Kisah Penumpang Go-Jek Diteror Pengunjuk Rasa Depan Balai Kota Jakarta

Eddy FloEddy Flo - Senin, 14 Maret 2016
Kisah Penumpang Go-Jek Diteror Pengunjuk Rasa Depan Balai Kota Jakarta

Pengunjuk rasa dari Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) melakukan protes terhadap transportasi berbasis aplikasi, Senin (14/3) (Foto: MP/Venan Fortunatus)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Megapolitan - Unjuk rasa para pengemudi angkutan darat yang tergabung dalam Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) Senin, (14/3) ternyata sempat meneror beberapa pengguna transportasi berbasis aplikasi. Seorang pengguna Go-Jek mengaku trauma dihadang para pendemo di Balai Kota.

Para pengunjuk rasa yang terdiri dari sopir taksi, metromini, kopaja dan bajaj menghadang pengguna Go-Jek yang kebetulan melintasi kawasan Balai Kota, Jakarta Pusat. Seorang pegawai Departemen Luar Negeri, Sylvia Masri yang berangkat ke kantornya memakai Go-Jek mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari para pendemo. Menurutnya para sopir taksi dari perusahaan taksi ternama menyerbu dan menendang driver Go-Jek yang ditumpanginya. 

Melalui akun facebook, Sylvia Masri mengisahkan lagi pengalaman 'horor'nya diteror para pengunjuk rasa. Saat dihubungi merahputih.com, Sylvia membenarkan apa yang ditulisnya pada status facebooknya tersebut.

Begini isi teror terhadap Sylvia Masri yang terjadi pada Senin pagi:

Saya mengalami peristiwa yang sebelumnya saya pikir hanya terjadi pada orang-orang lain di berita-berita media. Pagi ini saya naik gojek dan seperti biasa, menuju kantor, kami melewati depan kantor Gubernur DKI Jakarta. Ternyata sedang ada demo ratusan pengendara Bluebird yang merasa dirugikan dengan adanya bisnis transportasi online. Melihat saya memakai helm Gojek, kami diserbu puluhan atau mungkin ratusan pendemo. Motor pengendara Gojek ditendang, kami disirami air, kaki saya kena tendang, dan saya merasa lengan kanan dekat bahu belakang kena pukul. Dan saya kira pengendara Gojek tersebut juga pasti terkena pukulan atau cengkraman. Kami diteriaki, "Yang naik gojek orang miskin!"

Saya mengucapkan terima kasih kepada pasukan polisi yang kemudian melindungi kami dari sergapan tersebut meski sepanjang pengamatan saya yang sedang panik, jumlah mereka lebih sedikit daripada jumlah pendemo. Setidaknya di bagian tempat kami diserang. Terima kasih banyak juga saya sampaikan kepada pengendara motor tak dikenal yang menyelamatkan saya dengan melarikan saya dari lokasi kejadian dan berkenan membawa saya ke tempat tujuan.

Kepada Bluebird, saya termasuk pemakai setia Bluebird. Selain menggunakan jasa transportasi online, saya juga kerap menggunakan jasa Bluebird. Akan tetapi, untuk berangkat dan pulang kerja, saya memilih Gojek untuk melawan kemacetan. Dengan kejadian ini, saya akan berpikir banyak terlebih dahulu sebelum menggunakan jasa Bluebird.

Traumatis.

Puluhan pendemo menyerbu Sylvia dan sempat menendang motor yang ditumpanginya. Mereka berteriak dengan kata-kata garang,sampai dengan menyinggung status sosial para pengguna transportasi berbasis aplikasi. Sylvia Masri mengaku trauma dengan kejadian tersebut.

BACA JUGA:

  1. Pasca Surat Rekomendasi Menteri Jonan, Begini Penampakan Aplikasi Grab
  2. 'Dosa-Dosa' Uber dan GrabCar Menurut Menteri Jonan
  3. Suasana Demo Persatuan Pengemudi Angkutan Darat
  4. Uber Luncurkan Mapmaking Car
  5. Polda Metro Jaya Bentuk Satgas Tertibkan Taksi Uber

 

#Balai Kota DKI Jakarta #Transportasi Berbasis Aplikasi #Go-Jek #Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) #Aksi Unjuk Rasa
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
Stasiun TV dilarang menayangkan aksi unjuk rasa, karena mengandung unsur kekerasan. Lalu, apakah informasi tersebut benar?
Soffi Amira - Minggu, 07 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
Indonesia
DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu
Perbaikan fasilitas umum yang terdampak kericuhan ditargetkan rampung pada 8 September 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 September 2025
DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu
Indonesia
Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik
Aksi ini menuntut soal tunjangan dan gaji DPRD DKI Jakarta yang menjadi sorotan publik.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 September 2025
Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik
Indonesia
Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut
Polisi melakukan tes urine terhadap 337 orang yang diamankan saat demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 September 2025
Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut
Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Indonesia
Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan
Ketua Komisi X DPR RI meminta aparat keamanan untuk hadir secara profesional dan proporsional dalam mengawal dinamika di kampus.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan
Indonesia
Bukti Kerusuhan Dilakukan ‘Penumpang Gelap’ saat Demo Buruh dan Mahasiswa, Polda Metro: Datang dan Langsung Menyerang Polisi
'Penumpang Gelap' demo langsung merusak, melempari petugas, kemudian merusak beberapa kendaraan.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Bukti Kerusuhan Dilakukan ‘Penumpang Gelap’ saat Demo Buruh dan Mahasiswa, Polda Metro: Datang dan Langsung Menyerang Polisi
Indonesia
Jadikan Direktur Lokataru Foundation sebagai Tersangka, Polisi: Sudah Sesuai SOP
Polda Metro Jaya belum membeberkan bentuk hasutan yang diduga dilakukan Delpedro di media sosial.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Jadikan Direktur Lokataru Foundation sebagai Tersangka, Polisi: Sudah Sesuai SOP
Indonesia
Dari Jilbab Merah Muda hingga Jaket Hijau: Warna Simbol Perlawanan di Jalanan dan Media Sosial
Warganet kini ramai-ramai mengadopsi nuansa pink dan hijau dalam unggahan visual mereka.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Dari Jilbab Merah Muda hingga Jaket Hijau: Warna Simbol Perlawanan di Jalanan dan Media Sosial
Indonesia
Direktur Lokataru Dikenakan Pasal Berlapis, Polisi: Tindakannya Memicu Kerusuhan dan Keresahan
Kabid Humas Polda Metro Jaya menyebut penyelidikan Delpedro sudah dilakukan sejak 25 Agustus 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Direktur Lokataru Dikenakan Pasal Berlapis, Polisi: Tindakannya Memicu Kerusuhan dan Keresahan
Bagikan