintaanya pada sepatu, dan banyak di lingkungan komunitas yang mengoleksi sepatu, Tirta mencoba bisnis jual beli sepatu bekas.

"Namanya orang mau beli sepatu bekas pasti maunya bersih kan. Dulu sih masih nyuci sendiri, akhirnya teman-teman komunitas pada nitip. Saat itu belum terpikir buat usaha cuci sepatu," jelas dr. Tirta saat ditemui merahputih.com di Kreo Crealtive Lot, Jumat (22/1).

Kemudian, sekitar tahun 2010-2013, berbagai usaha dijalani oleh Tirta, dari mulai berjualan Blackberry ilegal dan menguasai market di Yogja, hingga jualan flashdisk. Pada tahun 2013, Tirta mulai mendalami cuci sepatu, saat itu masih 'ngemper' di tempat kos. Dia mulai menekuni bisnis cuci sepatunya sambil kuliah.

Awalnya Tirta tidak mau serius dalam bisnis sepatu. Ketika dapat uang, sebagian untuk bayar uang semester, sisanya untuk membeli sepatu. Di saat memulai usaha, dia sempat mendapat beasiswa ke Belanda untuk pertukaran pelajar. Dia tak mengambil kesempatan itu dan memilih mencuci sepatu selama dua bulan. Satu alasan kuat Tirta tak mengambil beasiswa tersebut, karena dia ingin skripsinya cepat rampung.

Tahun 2014 menjadi titik balik usaha cuci sepatunya. Saat itu sneakers lokal belum banyak dikenal dan diminati. Hanya beberapa brand yang terkenal seperti Kodahci, Warrior, Hommyped, Piero dan sebagainya. Pada tahun yang sama Gunung Kelud meletus dan abunya sampai ke Yogyakarta. Saat itu, jasa cuci sepatu dr. Tirta omsetnya melonjak tajam karena foto before-after yang viral di media sosial.

Diawal mulai merintis usahanya, banyak orang-orang yang meremehkannya. Hal itu justru bukan membuat Tirta down, justru semakin memantik semangatnya untuk sukses. Akhirnya bulan September 2014, Tirta membuat toko pertamanya, usaha cuci sepatunya viral di media sosial. Tiga bulan kemudian, Tirta melebarkan sayap dan pembukaan cabang di Jakarta, Solo, dan Bandung.

Baca juga:

Beda Sepatu, Lain Pula Ikatan Talinya, Cek 5 Gayanya

sepatu
Sneakers yang kotor harus dicuci. (Foto: Unsplash/Nathan Dumlao)

Saat hendak membuka toko di Jakarta pada tahun 2015, Tirta pergi dengam tabungan senilai Rp50 juta, ambisinya terpantik kala diremehkan oleh orang jakarta, teman satu kampusnya di Jogja. Saat itu Tirta tak terbayang berapa harga sewa ruko, dia membawa tabungan sekitar Rp50 juta.

Namun sesampainya di Jakarta, ternyata ruko yang diinginkan biaya sewanya Rp50juta, Karena modal yang cukup mepet, Tirta tak bisa pulang ke Jogja lantaran tidak ada ongkos. Saat itu dia ditampung oleh Komunitas, anak-anak Peewee Gaskins dan Abang-abangan Blok M. Tirta berpikir tidur gampang bisa numpang di rumah teman. Menariknya Tirta juga mengaku sempat tidur di emperan ruko.

Dalam mempromosikan usahanya, Doci Peewee Gaskins turut andil, dia membantu Tirta mempromosikan usaha cuci sepatunya. Kemudian, ada beberapa orang rekannya yang diantaranya anak jalanan, mau membantu Tirta. Hingga akhirnya bulan Agustus toko cuci sepatu Tirta mulai ramai.

Tak banyak yang tahu, ada satu sosok yang cukup berarti bagi Tirta dalam membantu kesuksesan bisnisnya, yaitu Iqbaal Ramadhan, yang saat itu tergabung dalam boyband Coboy Junior.

"Ada satu orang yang gue inget banget yaitu Iqbaal Ramadhan. Sampai sekarang gue angkat topi kalau ketemu Iqbaal Ramadhan. Saat Coboy Junior lagi viral-viralnya, dia datang ke toko ngepost dan enggak mau dibayar. Itu omset toko seharian sekitar 3 juta dan makin ramai di hari-hari berikutnya. Dari situ akhirnya duit kumpul dan bisa pulang dari Jakarta," tutur dr. Tirta.

Baca Juga:

ONIC Esports dan Brodo Kembali Luncurkan Sneakers Limited Edition

sepatu
Menjaga senakers dari berbagai kotor dan air. (Foto: Unsplash/Jordan)


Setelah punya toko di Jakarta, Tirta memiliki tujuan, suatu saat dirinya harus bisa seperti 9 naga. Karena itu ada sebuah tato naga di tangannya, yang memiliki filosofi bisa sukses seperti 9 naga.

