Seminggu ke Depan, Sumatera dan Kalimantan Diguyur Hujan

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 28 Oktober 2015
Seminggu ke Depan, Sumatera dan Kalimantan Diguyur Hujan

Pengendara Sepeda Motor Melintasi Jalan Ketika Kabut Asap Pekat Menyelimuti Kota ANTARA FOTO/Rony Muharrman/aww/15.

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Merahputih Peristiwa - Upaya untuk menurunkan hujan agar berkurangnya dampak kebakaran hutan dan lahan yakni kabut asap menunjukan hasil signifikan. Hujan buatan dengan menebarkan garam ke dalam awan-awan potensial, berhasil menjatuhkan hujan.

"Kombinasi antara hujan buatan dan hujan alami banyak yang turun. Hujan mulai turun di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan pada Selasa (27 Oktober) dan hari ini," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (28/10).

Sutopo mengatakan, masyarakat menyambut suka cita dan mengucapkan puji syukur, setelah 2 bulan lebih menghirup asap.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mempredisksi, wilayah kebakaran hutan dan lahan akan diguyur hujan seminggu kedepan. Awan tersedia cukup banyak sehingga hujan buatan akan diintensifkan.

Sutopo menjelaskan, BNPB mencatat hujan turun dengan intensitas ringan hingga lebat terjadi di Sumatera dan Kalimantan sejak Selasa kemarin hingga hari.

Hujan di Provinsi Riau antara lain mengguyur Pelalawan, Kampar, Rokan Hulu, Siak, Tembilahan, dan Dumai. Provinsi Jambi mengguyur Kota Jambi, Kuala Tungkal, Berbak, Telanai, dan Tanjung Jabung Timur.

Sedangkan untuk wilayah Kalimantan Selatan hujan terjadi di Tanah Bumbu, Banjar, dan Kotabaru. Di Kalimantan Tengah terjadi hujan mengguyur Palangkaraya dan Kalimantan Timur terjadi di Samarinda dan Berau.

"Hujan menyebabkan kepekatan asap berkurang, udara segar, dan jarak pandang menjauh. Berdasarkan pantauan satelit Terra Aqua pada 28 Oktober 2015 pukul 16.00 WIB, hotspot di Sumatera 9 titik (Lampung 3, Sumsel 6), sedangkan di Kalimantan 282 titik (Kalteng 169, Kaltim 86, Kalsel 27)," papar Sutopo.

Baca Juga:

  1. Pulang dari AS, Jokowi Langsung Kunjungi Lokasi Kabut Asap
  2. Kabut Asap, Mendagri Sebut Pilkada Serentak Bisa Ditunda
  3. Pemerintah Bisa Didenda Triliunan akibat Kabut Asap
  4. Dampak Kabut Asap, 48 Daerah Terancam Batal Ikuti Pilkada
  5. Paparan Kabut Asap di Jakarta
#Provinsi Riau #Kalimantan #Asap Kebakaran Hutan #Kebakaran Hutan #Kabut Asap
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Dunia
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Sebagian besar Eropa Selatan masih berisiko tinggi akibat cuaca panas dan kering.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Dunia
Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius
Peringatan panas ekstrem dikeluarkan di beberapa wilayah Italia, Prancis, Spanyol, Portugal, dan Balkan.
Dwi Astarini - Rabu, 13 Agustus 2025
Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius
Indonesia
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta
Efisiensi dilakukan dengan mengombinasikan operasi modifikasi cuaca dan water bombing menggunakan helikopter atau pesawat berkapasitas lebih kecil ketika titik api masih sedikit.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta
Dunia
Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Kebakaran telah meluas hingga lebih dari 13.000 hektare.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
 Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Indonesia
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Semua kembali lagi ke masyarakat, bagaimana teknologi itu digunakan oleh masyarakat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 06 Agustus 2025
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Indonesia
Buka Lahan dengan Cara Membakar Kini Dilarang, Pemerintah: Gunakan Teknologi yang Modern
Membuka lahan dengan cara membakar tidak bisa dibenarkan karena berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Buka Lahan dengan Cara Membakar Kini Dilarang, Pemerintah: Gunakan Teknologi yang Modern
Indonesia
Titik Panas di Kaltim Meningkat, Rata-Rata Harian di Atas 100 Titik
Dalam informasi titik panas selalu disebutkan tingkat kepercayaan sedang dengan angka 7 maupun kepercayaan tinggi dengan angka 8.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 31 Juli 2025
Titik Panas di Kaltim Meningkat, Rata-Rata Harian di Atas 100 Titik
Indonesia
Karhutla Sekitar Bandara Singkawang Jadi Lautan Api, Lahan 100 Hektar Ludes Terbakar
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sekitar Bandara Singkawang Kalimantan Barat terus meluas semakin sulit dikendalikan
Wisnu Cipto - Rabu, 30 Juli 2025
Karhutla Sekitar Bandara Singkawang Jadi Lautan Api, Lahan 100 Hektar Ludes Terbakar
Indonesia
Karhutla Kian Merajalela, DPR Desak Pemerintah Lakukan Ini Demi Selamatkan Indonesia
Rina juga menyoroti alokasi anggaran pada Ditjen Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan untuk prasarana, sarana, dan pelibatan masyarakat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 30 Juli 2025
Karhutla Kian Merajalela, DPR Desak Pemerintah Lakukan Ini Demi Selamatkan Indonesia
Indonesia
Puan Maharani Ungkap Korban Karhutla Bukan Cuma Lingkungan, tapi Anak-anak
Negara harus memastikan bahwa warga terdampak tidak hanya menjadi korban
Angga Yudha Pratama - Selasa, 29 Juli 2025
Puan Maharani Ungkap Korban Karhutla Bukan Cuma Lingkungan, tapi Anak-anak
Bagikan