Pemulihan Hutan dan Lahan Akibat Kebakaran Butuh 50 Tahun


Pemadaman kebakaran hutan (Foto Antara/Nova Wahyudia)
MerahPutih Peristiwa - Kebakaran hutan yang melanda di daerah Kalimatan dan Sumatera merusak ekosistem di kawasan hutan gambut. Menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) membutuhkan waktu 50 tahun lebih untuk memperbaiki ekosistem yang rusak
Manajer Kampanye Hutan dan Perkebunan Skala Besar Walhi Zenzi Suhadi menjelaskan proses perbaikan pada hutan gambut yang terdapat di hutan gambut memakan waktu cukup panjang. Untuk satu pohon saja butuh waktu 10 tahun. Belum lagi memulihkan sistem hidrologi, ekosistem, dan mata rantai.
"Bisa memakan waktu lebih dari 50 tahun untuk menciptakan hutan gambut seperti sedia kala, dan peran dari semua pihak agar dapat gambut dapat berfungsi seperti aslinya," ujar Zenzi saat ditemui di kantor Walhi, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (13/10).
Zenzi menambahkan wilayah yang menjadi langganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ada 10 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, dan Kaltara. Yang paling parah adalah Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng dan Kalsel. hampir setiap tahun daerah ini mengalami kebakaran hutan dan lahan.
"Kami terus berupaya untuk terus mematikan api dan mencoba melakukan pemulihan terhadap hutan gambut yang saat ini terbakar. Di samping itu, perlu penanganan serius dari semua pihak untuk mengatasi masalah asap tersebut," tuturnya.
Menurut Zenzi, pihaknya saat ini terus menjaga ekologi bukan hanya berapa jenis hewannya, tetapi keseimbangan dari ikatan matarantai suatu spesies. Jadi spesies yang hilang dari mata rantai berdampak punahnya suatu susunan dalam satu habitat.
"Kita melihat pembukaan lahan yang dilakukan perusahaan sawit, bukan hanya memusnahkan makhluk hidup dipermukaan tanah tetapi mempengaruhi ekosistem hutannya tetapi mempengaruhi pemukiman yang berada di sekitarnya, eksodus yang besar-besar ini dapat memunculkan konflik antara satwa dengan manusia. Tidak heran kalau kami mendengar manusia diserang macan, atau gajah merusak lahan pertanian warga," tandasnya. (Abi)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara

Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius

Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta

Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris

Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat

Buka Lahan dengan Cara Membakar Kini Dilarang, Pemerintah: Gunakan Teknologi yang Modern

Titik Panas di Kaltim Meningkat, Rata-Rata Harian di Atas 100 Titik

Karhutla Sekitar Bandara Singkawang Jadi Lautan Api, Lahan 100 Hektar Ludes Terbakar

Karhutla Kian Merajalela, DPR Desak Pemerintah Lakukan Ini Demi Selamatkan Indonesia

Puan Maharani Ungkap Korban Karhutla Bukan Cuma Lingkungan, tapi Anak-anak
