Pemahaman Agama Dangkal Mudah Dirasuki Propaganda Radikalisme dan Terorisme


Kelompok Militan ISIS. (Foto: screenshot presstv)
MerahPutih Nasional - Kelompok-kelompok Islam militan memutarbalikkan makna ayat Al Quran danHadits untuk menjalankan aksi-aksi keji mereka. Umat Islam diminta cerdas terutama dalam memahami ayat-ayat Al Quran dan hadits untuk menangkal propaganda paham radikalisme dan terorisme.
"Islam itu harus dipahami secara benar dan tidak setengah-setengah. Bila pemahaman kita dangkal, maka kita tidak akan bisa melawan doktrin dari luar yang mengatasnamakan agama Islam. Padahal doktrin itu intinya jauh dari pengertian agama Islam itu sendiri. Itulah yang sekarang digunakan pengikut paham radikalisme dan terorisme, khususnya ISIS, dalam menjalankan propagandanya. Mereka mengatasnamakan Islam tapi sebenarnya jauh dari Islam itu sendiri," ujar Ustaz Abdurrahman Ayyub, mantan teroris yang kini membantu pemerintah Indonesia dalam menanggulangi terorisme di Jakarta, Rabu (21/9).
Menurut Ustaz Ayyub, selain pemahaman agama Islam, peran keluarga juga sangat penting dalam membendung propaganda radikalisme dan terorisme. Baru-baru ini, kata Ustaz Ayyub, ada seorang teman di Aceh, yang dibaiat oleh ISIS dengan memanfaatkan teknologi dan dunia maya. Disebutkan, ISIS memanfaatkan game online dalam menjaring pengikut.
"Awalnya main game perang. Dari game itu nanti akan ada komunikasi bahwa pemainnya nanti akan dapat hadiah riil, setelah mereka sebelumnya dalam hadiah berupa senjata, granat, roket, RPG, dan lain-lain. Lama-lama anak ini penasaran apa hadiah riil itu. Dari sinilah anak itu terbawa dan hampir berangkat ke Suriah. Dalam pengakuannya, ia sudah disiapkan tiket gratis, iming-iming gaji besar, serta disiapkan perempuan cantik di Suriah. Padahal faktanya itu hanya mimpi. Beruntung anak ini sadar, meski empat temannya jadi berangkat dan sekarang sudah tewas di Suriah," ujar mantan Ketua Mantiqi IV Wilayah Australia Jamaah Islamiyah ini.
Keluarga berperan penting membentengi anak-anak dari paham radikalisme dan terorisme, serta ISIS dengan mengarahkan anaknya dalam belajar agama.
"Ini bukan katanya-katanya. Orang yang bergabung dengan kelompok itu akalnya rusak, dan membunuh keakraban dengan keluarga. Bahkan saat masih front saya mendapat doktrin, kalau mimpi keluarga itu adalah gangguan setan. Padahal itu fitrah manusia, rindu lama tidak bertemu saudara. Jadi logika dan akal sehatnya dimatikan melalui doktrin-doktrin sesat mereka," ungkapnya.
Intinya, tegas Ustaz Ayyub, jangan sekali-sekali berhubungan dengan paham radikalisme dan terorisme. "Mereka membaca Al Quran hanya sampai kerongkongan, tapi langsung mengkafirkan orang. Saat itu saya didoktrin dengan surat Al Maidah ayat 44 yang bunyinya 'barang siapa tidak berhukum pada hukum Allah, maka mereka kafir'. Dengan begitu NKRI ini dianggap kafir, pemimpinnya kafir, TNI/Polri/Pegawai Negeri kafir. Dan risikonya, mereka harus diperangi dan hijrah dari negeri kafir. Padahal pemahaman ayat itu tidak seperti itu, tapi sangat luas," pungkas Ustaz Ayyub.
BACA JUGA:
- Peran Ulama Sangat Penting untuk Melawan Radikalisme
- Sinergi Ulama, Keluarga, dan Sekolah Jauhkan Anak dari Paham Radikal
- Lawan Radikalisme Sejak Dini dengan Pendidikan Kebangsaan
- KPAI: Keluarga Benteng Perlindungan Anak dari Radikalisme
- Cegah Radikalisme, Seluruh Komponen Bangsa Diminta Jaga Empat Pilar Kebangsaan
Bagikan
Berita Terkait
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
