Pound Turun Tajam 10 Persen, Prediksi George Soros Terbukti?

Luhung SaptoLuhung Sapto - Jumat, 24 Juni 2016
Pound Turun Tajam 10 Persen, Prediksi George Soros Terbukti?

George Soros (screenshot youtube )

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Internasional - Investor ternama George Soros mengingatkan jika Brexit dapat memicu 'Black Friday' dan resesi. Hari ini, prediksi Soros kian mendati kenyataan.

Pada Selasa (22/6) lalu, Soros memprediksi mata uang Inggris poundsterling akan jatuh tajam 15 persen jika keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Berdasarkan hasil penghitungan sementara, warga Inggris yang ingin keluar dari keanggotaan Uni Eropa (British to exit/Brexit) memenangi referendum dengan mencatat perolehan 52 persen dari 71 persen suara yang masuk. Dari total suara yang masuk tersebut, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan, sementara sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari UE. 

Mengutip Guardian, Soros mengatakan bahwa dalam hal Brexit, nilai poundsterling akan jatuh setidaknya 15 persen, dan mungkin lebih dari 20 persen, di bawah US$1,15 dari tingkat saat ini dari sekitar US$1,46.

"Nilai pound akan menurun drastis. Hal ini juga akan memiliki dampak langsung dan dramatis di pasar keuangan, investasi, harga dan pekerjaan," ucap Soros. 

Keputusan Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa membuat pasar bereaksi yang ditandai turunnya nilai mata uang Inggris, Poundsterling ke level terendah terhadap dollar Amerika sejak tahun 1985.

Hari ini, Jumat (24/6) nilai poundsterling sempat menyentuh US$1.3305 atau turun 10 persen, terlemah sejak tahun 1985. Padahal, sebelum hasil pemilihan suara dihitung, mata uang Pound sempat naik hingga US$1.50 karena pasar percaya Inggris akan tetap di Uni Eropa.

Namun, saat suara mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa naik di wilayah timur laut Inggris, Pound langsung turun ke US$1.43 dan kemudian terjun lebih dalam saat suara untuk keluar memimpin perolehan suara.

Di sisi lain, harga emas melesat ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Logam mulia melonjak setinggi 1.359,08 dolar AS per ounce -- tingkat tertinggi sejak 19 Maret 2014 -- sebelum menetap di 1.318,80 dolar AS pada sekitar pukul 06.50 GMT (pukul 13.50 WIB). 

BACA JUGA:

  1. Dampak Brexit Terhadap Ekonomi Indonesia Tidak Signifikan
  2. Breaking News: PM Inggris David Cameron Mundur
  3. Pro-Brexit Sementara Unggul, Pound Langsung Terpuruk
  4. Bursa Saham Global Bergejolak Jelang Referendum Brexit
  5. Inggris Gelar Referendum Soal Keanggotaan Uni Eropa
#Poundsterling #Brexit #George Soros
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Bagikan