Sinergi Ulama dan Umaro Memperkuat Pencegahan Terorisme


Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk (Foto Wikipedia)
MerahPutih Nasional - Sinergitas berbagai pihak mutlak diperlukan untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme. Sinergitas sudah terbukti dapat mengalahkan segalanya.
“Semua harus paham dan konsen bahwa radikalisme dan terorisme adalah musuh bersama. Karena itu semua pihak terutama ulama dan umaro (pemimpin) harus merapatkan barisan untuk menanggulanginya,” kata Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk kepada awak media di Jakarta, Rabu (3/8).
Hanya saja, menurut Hamdi perlu ada sinkronisasi dan mengkoordinasikan jika ada tabrakan-tabrakan di lapangan.
“Tabrakan itu bisa saja terjadi karena pendekatan yang dilakukan itu berbeda. Padahal tujuan kita sama yaitu mencegah paham radikal,” kata Hamdi.
Menurutnya, di sinilah perlu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk dapat mengkoordinasikan dan mensinkronisasi semua perbedaan pendekatan itu. “BNPT punya kewenangan untuk mengkoordinasikan berbagai pendekatan dan cara beberapa stakeholder agar pencegahan terhadap bahaya radikalisme dapat mencapai sasaran yang diinginkan,” katanya.
Seperti diketahui, BNPT tengah memperkuat sinergitas dengan lembaga pemerintah terkait dan ormas seperti NU dan Muhammadiyah dalam melakukan penanggulangan terorisme di Indonesia. Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius sejak resmi dilantik Presiden Jokowi, 20 Juli lalu, langsung membuat gebrakan berupa penguatan sinergitas tersebut. Selain beberapa kementerian terkait, Komjen Suhardi Alius sudah bertemu dengan PBNU dan PP Muhammadiyah untuk membahas penguatan tersebut. beberapa waktu lalu. Kepala BNPT juga melakukan koordinasi dengan Komnas HAM.
Hal serupa diungkapkan staf pengajar Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Menurutnya, sinergi itu menjadi salah satu kunci untuk memantapkan pencegahan terorisme di Indonesia.
“Kebersamaan dan sinergi sebagai bangsa adalah cara tepat mencegah radikalisme dan terorisme. Indonesia sendiri sudah punya pengalaman bahwa sinergitas dapat mengalahkan semuanya,” ujar Hendri Satrio.
Menurutnya apa yang ditunjukkan oleh ulama dan umaro untk mencegah radikalisme harus diapresiasi. Ia mencontohkan pengalaman sinergitas Indonesia itu semisal krisis-krisis yang menyerang nasionalisme kebangsaan. Di titik itu, semua pihak bersinergi melawan musuh .
”Begitu juga radikalisme adalah hal yang merongrong keutuhan bangsa. Karena itu kita harus bersatu dan bersinergi untuk melawannya. Pihak-pihak itu bisa ulama, umara, ormas-ormas kebangsaan dll,” kata Hendri.
Menurut Hendri, beberapa pihak semisal Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah juga dia lihat sudah berupaya melakukan pencegahan paham radikalisme ini.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

Cuma Modal KTP, Begini Cara Cek Dana Bansos PKH BPNT Juli 2025
