Penurunan Harga BBM dalam Paket Ekonomi III Hanya Pencitraan


Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengumumkan paket kebijakan untuk mengatasi pelemahan ekonomi global di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
MerahPutih Bisnis - Presiden Joko Widodo memerintahkan PT Pertamina (Persero) menghitung kembali penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi solar dan nonsubsidi jenis premium dengan opsi turun sekitar 2 persen. Rencana penurunan harga BBM itu akan dimasukan ke dalam Paket Kebijakan Ekonomi Tahap III.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Imaduddin Abdullah menilai, kebijakan penurunan harga BBM hanya kebijakan politik semata demi memberikan citra positif bagi pemerintah di tengah kondisi ekonomi saat ini. Hal tersebut terlihat ketika Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menolak penurunan harga BBM.
"Saya melihat kebijakan untuk menurunkan tarif BBM ini jatuhnya lebih kepada kebijakan politik bukan kebijakan ekonomi. Karena untuk menyelamatkan sikap pemerintah. Pemerintah beberapa waktu lalu mengatakan akan menurunkan harga BBM kalau nantinya harga minyak dunia mengalami penurunan, tapi kan ternyata tidak. Makanya Menteri Keuangan menolak (penurunan harga BBM), Kementerian ESDM juga menolak. Ini kan hanya pilihan presiden," ujar Imaduddin Abdullah, ditemui di kantornya, Jakarta, Sabtu (3/10).
Hal senada diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati. Enny menilai, penurunan harga BBM tidak akan memberikan dampak besar terhadap sektor industri dan masyarakat. Hal tersebut lantaran penurunan harga BBM belum tentu dibarengi dengan penurunan harga kebutuhan bahan-bahan pokok.
"Coba kalau kita lihat data BPS, saat harga BBM naik pengaruhnya cepat terhadap harga bahan-bahan pokok, tapi kalau turun tidak terlalu besar pengaruhnya. Makanya lebih baik urusi saja bagaimana harga bahan-bahan pokoknya agar stabil. Sehingga dapat meningkatkan konsumsi masyarakat," ujar Enny Sri Hartati.
Namun, hal berbeda diungkapkan oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah. Salah satu korban PHK di salah satu perusahaan produksi helm yang ada di Bogor, Jawa Barat, Muhammad Gimbal (25) mengatakan, penurunan harga BBM sangat dibutuhkan oleh masyarakat menengah ke bawah.
"Di pabrik saya (bekerja) banyak sekali pegawai yang tidak dilanjutkan kontraknya. Jadi menurut saya penurunan harga BBM bisa membantu korban-korban yang terkena PHK," ujar Gimbal kepada merahputih.com. (rfd)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Prabowo Paparkan 8 Kebijakan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal 1 2025

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
