Jepang Dipastikan Mundur dari Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung


Model berfoto di samping miniatur kereta cepat dalam Pameran Kereta Cepat Dari Tiongkok di Jakarta, Kamis (13/8). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.
MerahPutih Peristiwa - Jepang dipastikan tidak ikut terlibat dalam rencana pembangunan kereta cepat (high speed train) Jakarta-Bandung. Kabar kepastian Jepang mundur dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung setelah Kepala Bappenas Sofyan Djalil kembali dari Jepang, Rabu (30/9).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Jalil diutus Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menemui Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe berbicara tentang keputusan pemerintah soal rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung pasca penolakan proposal dari Jepang dan Tiongkok beberapa waktu lalu. Sofyan Djalil berangkat ke Jepang Selasa (29/9).
“Swasta Jepang tidak dapat terlibat dalam skema kerja sama bisnis (business to business) proyek kereta cepat, karena tidak sesuai dengan model bisnis dan regulasi pemerintah Jepang,” kata Sofyan Djalil yang baru kembali ke Jakarta, Rabu (30/9), dilansir Kantor Sekretariat Kabinet.
Sofyan Djalil menjelaskan, bisnis model dan undang-undang Jepang tidak memungkinkan bantuan atau kredit konsensi itu diberikan ke perusahaan Jepang. Namun, tidak diberitahukan bahwa hal tersebut berarti proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan disokong Tiongkok. Rencana kerja sama Jepang dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung awalnya menggunakan skema bantuan antarpemerintah, dengan syarat adanya jaminan dari anggaran pemerintah Indonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutus Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil ke Jepang dan seorang utusan khusus presiden ke Tiongkok. Kedua utusan Presiden Jokowi itu ditugaskan menyampaikan keputusan pemerintah Indonesia soal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Seperti diketahui, pemerintah menolak proposal pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dari Jepang dan Tiongkok. Penolakan tersebut dilakukan setelah ada keputusan bahwa kereta cepat Jakarta-Bandung hanya akan dilakukan dengan tiga prinsip yaitu proyek bersifat business to business (B to B), tidak membebani APBN, dan tidak ada jaminan pemerintah. Pada akhirnya, pemerintah menyerahkan proyek pembangunan ke pihak BUMN untuk melakukan B to B, termasuk dengan Jepang dan Tiongkok.
Baca Juga:
- Jokowi Kirim Dua Utusan ke Jepang dan Tiongkok
- Di Depan Diaspora Indonesa, Jokowi Tepis Kereta Cepat Batal
- Menteri Rini Soemarno Emoh Negara Lain Ikut Proyek Kereta Cepat
- Menko Perekonomian Tunggu Rini Soemarno Terkait Kelanjutan Proyek Kereta Cepat
- Menteri BUMN Rini Soemarno Tegaskan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Perlu
Bagikan
Berita Terkait
Peringati Hari Pelanggan Nasional KCIC Catat 11 Juta Orang Telah Gunakan Kereta Cepat Whoosh

Turun Kereta Cepat Whoosh Langsung Terkoneksi ke Bandara Soetta dan Halim, Catat Jadwal dan Besaran Tarifnya

Benang Layang-Layang Ganggu Whoosh, DPR Minta KCIC Lakukan Antisipasi

Kronologis Perjalanan Whoosh Jakarta-Bandung Berantakan Akibat Layang-Layang

PT KCIC Pastikan Sistem Pendeteksi Gempa Berfungsi di Sepanjang Jalur Whoosh

Gara-gara Gempa Bekasi Magnitudo 4,9, 8 Jadwal Whoosh Dibatalkan dan Penumpang Kebingungan

Long Weekend HUT ke-80 RI, Penumpang Whoosh Diprediksi Naik hingga 23 Ribu Orang per Hari

AHY Janjikan Kereta Cepat Jakarta - Surabaya Dilengkapi Konsep Transit Oriented Development

KAI Group Layani 286,57 Juta Pelanggan dalam 7 Bulan: LRT Jabodebek Naik 47 Persen

Sebelum Naik Whoosh Kembali ke Jakarta. Prabowo Sempat-sempatnya Sapa Warga Sekitar
