Proyek Kereta Cepat Serap Ribuan Tenaga Kerja

Luhung SaptoLuhung Sapto - Sabtu, 07 Mei 2016
Proyek Kereta Cepat Serap Ribuan Tenaga Kerja

Personel Paspamres berjaga di lokasi peletakan batu pertama pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (22/1). (Foto: FB/Presiden Joko Widodo)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Bisnis - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menyerap ribuan tenaga. Proyek Transit Oirented Development (TOD) di Walini membutuhkan 5.000-7.000 tenaga kerja.

Staf Khusus HSR PTPN VIII Hendra Mardiana menjelaskan luas wilayah yang dipakai di kota Walini mencapai 2.873 ha dengan 1.270 ha merupakan TOD yang dikembangkan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan sisanya 1.603 di luar TOD yang dikembangkan PTPN VIII.

‎"Proses pembangunan sendiri membutuhkan kurang lebih 5.000-7.000 terserap TOD saja, bila di total bisa mencapai 10.000 TOD. Bahkan kami berkomitmen bersama, Tiongkok bersedia untuk memberikan pelatihan kepada anak didik kita," ujar Hendra di sela acara Investment Indonesia Week 2016, JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (6/5).

Hendra menambahkan saat ini pembangunan Kerta Cepat Jakarta-Bandung mampu menyerap sebanyak 39.000 tenaga kerja. Total ‎pengembangan TOD, meliputi Karawang, Halim Perdanakusuma, Walini, dan Tegalluar bakal menyerap 28.000 tenaga kerja.

"Dalam pembangunan kereta cepat ya itu, per tahun 39.000 , jarak 142 km. Pembangunan TOD 28.000 per tahun," jelas dia.

Operasional TOD akan menyerap 20.000 tenaga kerja. Selain itu, serapan tenaga kerja paling banyak pada pembangunan pabrik rolling stock untuk kereta.

"‎Kami melihat proyek kereta cepat memiliki serapan sangat tinggi. Ditambah lagi, dengan adanya multiplier effect dengan adanya pabrik rolling stock gerbong kereta dengan rencana antara Karawang dan Purwakarta. Ini penyerapan cukup tinggi karena presiden maunya meminta tenaga kerja dari lokal sebanyak 60 persen dan pihak Tiongkok menyanggupi," pungkasnya. (Abi)

BACA JUGA:

  1. Muhammadiyah: Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Banyak Masalah
  2. Said Iqbal: Penutupan Panasonic dan Toshiba Diduga Terkait Kereta Cepat Jakarta-Bandung
  3. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Perlu Kajian Mendalam
  4. Walhi Jabar Kritik Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
  5. DPR Pertanyakan Urgensi Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung
#Kereta Cepat Jakarta-Bandung #Kereta Cepat
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Murka Terhadap Purbaya karena Ogah Lunasi Utang Kereta Cepat
Beredar informasi yang menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo marah ke Menkeu Purbaya soal Kereta Cepat Jakarta - Bandung.
Ananda Dimas Prasetya - 2 jam, 31 menit lalu
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Murka Terhadap Purbaya karena Ogah Lunasi Utang Kereta Cepat
Indonesia
KPK Duga Ada Tanah Negara Dijual ke Negara di Proyek Kereta Cepat Whoosh
KPK menyelidiki pengadaan lahan untuk Whoosh yang tidak wajar. Namun jika pembayarannya wajar, maka tidak akan diperkarakan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 10 November 2025
 KPK Duga Ada Tanah Negara Dijual ke Negara di Proyek Kereta Cepat Whoosh
Indonesia
Jelang Hari Pahlawan, Tarif Tiket Whoosh Turun Mulai Rp 200 Ribu
Promo Whoosh Hero’s Deal menyediakan total 53.280 kursi yang dapat dinikmati masyarakat dengan tarif hemat.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
Jelang Hari Pahlawan, Tarif Tiket Whoosh Turun Mulai Rp 200 Ribu
Indonesia
Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Punya Solusi Bayar Utang Kereta Cepat
Danantara Indonesia menyatakan sudah menyiapkan dua skema untuk menyelesaikan utang dari proyek KCIC, yaitu dengan mengambilalih infrastrukturnya dan menyuntikkan dana tambahan.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Punya Solusi Bayar Utang Kereta Cepat
Indonesia
Kasus Dugaan Korupsi Whoosh: KPK Jamin Penyelidikan Tetap Jalan, Tak Ada Intervensi Presiden
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menegaskan penyelidikan dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) tetap berjalan dan tidak akan dipengaruhi keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menanggung utang proyek tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 05 November 2025
Kasus Dugaan Korupsi Whoosh: KPK Jamin Penyelidikan Tetap Jalan, Tak Ada Intervensi Presiden
Indonesia
Pemerintah Siapkan Opsi PSO Untuk Kereta Cepat Biar Bisa Bayar Utang
Pemerintah Siapkan Opsi PSO Untuk Kereta Cepat Biar Bisa Bayar Utang
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Pemerintah Siapkan Opsi PSO Untuk Kereta Cepat Biar Bisa Bayar Utang
Indonesia
Presiden Prabowo Pastikan Utang Kereta Cepat Whoosh Dibayar dari Uang Sitaan Korupsi dan Efisiensi Anggaran
Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah akan membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) senilai Rp 1,2 triliun per tahun menggunakan dana efisiensi dan uang hasil sitaan korupsi, tanpa membebani keuangan negara.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 05 November 2025
Presiden Prabowo Pastikan Utang Kereta Cepat Whoosh Dibayar dari Uang Sitaan Korupsi dan Efisiensi Anggaran
Indonesia
Gaet Penumpang Asing, KCIC Siapkan Perluasan Kanal Penjualan Tiket Whoosh ke Pasar Internasional
Secara kumulatif sejak awal operasional pada Oktober 2023, layanan Kereta Cepat Whoosh telah digunakan oleh 600.958 wisatawan asing.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Gaet Penumpang Asing, KCIC Siapkan Perluasan Kanal Penjualan Tiket Whoosh ke Pasar Internasional
Indonesia
Rela Bayar Utang Kereta Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Prabowo: Uangnya Ada, yang Penting Jangan Korupsi
Menurut Presiden Prabowo, uang sebesar itu tak masalah dikucurkan karena baginya Whoosh juga memiliki banyak manfaat buat masyarakat.
Dwi Astarini - Selasa, 04 November 2025
Rela Bayar Utang Kereta Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Prabowo: Uangnya Ada, yang Penting Jangan Korupsi
Indonesia
Janji Tanggung Jawab Pembiayaan Whoosh, Presiden Prabowo: Kita Layani Rakyat, Bukan Hitung Untung Rugi
Presiden Prabowo Subianto menegaskan siap bertanggung jawab atas pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh), menilai Indonesia masih sanggup membayar utangnya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 04 November 2025
Janji Tanggung Jawab Pembiayaan Whoosh, Presiden Prabowo: Kita Layani Rakyat, Bukan Hitung Untung Rugi
Bagikan