Perlambatan Ekonomi Tidak Halangi Minat Tiongkok Investasi di Sektor Kelistrikan


Sudirman Said dan Direktur PLN Amin Subekti jelaskan Program Listrik 35.000 MW di Yogyakarta, Minggu (3/5) (Foto Antara/Regina Safri)
MerahPutih Bisnis - Perlambatan ekonomi Tiongkok tidak memengaruhi minat untuk berinvestasi pada megaproyek pembangkit listrik 35.000 Megawatt (MW). Proyek-proyek jangka panjang di luar negeri diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Tiongkok, yang menurut data disebutkan sepanjang 2015 hanya tumbuh 6,9 persen.
"Justru saat ini investor Tiongkok jadi lebih banyak yang ingin masuk ke Indonesia bahkan lebih agresif. Karena di dalam negeri mereka sendiri kan sudah tidak bisa diandalkan," kata Direktur Perencanaan PT PLN (Persero) Nicke Widyawati di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Rabu (20/1).
Nicke menyatakan PLN sendiri berupaya selektif dalam memilih perusahaan Tiongkok yang akan menjadi investor.
"Tapi kita akan tetap selektif dalam memilih perusahaan Tiongkok mana saja yang kredibel untuk berinvestasi di Indonesia agar menghasilkan kualitas yang bagus dengan harga yang murah karena harga listrik bisa murah subsidi juga bisa turun," jelasnya.
Merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) rencana investasi penanaman modal asing di 2015 paling banyak berasal dari Tiongkok.
BKPM mencatat, pengajuan izin prinsip dari investor Tiongkok periode 1 Januari-31 Desember 2015 sebesar Rp 277,59 triliun atau 22,96 persen dari total izin prinsip PMA yang masuk ke BKPM dalam periode yang sama Rp1.208,80 triliun. Nilai pengajuan izin prinsip Tiongkok tahun 2015 itu naik 67 persen dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp166,21 triliun.
Sektor-sektor yang diminati oleh investor Tiongkok lebih banyak terfokus di sektor infrastruktur. Menurut data BKPM, rencana investasi terbesar yang diajukan oleh investor Tiongkok adalah sektor kelistrikan sebesar Rp150,89 triliun atau 54,36 persen dari total rencana investasi Tiongkok.
Lalu diikuti oleh sektor angkutan kereta api sebesar Rp73,90 triliun atau 26,62 persen , sektor industri logam dasar Rp16,78 triliun atau 6,04 persen, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp13,96 triliun atau 5,03 persen serta sektor perdagangan sebesar Rp9,32 triliun atau 3,36 persen. (rfd)
BACA JUGA:
- Pemerintah Beri Kemudahan untuk Investor Pembangkit 35.000 MW
- Dapat Pinjaman, PLN Akan Investasikan di Proyek Pembangkit 35.000 MW
- Terkait Program Lisrik 35.000 MW, Pemerintah Diminta Jujur
- Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi Tak Menarik bagi Investor Listrik
- Saietta NGS, Superbike Gahar Bertenaga Listrik
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Perintahkan Menteri Gerak Cepat Lakukan Hilirisasi, Kerjasama Dengan China

PM Tiongkok Datang ke Indonesia, HBKB Sudirman-Thamrin Dihentikan Sementara

Jakarta Diproyeksikan Bakal Dibajiri Barang dari Tiongkok dan Vietnam

2 Train Set KRL Dari Tiongkok Kembali Datang, KAI Commuter Ingin Percepat Pengujian dan Sertifikasi

Apa Itu Virus HMPV: Gejala, Penyebaran, dan Cara Menghadapinya

31 Tahun Beroperasi, 'Niu An Cong' Kini Hadir di Indonesia

China Berharap Hubungan Dengan Indonesia Tambah Kuat

Tiongkok Sudah Punya Kereta Tanpa Rel Sejak 2018

Ekonomi Tiongkok Melambat, AS Mulai Tumbuh Baik

Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
