Setelah Melejit, Rupiah Ditutup Tertekan 66 Poin


Petugas sedang menghitung pecahan uang dolar Amerika di Jakarta, Jumat (5/6). (Foto Antara/Puspa Perwitasari)
MerahPutih Keuangan - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dihantui keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) meeting. Setelah menguat selama tiga hari rupiah parkir di ambang Rp14.000 per dolar AS.
Kurs rupiah menguat 7,01 persen sejak melemah ke titik terendah pada 29 September. Namun, Kamis (8/10) sore kurs rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi hingga 66 poin atau setara 0,48 persen. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di posisi Rp13.887 per dolar AS melemah dibandingkan sebelumnya, di level Rp13.821 per dolar AS.
Tadi pagi rupiah dibuka di posisi Rp13.850 per dolar AS. Sepanjang hari ini rupiah bergerak di level terkuat Rp13.714 per dolar AS dan terlemah Rp13.930 per dolar AS. Posisi terlemah rupiah dalam sebulan terakhir pada level Rp14.787 per dolar AS yang dicatatkan pada 29 September lalu.
Sementara menurut data Yahoo Finance, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di posisi Rp13.966 per dolar AS pada penutupan sore. Rupiah melemah 81 poin atau 0,59 persen.
Kurs BI, atau Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) berada di posisi Rp13.809 per dolar AS menguat dibandingkan sebelumnya, Rp14.065 per dolar AS.
Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Akibatnya, cadangan devisa terkuras hingga US$6,33 miliar setara dengan Rp88,62 triliun menjadi US$101,72 miliar per 30 September 2015 dari sebelumnya US$107,55 miliar per Juli 2015.
Sementara itu indeks saham nyaris tergelincir setelah terpantau menguat.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 4,30 poin atau setara 0,1 persen menjadi 4.491. Tak jauh berbeda, indeks saham unggulan LQ45 juga naik tipis 1,47 poin ke 768, dan JII malah melemah 1,40 poin ke 601.
Sektor manufaktur menguat paling tinggi dengan 3,02 poin sedangkan sektor perkebunan, konsumer, dan infrastruktur melemah. Volume transaksi perdagangan saham sore ini ditutup sebanyak 4,1 miliar lembar saham senilai Rp4,5 triliun. Sebanyak 152 saham menguat, 143 saham melemah, 100 saham stagnan, dan 163 saham tidak ada perdagangan. (Sry/Luh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
IHSG Anjlok Saat Reshuffle Kabinet, Begini Respons Menkeu Purbaya

Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

IHSG Meledak Tembus Rekor All Time High 8.000 Saat Prabowo Sampaikan Pidato Kenegaraan

Kebijakan Bank Sentral AS Bikin Rupiah Melemah, Tarif Trump Bakal Dorong Inflasi

Perang Israel-Iran Ganggu Sentimen Pasar, IHSG Berpeluang kembali Terpuruk

Sri Mulyani Akui Rupiah Terkena Imbas Kebijakan Tarif Trump, Fundamental Diklaim Kuat

Sepekan Terakhir, Modal Asing Rp 2,36 Triliun Bersih Masuk Indonesia Dorong Rupiah Menguat Tipis
