Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV Surplus US$5,1 Miliar


Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (14/9). (Foto: MerahPutih/Fadhli)
MerahPutih Keuangan - Setelah mencatat defisit sebesar US$4,6 miliar pada triwulan sebelumnya, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV 2015 mencatat surplus sebesar US$5,1 miliar. Surplus NPI ini ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial sebesar US$9,5 miliar yang melampaui defisit transaksi berjalan sebesar US$5,1 miliar (2,39% PDB).
Surplus NPI triwulan IV 2015 tersebut mendorong kenaikan posisi cadangan devisa dari US$101,7 miliar pada akhir triwulan III 2015 menjadi US$105,9 miliar pada akhir triwulan IV 2015. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 7,4 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Arbonas Hutabarat mengatakan surplus transaksi modal dan finansial meningkat signifikan seiring menurunnya ketidakpastian di pasar keuangan global dan membaiknya keyakinan terhadap prospek perekonomian Indonesia. Surplus transaksi modal dan finansial triwulan IV 2015 lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar US$0,28 miliar.
"Kenaikan surplus transaksi modal dan finansial tersebut terutama didukung oleh kembali meningkatnya arus masuk investasi portofolio pada obligasi pemerintah, termasuk global bond. Selain itu, kenaikan surplus transaksi modal finansial didukung pula oleh kenaikan investasi lainnya dan aliran masuk investasi langsung asing (FDI)," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Bank Indonesia, Jumat (12/2).
Sementara itu defisit transaksi berjalan meningkat di tengah proses perbaikan perekonomian Indonesia. Defisit transaksi berjalan triwulan IV 2015 tersebut lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar US$4,2 miliar (1,94% PDB).
Arbonas mengungkapkan kenaikan defisit transaksi berjalan tersebut bersumber dari penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas karena impor nonmigas tumbuh 7,5% (qtq) seiring dengan meningkatnya permintaan domestik pada triwulan IV 2015.
"Impor meningkat, terutama terjadi pada kelompok barang modal, diikuti oleh kelompok barang konsumsi dan bahan baku. Sementara itu, ekspor nonmigas terkontraksi 4,2% (qtq) dipengaruhi oleh permintaan global yang masih lemah dan terus menurunnya harga komoditas," jelasnya.
Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menyusut seiring turunnya volume impor minyak dan harga minyak mentah dunia. Meski mengalami peningkatan defisit dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kinerja transaksi berjalan triwulan IV 2015 membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang mencatat defisit sebesar US$6,0 miliar (2,70% PDB).
BACA JUGA:
- BI: Pertumbuhan Ekonomi Tidak Lebih dari 5,2 persen
- Penguatan Rupiah Suntikan Optimisme Pasar
- Pemerintah Tingkatkan Bank/Lembaga Penyalur KUR
- Pemerintah Ubah Komposisi PMA dalam DNI
- Pemerintah Ubah DNI Untuk Melindungi UMKMK