Dalam merintis karirnya, Tirta rajin berkumpul dengan komunitas membuat event-event sneakers. Hingga akhirnya namanya kian dikenal saat Presiden Jokowi membeli sneakers lokal di event yang digelar olehnya.

Dari situ, toko cuci sepatu Tirta semakin berkembang, dan pandangan orang terhadap brand-brand sneakers lokal pun mulai terbuka dan semakin positif.

2019 akun instagram dr. Tirta sudah verified dengan sekitar 200 ribu followers. Kemudian di tahun 2020 saat pandemi, popularitas Tirta mulai meroket, karena edukasinya soal pandemi dengan logat yang 'ngegas'. Hal itu dilakukan Tirta dengan satu alasan kuat.

"Harusnya di 2020 toko gue 100, event gue jalan semua. Tapi gara-gara pandemi COVID ini, hancur semua. Gua cuma pengen bantu urusan COVID. Gua pengen event gua dan event-event yang lain jalan lagi," jelas pria yang juga akrab disapa Cipeng tersebut.

Ketika popularitas dr. Tirta mulai meroket, banyak anggapan orang yang dilontarkan padanya bahwa 'Tirta hanya pansos'.

"Gue cuma mau ngurusin pandemi tapi orang nganggepnya pansos. Terus gue bilang eh gob*** hidup gua bukan dari followers, kalau perlu gua bisa beli harga diri lu' arogan banget saat itu gue," tambahnya

Baca Juga:

Kapan Sepatu Lari Harus Diganti?

dr. Tirta mengaku banyak orang yang menganggapnya 'pansos' di tengah pandemik (Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)

Karena karakternya yang 'ngegas' dan kritis, Tirta mengaku pernah hampir di bui lantaran telah mengkritik dua menteri. Tapi disamping popularitas yang ia dapatkan, 4 toko cuci sepatunya terpaksa harus tutup. Bahkan, mirisnya selama masa pandemi Tirta mengaku mengalami kerugian sebanyak Rp1,8 miliar.

"Kalau dibilang rugi, ya gue rugi Rp1,8 miliar itu dari toko aja, 14 event batal itu rugi Rp8 miliar. Tapi masih hidup gua. Rejeki tidak selalu melulu uang, bisa jadi orang, kesehatan, 19x swab gue negatif, gue masih hidup itu rezeki," kata Tirta.

Saat pandemi, Tirta seakan tak kenal lelah untuk tetap kritis dan membantu mengedukasi masyarakat di saat pandemi. Tirta tidak berpikir tidak digaji, tapi dari situ dia mendapat circle baru, mengenal pejabat-pejabat penting, polisi dan 'ring satu'.

Karena circle tersebut, ada yang memberikannya ruko gratis dengan sistem bagi hasil. Dia pun bisa survive dan memberikan THR utuh kepada semua karyawannya. Dari toko tutup 4 hingga bertambah 14. Tirta menyarankan untuk ramah pada semua orang, dengan ramah pada banyak orang, maka kamu akan mendapat link baru.

Baca Juga:

Salah Pakai Sepatu Bisa Sebabkan Kaki Sakit

sepatu
Sneakers jadi apik kalau dirawat dengan baik. (Foto: Unsplash/Emma Van Sant)

"Lu semua kalau mau sukses, ramah sama semua orang. Bisa jadi temen lu yang akan sukses lagi sama-sama di bawah sekarang. Tapi bisa jadi dia dapet rejeki dia akan inget lu. Kesuksesan bukan hanya uang, uang itu nyusul, ketika lu bisa ramah sama orang rezeki akan ngalir," ucap dr Tirta.

Tirta menambahkan, disaat kamu memiliki usaha apapun rileks saja, ketika kamu punya teman, dia bisa mengangkat usahamu.

"Kunci kesuksesan itu belajar, bisa dari kampus Google, teman, Youtube, banyak bermain. Bermain itu nongkrong, karena temen itu yang akan menyelamatkan lu kedepannya, selagi masih bisa nongkrong ya nongkronglah," katanya.

Setelah usaha cuci sepatunya semakin berkembang, Tirta terus konsisten untuk menabung dan mengembangkan usaha. Hingga kini dia mengaku di Jakarta sudah memiliki 17 toko (belum termasuk di luar daerah), 4 rumah, tanah 2 hektare, 14 mobil, 6 motor, 340 pegawai, 6 ruko, tabungan tunai Rp4 miliar, hingga saham di pabrik. (Ryn)

Baca Juga:

Adidas dan Allbirds Buat Sneakers Ramah Lingkungan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan