Kekayaan Gas Dalam Negeri Dinikmati Asing
Fadhli - Sabtu, 12 Desember 2015
Ilustrasi Kilang Pertamina. (Foto: Antara)
MerahPutih Bisnis - Perdebatan tata kelola minyak dan gas di Indonesia terus berlanjut. Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng menilai kekayaan alam gas dalam negeri masih dinikmati asing.
Menurut Daeng, tata kelola minyak dan gas Indonesia masih jauh dari amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 ayat 3 yang di dalamnya tercantum Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
"Namun pada kenyataannya SDA (Sumber Daya Alam) yang dimiliki tidak digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat," ujar Daeng ditemui dalam diskusi publik, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, (11/12).
Daeng menambahkan, dari 95 juta hektare (ha) lahan yang dialokasikan oleh negara untuk memproduksi gas di dalam negeri hanya 12 persen produksi gas dihulu yang di serahkan kepada Pertamina selaku perusahaan berpelat merah. Sedangkan sebagian besar justru malah dikuasai oleh perusahaan asing seperti Exxon, Connoco, Total E&P
"Artinya Kita masih jauh dari kedaulatan," sambungnya.
Selain itu yang oalung mengenaskan lanjut Daeng adalah ketika Indonesia masuk ke peringkat tujuh sebagau egara eksportir gas terbesar.
"Namun pada kenyataannya ekspor gas tersebut bukan dinikmati oleh perusahaan gas dalam negeri justru malah asing. Sedangkan pemerintah hanya mendapatkan jatah yang sesuai dengan isi kontrak bagi hasil," tandasnya. (rfd)
BACA JUGA:
Bagikan
