Pelayan Cafe The House of Raminten Lesbi dan Gay?


The House of Raminten Yogyakarta (Foto: MerahPutih/Fredy WP)
MerahPutih Nasional- Cafe angkringan The House of Raminten jadi primadona sebagai tempat makan dan minum murah dengan keunikannya. Tak jarang, cafe 24 jam ini selalu dicari wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.
Di balik primadonanya, cafe ini memiliki fenomena menarik yang telah menjadi buah bibir bagi pengunjungnya. Ada pengunjung yang melontarkan fenomena menarik tersebut di media sosial, dan ada pula yang hanya menjadi kabar dari mulut ke mulut.
Fenomena menarik tersebut ialah, bahwa pelayan cafe merupakan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Berdasarkan penelusuran merahputih.com, Kamis (28/4), di media sosial twitter dan facebook, para pengenjung melontarkan status di akun medsos mereka ihwal pelayan LGBT di The House of Raminten.
"Awas ndey pelayan nya lesbi homo RT @ndeynadia: Green tea \(´?`)/ (@ The House of Raminten w/ 2 others)," tulis akun twitter @imambayus, dipublikasikan pada Mei 2013.
"Makan kita ????. Dari pas masuk sedikit aneh dengan semua pelayan cowok disini ? (with ???????????? at The House of Raminten)," tulis akun twitter @BVGHO.
"Pingin liburan ke Jogja nih bulan depan... lumayan dapet cuti 1 minggu. Gk sabar pingin cpet2 ke jogja... pingin ke angkringan Raminten... seru disana para pelayan nya mayoritas GAY n LESBI... Heeem....," kata Putra Aquarius, melalui akun facebooknya, yang dipublikasikan pada Maret lalu.
"The waroeng of raminten,,pelayannya ganteng2 tp kok gay smua..heehee," cetus akun facebook Bhetta Indah Rani.
"Raminten restoran, Kotagedhe, Jogja: makan sego kuching sambil belajar hormati hak azasi, hormati orientasi sex orang2, waiters yg gay," tulis akun facebook Yudhi Widdyantoro.
Bahkan, keberadaan kaum LGBT sebagai pelayan The House of Raminten tersebut juga tersiar di kalangan mahasiswa Yogyakarta. Daniel, alumni salah satu kampus swasta di Yogyakarta mengakui bahwa perbincangan cafe dengan LGBT-nya tersebut sudah bukan rahasia umum lagi di kalangan mahasiswa Yogyakarta yang gemar nongkrong.
Menurutnya, cafe tersebut lebih dikenal banyak kelompok gay ketimbang lesbi. "Lebih ke gay sih setahuku," tutur mahasiswa yang lulus tahun 2014 ini, kepada merahputih.com. (Fre)
BACA JUGA:
- Sebut Pemimpin Non Muslim Haram Seperti LGBT dan Babi, Ahmad Dhani Tidak Takut!
- Ahmad Dhani: Pemimpin Non Muslim Sama Haramnya dengan LGBT dan Babi
- Konten LGBT Masih Bisa Diakses di Mesin Pencari Khusus Anak
- Aktivis LGBT Bingung Kepala Daerah Intoleran Bisa Terpilih
- Perihal Larangan Promosi LGBT, Didi Soekarno Dukung KPI
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Pride Month 2025 Sepi dari Ingar-Bingar Perusahaan Besar, Khawatir Trump Makin Keras terhadap LGBTQ

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Pesta Seks Sesama Jenis Berkedok Ulang Tahun di Setiabudi Digerebek, Jejak Trauma Kelam Pelaku Terungkap!

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
