Mengenal Tari Tebe yang Dijadikan Simbol Kebahagiaan Masyarakat Belu

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Jumat, 09 Oktober 2015
Mengenal Tari Tebe yang Dijadikan Simbol Kebahagiaan Masyarakat Belu

Sejumlah penari memperagakan tarian Tebe Tebe di Desa Raimanus, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, NTT, Kamis (8/10). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Tari Tebe berasal dari Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tari Tebe merupakan tarian khas masyarakat Belu dan Kabupaten Malaka yang menandakan pergaulan yang akrab di antara warga.

Selain itu, Tari Tebe juga sebagai suatu luapan kegembiraan atas keberhasilan atau kemenangan. Tari Tebe diperagakan oleh para pria dan wanita bergandengan tangan sambil bernyanyi bersahut-sahutan melantunkan syair dan pantun yang berisikan puji-pujian, kritikan atau permohonan, sambil menghentakan kaki sesuai irama lagunya.

Tari Tebe berakhir ketika semua penarik duduk bersilang diatas tikar besar untuk bersama-sama mencicipi hidangan ringan sebagai tanda untuk berpisah dan pulang ke rumah masing - masing.

Tari Tebe yang merupakan salah satu budaya dari NTT ini biasanya dilakukan pada malam hari waktu adat pesta perkawinan atau acara lainnya. Menurut catatan sejarah, pada zaman dahulu dilaksanakan para Meo pulang dari medan perang membawa kepala musuh, kemudian dipancangkan ditengah lalu mereka mengelilinginya semalam suntuk dan biasanya selama 3 atau 4 hari lamanya.

Namun seiring berjalannya waktu, sekarang Tari Tebe dipentaskan pada acara Gereja atau acara kegembiraan lainnya. Juga acara pendinginan rumah adat (rumah pemali) atau saat injak padi dan lain-lain.

 

Baca Juga:

  1. Mengenal Tari Topeng Malangan, Wisata Budaya Malang yang Hampir Punah
  2. Menengok Situs Budaya Moraya yang Rusak Tak Terurus
  3. Parade Budaya di Festival Senggigi 2015
  4. Festival Saprahan, Budaya Makan Bersama di Pontianak
  5. Mengenalkan Budaya pada Generasi Muda di Gebyar Seni dan Budaya Pelajar 2015

 

Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan