Tingkatkan Eksplorasi Migas, Pemerintah Rencanakan Kebijakan Countercyclical

Menko Kemaritiman Rizal Ramli saat rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Selasa (13/10). (Foto: MerahPutih/Rizki Fitrianto)
MerahPutih Keuangan - Untuk meningkatkan eksplorasi migas yang diyakini bisa memberikan tren positif terhadap tingkat produksi (lifting), Pemerintah berencana menerapkan kebijakan countercyclical atau pembalikan siklus ekonomi yang tengah menurun ke arah yang lebih positif. Kebijakan itu adalah stimulus fiskal yang lazim digunakan untuk menjaga daya tahan sektor usaha, mempertahankan daya beli masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan menyerap dampak PHK.
"Jadi dalam makro ekonomi, sangat lazim di seluruh dunia untuk melakukan kebijakan countercyclical. Kan ekonomi itu selalu naik turun naik turun. Pada saat turun, semua harus disederhanakan. Stimulus harus diberikan, pajak harus diturunkan. Nanti kalau ekonominya sudah booming bisa dinaikkan kembali," ujar Rizal Ramli saat ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (19/11).
Menurut Rizal, bangsa kita jarang menggunakan kebijakan yang sifatnya dinamis dan fleksibel.
"Misal di seluruh dunia kalau ekonomi lagi susah di suatu negara, biasanya pajaknya diturunin. Segala macam peraturan disederhanakan. Hal-hal yang enggak perlu dihentikan dulu. Nanti pada saat ekonomi booming, kembali membaik baru pajaknya dinaikin, peraturannya diketatkan. Kalau di kita (Indonesia) tidak pernah," sambungnya.
Rizal menambahkan salah satu langkah yang paling strategis adalah proporsi skema bagi hasil PSC (Production Sharing Contractor) antara pemerintah dan kontraktor dalam pengelolaan hulu migas. Skema PSC yang diterapkan saat ini masih terlalu statis dan tidak dinamis terhadap perkembangan ekonomi saat ini.
"Caranya, pembagian production sharing harus fleksibel. Kalau sekarang misalnya 85 persen 15 persen, kenapa enggak 80 persen 20 persen untuk sementara. Lebih bagus ada aktivitas, ada lapangan pekerjaan, proven reserve kita nambah daripada tetap bermimpi 85 persen 15 persen. Ini yang saya maksud berpikir out of the box," tandasnya. (rfd)
BACA JUGA:
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Beda Data Produksi Migas Antara Kementerian ESDM dan SKK Migas, Menteri Bahlih Klaim Lampaui Target APBN

Blok Ambalat Kembali Menghangat, Negosiasi Pengelolaan Bersama Masih Dibahas

Komisi XII DPR Dukung Kerja Sama Indonesia-Rusia di Bidang Migas dan Nuklir

Menteri Bahlil Tepuk Jidat, RI Impor BBM dari Negara Tidak Punya Minyak!

Bahlil Klaim Punya Bukti Ketergantungan Impor Migas Indonesia Sengaja Didesain

Pemerintah Tawarkan Blok Migas Cadangan Besar ke Perusahaan AS, Termasuk Wilayah Blok Bali

Prabowo Sebut Indonesia Punya Kekuatan dan Potensi, Banyak yang Ingin Memecah Belah

Lapangan Minyak Forel dan Terubuk Diresmikan sebagai Bentuk Swasembada Energi Nasional, Prabowo Klaim Negara Hemat Triliunan Rupiah

Impor Minyak Mentah dan Hasil Minyak Turun, Tapi Non Migas Melonjak

Pukat UGM Soroti Lemahnya Pengawasan Tata Kelola Migas, Desak Perbaikan Sistem dan Keterlibatan Publik
