Ketua MPR: Radikalisme dan Terorisme Tak Ada Tempat di Indonesia

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 16 Agustus 2016
Ketua MPR: Radikalisme dan Terorisme Tak Ada Tempat di Indonesia

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan saat ditemui di Nusantara III Komplek DPR RI, Jakarta, Selasa (17/3). (Foto: MerahPutih/Hurri Rauf)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi pelaku tindak radikalisme dan terorisme di Indonesia. Apalagi tujuan mereka adalah mendirikan negara sendiri dengan menggunakan segala macam cara, terutama kekerasan.

"Tidak ada tempat untuk terorisme dan radikalisme. NKRI harga mati. Siapapun yang melakukan tindakan terorisme dan radikalisme harus ditindak tegas. Tembak atau tangkap," ujar Zulkifli Hasan di Gedung MPR/DPR RI, Selasa (16/8).

Menurut Zulkifli Hasan, tindakan itu harus dilakukan karena Indonesia adalah negara Pancasila dan negara demokrasi. Jadi siapapun yang menentang Pancasila dan mencederasi demokrasi dengan memaksakan kehendaknya apalagi dengan kekerasan, maka mereka berarti melawan negara. 

"Siapapun yang melawan negara maka mereka akan berhadapan dengan hukum negara," tukasnya.

Untuk itu, mantan Menteri Kehutanan ini meminta kepada seluruh bangsa Indonesia untuk selalu mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai luhur Pancasila dan ke-Indonesiaan kita, dalam memerangi kaum radikalisme dan terorisme. Ia yakin bila bangsa Indonesia bersatu dan terus meningkatkan pengamalan Pancasila dan nila ke-Indonesiaan itu, paham sesat radikalisme dan terorisme tak akan mampu 'mengganggu' keutuhan NKRI.

"Kalau ada perbedaan ada caranya namanya demokrasi. Menggalang kekuatan boleh saja seperti mau maju jadi anggota DPR, presiden, gubernur, bupati, semua boleh dan seluruh WNI memiliki hak yang sama. Tapi kalau memaksakan kehendak, apalagi sampai membunuh, tembak mati saja. Tidak ada tempat untuk memaksakan kehendak di bumi Indonesia," tegas Zulkifli Hasan.

Dalam rangka HUT ke-71 Republik Indonesia ini, Zulkifli Hasan mengimbau kepada seluruh bangsa Indonesia meningkatkan nasionalisme dan jiwa kebangsaan dalam mencegah ancaman terorisme. Ia berharap di usia 71 tahun ini, Indonesia akan lebih dewasa lagi dan lebih baik lagi di segala hal.

Sementara itu, aktivis Gerakan Indonesia Bersih dan mantan juru bicara Gus Dur, Adhie M. Massardi memaknai nasionalisme pada jaman kini adalah nasionalisme baru dimana orang mencintai bangsanya dengan cara baru dan lebih terbuka. Pemerintah juga harus berperan memberi stimulus kegiatan yang mendekatkan generasi muda kepada nasionalisme baru yang bisa menjauhkan mereka dari hal yang destruktif, termasuk radikalisme dan terorisme. 

“Kini yang berkembang adalah nasionalisme baru dimana generasi baru itu mencintai bangsanya dengan berbagai cara, terbuka dan dengan menjangkau banyak bidang semisal ekonomi kreatif, pendidikan sampai olahraga,” katanya.

Di negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat masih membutuhkan berbagai rangsangan atau stimulus untuk menciptakan nasionalisme dikalangan generasi muda. Situasi di negara berkembang memang agak berbeda dengan negara-negara maju untuk membangun sesuatu. 

Menurutnya, nasionalisme dan menghindari radikalisme itu bisa diciptakan melalui dunia pendidikan dengan menciptakan kompetisi-kompetisi sehingga generasi muda tidak sempat untuk berfikir ke hal yang negatif semisal radikalisme dan terorisme. 

“Dulu di sekolah ada kompetisi-kompetisi antar kelas, misalnya untuk cerdas cermat, kemudian antar sekolah, antar kecamatan, antar kabupaten. Pemerintah harus terus menerus menciptakan kompetisi sehingga masyarakat dan negara terbiasa dengan kompetisi sehingga bisa membuka kesempatan dan komunikasi baru. Dengan begitu kita tidak sempat berfikir hal-hal negatif dan merusak,” ungkap Adhie Massardi. 

BACA JUGA:

  1. Franz Magnis: Terorisme Harus Ditindak Tegas
  2. BNPT: Terorisme Musuh Bersama Semua Bangsa
  3. Kepala BNPT Bicara Ancaman Teroris Bunuh Aparat di Pertemuan Internasional Kontra Teroris
  4. Kembali ke Pancasila, Kunci Cegah Penyebaran Paham Terorisme
  5. Sinergi Ulama dan Umaro Memperkuat Pencegahan Terorisme

 

#HUT RI Ke-71 #Ketua MPR #Zulkifli Hasan #Terorisme #Radikalisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Proses perekrutan seringkali dimulai dari aktivitas permainan yang terkesan normal
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 November 2025
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Indonesia
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Sigit menjelaskan, temuan tersebut bermula dari aktivitas anak-anak dalam kelompok komunitas yang tumbuh dari hobi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Indonesia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Para tersangka itu merekrut anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, mulai dari media sosial, gim online, aplikasi pesan hingga situs tertutup.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Indonesia
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Anak itu direkrut melalui modus penyebaran, propaganda dilakukan secara bertahap lewat media sosial hingga game online.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 18 November 2025
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Indonesia
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri pun mengajak para pelajar untuk menjadi tangan kanannya bersama-sama polisi menjaga keamanan di Jakarta.
Wisnu Cipto - Senin, 17 November 2025
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Indonesia
Ketua MPR RI Ahmad Muzani Terima Gelar Adat Melayu Dato Seri Diwangsa Wira Perdana di Kepri
Ketua MPR RI Ahmad Muzani menerima gelar adat Melayu Dato Seri Diwangsa Wira Perdana di Kepri dan berikrar menjaga nilai-nilai budaya Melayu.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 14 November 2025
Ketua MPR RI Ahmad Muzani Terima Gelar Adat Melayu Dato Seri Diwangsa Wira Perdana di Kepri
Indonesia
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Densus 88 mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 kerap mengakses situs darknet dan merakit sendiri bahan peledak. 96 orang luka-luka dalam peristiwa itu.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Indonesia
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Uji Lab Puslabfor akan memastikan serbuk tersebut, sementara motif bullying santer jadi dugaan penyebab aksi ini
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Indonesia
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, yang berstatus ABH dan diduga korban bullying, telah dioperasi karena luka berat di kepala dan dirawat intensif di ICU
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Indonesia
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Polri bersama dengan TNI masih mendalami insiden ledakan dalam bangunan SMAN 72 Jakarta yang berada di dalam Kompleks TNI AL, Jakarta, Jumat siang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Bagikan