Jenderal Luhut: Indonesia Akan Menjadi Negara yang Besar, Kau Siap atau Tidak?


Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) melakukan Gladi Kotor Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandara Halim Perdanakusuma (Antara Foto)
MerahPutih Peristiwa - Hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November menjadi momentum bagi semua anak bangsa untuk kembali merenungi, meresapi dan meneladani jasa-jasa pahlawan yang sudah gugur mendahului.
Sejumlah acara digelar untuk mengenang dan memperingati hari pahlwan. Mulai dari upacara bendera, ziarah dan tabur bunga di taman makam pahlawan hingga mengeningkan cipta sejenak untuk mengenang jasa pahlawan.
Momentum hari pahlawan rupanya digunakan oleh Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan untuk mengenang jasa-jasa pahlawan terdahulu. Kenangan perjuangan masa lampau dituturkan kembali oleh alumnus terbaik akademi militer tahun 1970 dalam akun facebooknya Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam fan pagenya Luhut berkisah soal operasi tempur yang pernah dilewati olehnya, khususnya operasi tempur di Timor Timur pada akhir tahun 1975 melawan tentara Fretilin. Ia bersama dengan pasukannya berangkat dari Madiun, Jawa Timur pada tanggal 7 Desember 1975.
Luhut bersama dengan anak buahnya terjun dari pesawat C-130B di ketinggian antara 900 kaki hingga 1.250 kaki. Namun sayang pada hari itu juga 8 anak buahnya gugur saat baku tembak dengan musuh. Tidak sampai 2 jam bertempur8 prajurit kopassanda (saat ini Kopassus) gugur.
"Mereka pergi tanpa sempat pamit kepada saya. Padahal, semalam sebelumnya mereka masih berbincang dengan saya," tulis Luhut.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Singapura melanjutkan, bukan hanya anak buahnya yang gugur, namun atasannya Komandan Mayor Anumerta Atang Sutrisna juga gugur dalam pertempuran sengit di Timor Timur.
Lewat kenangan yang diunggah, Luhut ingin membagi kisah bahwa generasi saat ini bisa menikmati alam kemerdekaan lantaran jasa pahlawan pendahulu. Karena itu ia meminta kepada semua pihak agar jasa dan pengorbanan pahlawan terdahulu untuk tetap dikenang.
"Itulah pengorbanan-pengorbanan mereka untuk bangsa dan negara ini," sambung Luhut.
Di akhir tulisannya mantan Kepala Staf Kepresidenan itu membeberkan bahwa Indonesia terus tumbuh dan berkembang. Untuk mengisi kemerdekaan diperlukan generasi-generasi muda yang mumpuni, memiliki intelektual bagus dan memiliki hati baik.
Namun, itu semua belum cukup untuk membangun Indonesia. Indonesia dibangun bukan hanya mengandalkan intelektual saja. Untuk membangun Indonesia yang dibutuhkan hati nurani baik dan keinginan untuk berkorban.
"Melalui kesempatan ini, ijinkan saya sekali lagi bertanya kepada Anda: Indonesia akan menjadi Negara yang besar, Kau siap atau tidak?," demikian Luhut.
BACA JUGA:
- Jenderal Luhut Kenang Pertempuran di Timor Timur
- Pertama Kalinya, Upacara Hari Pahlawan Dipimpin Langsung oleh Presiden
- Panglima TNI: Tanpa Resolusi Jihad Tidak Ada Hari Pahlawan
- Moehammad Jasin, Bapak Brimob Peraih Gelar Pahlawan Nasional
- