Karya Seni Goresan Tangan Masih Jadi Pilihan Masyarakat


Muhamad Nurdin Priyo Utomo, pelukis karikatur dengan media kertas dan pensil warna dari Tangerang. (Foto: MerahPutih/Wid)
MerahPutih Budaya - Di tengah pesatnya teknokogi digital yang semakin banyak memberikan kemudahan dalam melakukan kreativitas, tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pelaku seni rupa yang berkarya lewat goresan tangan dalam berkarya. Buktinya, lukisan goresan tangan masih banyak diburu oleh masyarakat, ketimbang karya lukisan yang dibuat secara digital.
Hal ini diakui oleh Muhamad Nurdin Priyo Utomo, pelukis karikatur dengan media kertas dan pensil warna dari Tangerang, Banten. Tomo Art, begitulah nama panggilan akrabnya, mengaku bahwa masyarakat sudah bisa membedakan antara karya seni atau karya digital.
"Karya seni adalah visualisasi dari olah pikir kemampuan manusia yang diimplementasikan lewat karya dalam sebuah media. Bisa kanvas, kertas, kayu, dan lain sebagainya," ujar Tomo Art saat ditemui merahputih.com di Tang City Art Jajanan Senirupa, Mal Tang City, Cokokol, Kota Tangerang, Sabtu (5/11).
Menurut Tomo, yang membedakan karya seni digital dengan karya manual adalah proses dalam kematangannya. Kematangan karya manual, kata Tomo, muncul dari sebuah proses perjalanan yang cukup pajang serta kepekaan terhadap lingkungan dalam membidik obyek yang diinginkan. Sedangkan karya digital, semua sudah teraplikasi dan kreator bisa dengan mudah mengakses, bahkan sudah bisa mengetahui bentuk karya yang akan dilahirkan.
"Proses alami dengan instan tentu akan berbeda. Karya seni yang adiluhung itu tidak bisa diproduksi secara masal, berbeda dengan karya digital yang dalam satu hari bisa diperbanyak menjadi ratusan, bahkan ribuan," katanya.
Memiliki karya seni yang dibuat secara alamai dengan melalui proses dari sebuah pemikiran, kata Tomo, juga memberikan nilai gengsi yang cukup tinggi ketimbang lukisan dengan cara digital yang di-print out.
"Dan ini sering kita temukan. Banyak yang datang, menginginkan wajahnya dibuat karikatur, justru membawa karya karikatur yang sudah di-print out dan dibuat secara digital. Itu artinya, karya seni rupa melalui proses serta kemampuan yang dimiliki oleh kreatornya masih menjadi pilihan masyarakat, terutama para kolektor seni," paparnya. (Wid)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan

Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi

Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN

Garin Nugroho akan Tampilkan Konser Sinema Bertajuk 'Samsara'
Seberapa Penting Membaca Sinopsis dalam Melihat Buku dan Karya?

Masuki Usia Ke-13, Borobudur Writers and Cultural Festival akan Digelar di Luar Pulau Jawa

Menikmati Akhir Pekan di Pameran Seni Art Jakarta 2024

Eugene Museum in Bali Dibuka 2026

Musikal 'Malin Kundang', Pengingat untuk Selalu Hormati Orangtua
Mengenal Kasing Lung, Sosok Seniman di Balik Boneka Labubu
