Pengusaha Makanan dan Minuman Naikan Harga Jika Dolar Tembus Rp15.000


Petugas bank menghitung uang pecahan dolar Amerika di Jakarta, Selasa (10/6). (Foto Antara/Puspa Perwitasari)
MerahPutih Bisnis - Pengusaha makanan dan minuman yang bernaung di bawah Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) terpukul akibat pelemahan rupiah. Namun, mereka masih mampu bertahan asalkan kurs rupiah masih di bawah di kisaran Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Iya, itu batas psikologisnya ya. Kalau sudah melebihi Rp15.000 per dolar AS mau tidak mau harus menaikan harga," kata Ketua GAPMMI Adhi Lukman seusai diskusi Invest ASEAN 2015 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (6/10).
Saat ini para pelaku usaha di bidang makanan dan minuman masih mampu menghadapi tekanan dolar AS. Adhi mengatakan untuk industri kelas menengah dan besar punya daya tahan cukup besar terhadap krisis ekonomi.
Hal itu karena masih memiliki stok bahan baku untuk selama satu bulan sedangkan produk juga satu bulan. Produk yang beredar di pasar antara seminggu sampai satu bulan. Dengan demikian, dalam kondisi dolar AS terus menguat para pengusaha tersebut masih mampu bertahan antara 2,5- 3 bulan.
"Perhitungan saya sampai Desember pun masih kuat, tapi setelah Desember kalau dolar AS masih menguat mau tidak mau harus revisi harga. Itu jalan terakhir," ujar Adhi. Adhi berharap penguatan rupiah dua hari terakhir ini akan terus bertahan. (rfd)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Menilik Nilai Tukar Rupiah Hampir Rp 16.500 Per Dollar AS

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri Meningkat

Rupiah dan IHSG Kompak Melemah
