Terkuak, Temui Obama Jokowi Gunakan Jasa Makelar


Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kanan) di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, Senin (26/10).(Antara)
MerahPutih Internet - Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada akhir Oktober 2015 silam kembali dibicarakan publik. Bukan hanya di dalam negeri, melainkan juga di luar negeri.
Pertemuan antara kedua pemimpin negara dunia itu mendapat sorotan luas lantaran untuk bertemu dengan Presiden Barack Obama, Presiden Jokowi menggunakan jasa seorang broker atau makelar. Untuk bisa masuk ke Gedung Putih (White House) dan bertemu orang nomor satu di Amerika Serikat broker tersebut harus merogoh kocek senilai US$80.000 atau setara Rp1 miliar.
Adalah Dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies di London Dr. Michael Buehler orang pertama yang mengungkap skandal diplomasi tersebut.
Dalam sebuah artikel berjudul "Waiting In The White House Lobby" yang dipublikasikan di situs New Mandala http://asiapacific.anu.edu.au pada Jumat (6/11) memaparkan bahwa pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Barack Obama difasilitasi oleh sebuah perusahaan konsultan asal Singapura. Untuk bisa masuk ke Gedung Putih perusahaan asal Singapura itu harus merogoh kocek sebesar US$80.000.
Buehler mengawali artikel dengan sebuah pertanyaan, mengapa konsultan Singapura membayar US$80.000 kepada sebuah firma asal Las Vegas agar pemerintah Indonesia memiliki akses masuk ke Gedung Putih?
Mengutip dokumen Kementerian Kehakiman Amerika Serikat yang dibuka luas ke publik pada tanggal 17 Juni 2015 ia menjelaskan, yang dimaksud perusahaan konsultan Singapura adalah Pereira International Pte LTD, sedangkan perusahaan asal Las Vegas, Amerika Serikat R&R Partner's Inc. Dalam dokumen tersebut keduanya sepakat menjajaki kerjasama dengan total nilai sebesar US$ 80.000.
Dalam dokumen tersebut juga tertuang tugas yang harus dikerjakan perusahaan pelobi asal Las Vegas R&R Partner's. Selain memberikan akses ke Gedung Putih, perusahaan tersebut juga berperan dalam menyampaikan informasi tentang pentingnya kerja sama antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Kerjasama yang dimaksud meliputi sektor perdagangan, keamanan, ekonomi dan diplomasi kepada pejabat-pejabat penting dan berpengaruh di Amerika Serikat.
Bukan hanya itu dalam dokumen kontrak juga dipaparkan pimpinan kedua perusahaan konsultan tersebut. Kontrak kerja sama itu ditandatangani oleh Sean Tonner selaku President R&R Partners dan Derwin Pereira atas nama Pereira International. Adapun dana senilai US$80.000 akan dibayar oleh Pereira International Pte LTD secara bertahap, dengan empat kali angsuran antara 15 Juni 2015 hingga 1 September 2015.
Buehler melanjutkan, perusahaan pelobi asal Las Vegas R&R Partner's tidak memiliki rekam jejak panjang dalam memahami dinamika politik yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut diperkuat dengan latar belakang pimpinannya yang tidak berpengalaman tinggal di Indonesia.
Sebaliknya Derwin Pereira dinilai mumpuni dan tahu banyak soal dinamika politik yang terjadi di Tanah Air, sebab ia memiliki latar belakang seorang jurnalis.
Selama bertugas sebagai wartawan di The Straits Times (surat kabar Singapura) ia pernah menjadi kepala Biro di Jakarta pada tahun 1998. Kemudian ia ditempatkan di Washington, Amerika Serikat, hingga memutuskan mundur dan mendirikan perusahaan konsultan.
Masih kata Buehler, ia bertugas sebagai Kepala Biro di Jakarta pada tahun 1990-an hingga jatuhnya kekuasan Orde Baru. Sebagai jurnalis tentu saja ia memantau perkembangan politik dari waktu ke waktu.
Selain itu ia juga pernah melakukan sesi wawancara dengan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Singapura pada tahun 1999-2000. Derwin juga dikenal piawai melobi elite politik Indonesia. Ia pernah melakukan kerja sama dengan mantan Menteri Perdagangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Gita Wirjawan.
BACA JUGA:
- Bayar US$ 80.000, Broker Singapura Sukses Pertemukan Jokowi dan Obama
- Jokowi Disambut Tukang Sampah di Amerika Serikat Hoax
- Presiden Joko Widodo Berkunjung ke Amerika Serikat
- Biayai Plesiran DPR Ke Amerika Serikat 575 USD
- Pemimpin ISIS Perkosa Sandera asal Amerika Serikat
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Barack Obama dan Eminem Guncang Acara Kampanye Kamala Harris

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
