Karya Seni Goresan Tangan Masih Jadi Pilihan Masyarakat

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 06 November 2016
Karya Seni Goresan Tangan Masih Jadi Pilihan Masyarakat

Muhamad Nurdin Priyo Utomo, pelukis karikatur dengan media kertas dan pensil warna dari Tangerang. (Foto: MerahPutih/Wid)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Di tengah pesatnya teknokogi digital yang semakin banyak memberikan kemudahan dalam melakukan kreativitas, tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pelaku seni rupa yang berkarya lewat goresan tangan dalam berkarya. Buktinya, lukisan goresan tangan masih banyak diburu oleh masyarakat, ketimbang karya lukisan yang dibuat secara digital.

Hal ini diakui oleh Muhamad Nurdin Priyo Utomo, pelukis karikatur dengan media kertas dan pensil warna dari Tangerang, Banten. Tomo Art, begitulah nama panggilan akrabnya, mengaku bahwa masyarakat sudah bisa membedakan antara karya seni atau karya digital.

"Karya seni adalah visualisasi dari olah pikir kemampuan manusia yang diimplementasikan lewat karya dalam sebuah media. Bisa kanvas, kertas, kayu, dan lain sebagainya," ujar Tomo Art saat ditemui merahputih.com di Tang City Art Jajanan Senirupa, Mal Tang City, Cokokol, Kota Tangerang, Sabtu (5/11).

Menurut Tomo, yang membedakan karya seni digital dengan karya manual adalah proses dalam kematangannya. Kematangan karya manual, kata Tomo, muncul dari sebuah proses perjalanan yang cukup pajang serta kepekaan terhadap lingkungan dalam membidik obyek yang diinginkan. Sedangkan karya digital, semua sudah teraplikasi dan kreator bisa dengan mudah mengakses, bahkan sudah bisa mengetahui bentuk karya yang akan dilahirkan.

"Proses alami dengan instan tentu akan berbeda. Karya seni yang adiluhung itu tidak bisa diproduksi secara masal, berbeda dengan karya digital yang dalam satu hari bisa diperbanyak menjadi ratusan, bahkan ribuan," katanya.

Memiliki karya seni yang dibuat secara alamai dengan melalui proses dari sebuah pemikiran, kata Tomo, juga memberikan nilai gengsi yang cukup tinggi ketimbang lukisan dengan cara digital yang di-print out.

"Dan ini sering kita temukan. Banyak yang datang, menginginkan wajahnya dibuat karikatur, justru membawa karya karikatur yang sudah di-print out dan dibuat secara digital. Itu artinya, karya seni rupa melalui proses serta kemampuan yang dimiliki oleh kreatornya masih menjadi pilihan masyarakat, terutama para kolektor seni," paparnya. (Wid)

BACA JUGA:

  1. Pasar Seni Lukis di Pekan Raya Indonesia Masih Bagus
  2. Ketika Istana Merdeka Disulap Jadi Panggung Seni-Budaya
  3. Doctor Strange Mewabahi Dunia Dengan Seni Mistis
  4. Mengenang Sketsa Henk Ngantung di Pameran Senir Rupa 'Jati Diri'
  5. Lukisan Koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik Mulai Rusak
#Karya Seni #Seniman Karikatur #Karikatur
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 akan digelar pada 22-23 Agustus 2025. Seniman dari tujuh daerah akan ikut tampil.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan
Lifestyle
Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi
Museum MACAN menggelar pameran GORENGAN Bureau. Karya tersebut merupakan milik Adi Sundoro.
Soffi Amira - Minggu, 25 Mei 2025
Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi
Lifestyle
Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN
Museum MACAN menggelar pameran The Sea is Barely Wrinkled. Pameran ini menampilkan karya perupa asal Jepang, Kei Imazu.
Soffi Amira - Sabtu, 24 Mei 2025
Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN
ShowBiz
Garin Nugroho akan Tampilkan Konser Sinema Bertajuk 'Samsara'
Samsara akan ditampilkan ke hadapan para penikmat seni Yogyakarta pada 5 Desember 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas dan Jakarta pada 13-15 Desember 2024 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
Dwi Astarini - Sabtu, 16 November 2024
Garin Nugroho akan Tampilkan Konser Sinema Bertajuk 'Samsara'
Fun
Seberapa Penting Membaca Sinopsis dalam Melihat Buku dan Karya?
Sinopsis membantu audiens untuk mengetahui apakah sebuah karya sesuai dengan minatnya.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 November 2024
Seberapa Penting Membaca Sinopsis dalam Melihat Buku dan Karya?
Fun
Masuki Usia Ke-13, Borobudur Writers and Cultural Festival akan Digelar di Luar Pulau Jawa
BWCF 2024 akan digelar di kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi dan Kota Jambi pada 19-23 November 2024.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 06 November 2024
Masuki Usia Ke-13, Borobudur Writers and Cultural Festival akan Digelar di Luar Pulau Jawa
Fun
Menikmati Akhir Pekan di Pameran Seni Art Jakarta 2024
Art Jakarta digelar akhir pekan ini.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 05 Oktober 2024
Menikmati Akhir Pekan di Pameran Seni Art Jakarta 2024
Lifestyle
Eugene Museum in Bali Dibuka 2026
Eugene Museum in Bali adalah museum permanen yang terletak di tengah tanaman hijau subur dan lautan.
Dwi Astarini - Selasa, 24 September 2024
Eugene Museum in Bali Dibuka 2026
Lifestyle
Musikal 'Malin Kundang', Pengingat untuk Selalu Hormati Orangtua
Dikemas secara kontemporer melalui musik dan tari dengan cara yang baru melalui gabungan akting, tari, vokal dengan penari sebagai alur dalam pertunjukan.
Dwi Astarini - Minggu, 22 September 2024
Musikal 'Malin Kundang', Pengingat untuk Selalu Hormati Orangtua
Lifestyle
Mengenal Kasing Lung, Sosok Seniman di Balik Boneka Labubu
Kasing Lung merupakan sosok seniman di balik boneka Labubu. Ia berasal dari Hong Kong. Ia menciptakan karakter Labubu pada 2015 lalu.
Soffi Amira - Sabtu, 21 September 2024
Mengenal Kasing Lung, Sosok Seniman di Balik Boneka Labubu
Bagikan