Tahun 2015 Stabilitas Jasa Keuangan Masih Terjaga


Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, (keempat kiri) di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/10). (Foto Antara/Yudhi Mahatma)
MerahPutih Keuangan - Stabilitas dan ketahanan sektor jasa keuangan (SKJ) sepanjang 2015 ini masih terjaga dan memadai. Meskipun pasar domestik sempa diwarnai gejolak yang dipicu oleh faktor eksternal seperti kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat atau Fed Fund Rate (FFR).
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad mengatakan sepanjang tahun 2015 terjadi perlambatan ekonomi dunia dan pelemahan harga komoditas. Sementara profil risiko jasa keuangan berada pada level yang manageable.
"Ketahanan industri perbankan cukup baik. Risiko likuiditas, kredit dan pasar LJK masih terjaga karena ditopang oleh permodalan yang cukup tinggi. Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan per Oktober 2015, sebesar 21,35% jauh di atas ketentuan maksimum 10 kali dan menyediakan untuk pertumbuhan," ujar Muliaman saat jumpa pers di Kantor OJK, Jakarta Pusat, Rabu (30/12).
Muliaman menambahkan untuk industri perbankan keuangan Non Bank, Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi juga terjaga pada level yang tinggi 528,7% untuk asuransi jiwa dan 270,1% untuk asuransi umum.
"Pada perusahaan pembiayaan, gearing ratio per November 2015 sebesar 3,19 kali, jauh dari ketentuan maksimum 10 kali dan menyediakan ruangan untuk pertumbuhan," jelasnya.
Pada sektor pasar modal, pengaruh kondisi ekonomi global dan domestik cukup mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meski demikian, perkembangan Reksa Dana masih positif dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) meningkat sebesar 12,17% menjadi Rp 270,84 triliun.
Selain itu, lanjutnya, perlu juga dicatat bahwa sampai dengan tahun ini pasar modal telah berhasil memobilisasi dana melalui IPO saham sebesar Rp 11,3 triliun, rigt issue saham sebesar Rp42,3 triliun, obligasi pemerintah sebesar Rp345,6 triliun dan US$500 juta, dan obligasi koorporasi sebesar Rp62,4 triliun.
"Pada tahun 2015 terdapat penambahan 15 emiten saham baru dan 3 emiten obligasi baru. Selain itu, jumlah investor meningkat cukup tinggi yaitu sebesar 69.359 investor atau meningkat sebesar 19%," pungkasnya. (Abi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Tempatkan Duit Rp 200 Triliun di Bank, Rasio Kredit Membaik

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Online Tiap Hari, ini 5 Modus yang Harus Diwaspadai

Korban Penipuan Online Rugi hingga Rp 4,6 Triliun, Komisi III DPR: Bentuk Satgas Pemberantasan Scam

KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana CSR BI dan OJK ke Partai Politik

Lindungi Warga Agar Tidak Jadi Korban, OJK Solo Tindak 1.556 Pinjol dan 284 Investasi Ilegal

OJK Keluarkan Izin Bank Syariah Matahari Milik Muhammadiyah, Anggota Diminta Aktif Menabung dan Simpan Deposito

OJK Ajukan Pemblokiran 17.000 Rekening Lebih Terindikasi Judol

Ingat Ya! SLIK Bukan Daftar Hitam Orang Tidak Bisa Akses KPR, Ada Syarat Lainnya

Cara Penjahat Lakukan Penipuan Keuangan ke Warga Indonesia

Rumah Tipe 22 Sampai Dengan 70 Paling Diminati Warga Dengan Skema KPR
