Franz Magnis: Terorisme Harus Ditindak Tegas

Luhung SaptoLuhung Sapto - Sabtu, 13 Agustus 2016
Franz Magnis: Terorisme Harus Ditindak Tegas

Sejumlah warga Solo sedang melakukan aksi teatrikal di kawasan Ngarsopuro, Jakarta, Minggu (10/7). (Foto: MerahPutih/Win)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Terorisme itu adalah kejahatan. Dengan demikian, terorisme itu wajib diberangus dimana pun tempatnya dan apapun alasannya.

“Terorisme itu harus ditindak secara tegas jangan hanya bicara saja. Intinya, terorisme itu tidak boleh ada di muka muka karena jelas mereka mengancam perdamaian umat manusia,” kata Romo Franz Magnis Suseno kepad media, Jumat (12/8).

Menurutnya, teroris adalah kelompok kecil yang punya kesadaran ideologi sendiri yaitu ideologi ekstrimis. Dan mereka sulit sekali untuk diajak kompromi, apalagi disadarkan. Mereka lebih percaya dengan ideologi kekerasan yang didapatnya dari dunia luar.

Terkait peran tokoh keagamaan dan kebangsaan dalan penanggulangan terorisme, Romo Magnis mengatakan bahwa tokoh-tokoh itu mempunyai peran penting menciptakan suasana saling menerima antar pelbagai unsur yang ada di Indonesia. Tapi kalau untuk penanggulangan terorisme, ia belum melihat efektivitas peranan para tokoh itu.

“Saya dan para tokoh sering berdialog antar agama, tapi itu tidak berdampak langsung dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Jadi terorisme itu selalu identik dengan kekerasan dan pembunuhan, sehingga terorisme harus ditindak secara tegas juga,” tegas Romo Magnis.

Kendati demikian, ia mendorong peningkatan pemahaman kebangsaan seperti penguatan kembali nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika untuk memelihara perdamaian di Indonesia. Apalagi bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.

Sementara itu, Pembantu Rektor II Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, DR. Waryono Abdul Ghofur, MA mengungkapkan masyarakat tidak bisa melepaskan perbedaan agama dan keyakinan di Indonesia. Perbedaan itu justru adalah bahan yang kuat membangun kesatuan dalam NKRI. Pancasila adalah terbaik dan mampu  mengikat semua perbedaan itu untuk melawan radikalisme.

“Kita harus mendorong para anak bangsa kembali pada semangat para founding fathers bahwa perbedaan di Indonesia itu tidak bisa hilang. Justru dengan perbedaan itu kita membangun kesatuan,” kata DR Waryono.

Menurut Waryono, ibarat perbedaan itu seperti bahan bangunan yang terdiri dari batu bata, semen kapur, paku, kayu dimana semuanya merupakan komponen yang harus menyatu. 

“Jika kita masih mau menyatu sebagai bagian dari NKRI. Batu biarlah menjadi batu, semen biarlah menjadi semen. Tapi kita kita diikat oleh Pancasila. Itu bangunan keindonesiaan. Jadi anak-anak kita, dan masyarakat yang banyak diterpa semangat radikal perlu disadarkan akan hal itu,” ungkapnya.  

Menurutnya, Indonesia merupakan wilayah yang punya perbedaan-perbedaan politik, ekonomi. Perbedaan itu merupakan kekayaaan tersendiri, tapi mau bersatu menjadi Indonesia. Yang perlu dipelajari adalah Indonesia punya Pancasila dan UUD 1945 dan itu adalah hal terbaik yang dimiliki untuk melawan radikalisme.

Menurutnya, ini penting disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak memahami sejarah, termasuk para pihak yang terterpa radikalisme. Mereka lebih banyak mengakses informasi dari luar khususnya anak-anak muda sekarang, yang tidak telaten mempelajari sejarah sekaligus tidak paham, apa di balik peristiwa sejarah itu. “Kemudian kita bersatu dari Sabang sampai Merauke menjadi Indonesia. Itu menurut saya penting,” katanya. 

BACA JUGA:

  1. BNPT: Terorisme Musuh Bersama Semua Bangsa
  2. Kepala BNPT Bicara Ancaman Teroris Bunuh Aparat di Pertemuan Internasional Kontra Teroris
  3. Kembali ke Pancasila, Kunci Cegah Penyebaran Paham Terorisme
  4. Sinergi Ulama dan Umaro Memperkuat Pencegahan Terorisme
  5. Ahmad Syafii Maarif: Klaim Teroris Santoso Mati Syahid Salah Besar
#Terorisme #Teroris
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Mereka diketahui aktif menyebarkan propaganda serta ajakan melakukan aksi teror melalui media sosial, baik dalam bentuk unggahan tulisan, gambar, maupun video yang mengarah pada dukungan terhadap Daulah ISIS.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Bagikan