Peran Ulama Sangat Penting untuk Melawan Radikalisme

Luhung SaptoLuhung Sapto - Jumat, 16 September 2016
Peran Ulama Sangat Penting untuk Melawan Radikalisme

Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) yang terdiri dari pimpinan daerah, penegak hukum, dan ulama merapatkan barisan untuk menangkal gerakan radikalisme yang mengancam NKRI. (Foto Antara/M Risyal Hidayat)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merah Putih Nasional - Membendung radikalisasi perlu dengan mengajak peran aktif seluruh masyarakat untuk bersinergi. Keluarga dan ulama adalah bagian penting untuk memperkuat institusi pendidikan dalam melawan paham itu.

“Kita tahu bahwa Indonesia adalah obyek subur penyebaran benih radikalisme. Jadi memperkuat institusi pendidikan untuk melawan radikalisme itu mencakup tiga hal yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Dimana menurut saya, akarnya adalah keluarga. Jadi untuk membendung karakter di institusi pendidikan yang anti radikal harus dimulai dari keluarga. Bahkan para Ulama juga harus bisa memberikan pengayaan dalam kapasitasnya sebagai obor masyarakat,” kata Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Asep Usman Ismail di Jakarta, Jumat (16/9)

“Keluarga dan ulama adalah basis penting untuk memperkuat anti radikalisme di dunia pendidikan. Itu harus sinergi,” katanya. 

Menurutnya, institusi pendidikan tidak hanya pendidikan formal seperti sekolah, tapi juga pendidikan non formal.

“Jadi, kontribusi ulama untuk kaitan keluarga semisal adalah melalui majelis taklim, remaja masjid. Juga lewat pengajian, khotbah-khotbah, berbagai komunikasi sosial, dll. Majelis Taklim yang tidak lain adalah kaum ibu,” kata Asep.

Memberi pegangan anti radikal kepada para mubaligh, ustazah, menurut Asep, caranya adalah melalui bacaan yang bisa menjadi pegangan untuk mereka yang mudah dan praktis bagi mereka melalui majelis taklim. Sebagai gambaran, para mubaligh itu rata-rata pendidikannya adalah S1 dan ada juga S2.

“Karena itu perlu dibangun sebuah tim untuk menyusun buku panduan pendidikan anti radikal. Di majelis taklim kita tahu sendiri para ibu sangat giat dibandingkan bapak-bapak. Kalau ustazahnya kurang bacaan, bagaimana dia menyampaikan ajaran yang benar kepada umat? Dia adalah juru bicara untuk ajaran-ajaran Islam yang benar dan harus disampaikan kepada umat. Berarti harus tersedia bacaan-bacaan yang benar dan baik, mudah dicerna, bernuansa keislaman dan bisa bisa diserap oleh para mubaligh, dari berbagai level pendidikan,” kata Asep. 

Menurutnya, Kementerian Agama yang punya kewenangan soal itu belum bisa bekerja dengan optimal sehingga diperlukan sinergitas antar komponen masyarakat untuk memperkuat institusi pendidikan melawan radikalisasi. 

“Jadi perlu sinergitas ormas-ormas Islam, bisa kelompok-kelompok profesional, para mubaligh dan berbagai profesi keagamaan di masyarakat . Itu yang harus diperkuat,” katanya.

“Majelis taklim sebenarnya strategis karena dia berada di ruang publik dan masuk ke wilayah jantung serta berhadapan dengan masyarakat yang rentan terhadap berbagai faham termasuk radikalisme. Jika wilayah jantung itu dibiarkan kosong, benteng pertahanannya akan jebol. Karena itu, menurut hemat saya seharusnya kita semua harus bersinergi ; negara masuk, ormas Islam masuk. Jika tidak, maka ruang kosong itu akan diambil alih oleh kelompok-kelompok radikal karena mereka sangat cepat dan jeli melihat peluang,” katanya.  

Untuk itu menurutnya, penting untuk memperkuat sumber daya masyarakatnya agar bisa punya persepsi yang sama kemudian disinergikan. 

“Penting, karena ini masalah bangsa  dan negara serta masa depan bangsa,” katanya.

BACA JUGA:

  1. Sinergi Ulama, Keluarga, dan Sekolah Jauhkan Anak dari Paham Radikal
  2. Lawan Radikalisme Sejak Dini dengan Pendidikan Kebangsaan
  3. KPAI: Keluarga Benteng Perlindungan Anak dari Radikalisme
  4. Cegah Radikalisme, Seluruh Komponen Bangsa Diminta Jaga Empat Pilar Kebangsaan
  5. Kepala BNPT Temui Pengurus MUI Bahas Penanggulangan Terorisme

 

#Ulama #Terorisme #Radikalisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Proses perekrutan seringkali dimulai dari aktivitas permainan yang terkesan normal
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 November 2025
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Indonesia
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Sigit menjelaskan, temuan tersebut bermula dari aktivitas anak-anak dalam kelompok komunitas yang tumbuh dari hobi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Indonesia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Para tersangka itu merekrut anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, mulai dari media sosial, gim online, aplikasi pesan hingga situs tertutup.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Indonesia
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Anak itu direkrut melalui modus penyebaran, propaganda dilakukan secara bertahap lewat media sosial hingga game online.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 18 November 2025
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Indonesia
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri pun mengajak para pelajar untuk menjadi tangan kanannya bersama-sama polisi menjaga keamanan di Jakarta.
Wisnu Cipto - Senin, 17 November 2025
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Indonesia
3 Norma Dilanggar, KPAI Tegaskan Aksi Dai Cium Anak di Ruang Publik Bisa Masuk Ranah Hukum
KPAI menilai tindakan pendakwah berinisial E tersebut telah melanggar prinsip perlindungan anak, norma sosial, dan norma agama.
Wisnu Cipto - Kamis, 13 November 2025
3 Norma Dilanggar, KPAI Tegaskan Aksi Dai Cium Anak di Ruang Publik Bisa Masuk Ranah Hukum
Indonesia
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Densus 88 mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 kerap mengakses situs darknet dan merakit sendiri bahan peledak. 96 orang luka-luka dalam peristiwa itu.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Indonesia
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Uji Lab Puslabfor akan memastikan serbuk tersebut, sementara motif bullying santer jadi dugaan penyebab aksi ini
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Indonesia
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, yang berstatus ABH dan diduga korban bullying, telah dioperasi karena luka berat di kepala dan dirawat intensif di ICU
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Indonesia
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Polri bersama dengan TNI masih mendalami insiden ledakan dalam bangunan SMAN 72 Jakarta yang berada di dalam Kompleks TNI AL, Jakarta, Jumat siang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Bagikan