Pada Mulanya Bakpia Dimasak dengan Minyak Babi


Pusat oleh-oleh khas Yogyakarta, Bakpia Pathok di Kampung Pathuk Yogyakarta di Jalan KS Tubun, Danurejan, Kota Yogyakarta. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Kuliner - Bakpia Pathok merupakan panganan kuliner khas Yogyakarta. Panganan berbentuk bukat mungil ini kini telah diterima lidah berbagai kalangan mulai dari lidah wisatawan dalam negeri hingga mancanegara.
Banyak yang bertanya-tanya merek bakpia mana yang lebih dulu ada. Dengan mengetahui seluk-beluknya, wisatawan ingin mencoba sensasi makan bakpia yang memiliki 'nama' terlebih dahulu.
Berdasarkan perjalanan merahputih.com, Minggu (21/2), di Kampung Pathuk, Kota Yogyakarta, bakpia pertama yang diperjualbelikan secara luas ialah Bakpia Pathok 75.
"Ceritanya bakpia di sini (Bakpia Pathok 75) yang pertama buat toko. Tahun 1948. Dulu belum ada toko-toko lainnya," kata Astri, pegawai Bakpia Pathok 75.
Pendiri Bakpia Pathok 75 ialah Liem Bok Sim. Awalnya ia hanya penjual arang. Karena sering berinteraksi dengan pelopor pembuat bakpia di Yogyakarta, Liem mengembangkan bisnis bakpia. Ia kemudian mendirikan pabrik rumahan pembuatan bakpia. Letaknya di Jalan KS Tubun Nomor 75.
"Merek bakpia dari tempatnya. Nomor rumah pabriknya. Kayak di sini, nomor 75 kan. Tapi sekarang kan nggak cuma di sini," kata Astri saat ditanyai seputar angka di dalam merek bakpia.
Penyebutan "pathok" sendiri berasal dari kampung berdirinya industri makanan yang jadi oleh-oleh idola Yogyakarta ini. Setelah berdiri satu pabrik bakpia, di Kampung Pathuk tersebut justru tumbuh pabrik-pabrik lainnya. Muncullah istilah "bakpia pathok" untuk menyebut bakpia khas Kampung Pathuk.
Awalnya bakpia yang diracik orang Tionghoa ini merupakan panganan yang dibuat dari bahan minyak babi. Bahkan, isinya pun berupa daging yang dianggap tidak layak makan bagi agama tertentu. Namun, seiring penyesuaian lidah masyarakat Yogyakarta, lantas bakpia tersebut dimodifikasi bahannya agar dapat dimakan masyarakat Yogyakarta. Di era Liem Bok itulah bakpia menjadi makanan berisi kacang-kacangan. Minyak pembuatannya pun tidak lagi menggunakan minyak yang tidak dapat dikonsumsi masyarakat luas. Kini, bakpia menjadi oleh-oleh khas Yogyakarta yang dapat dinikmati siapa pun. (fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
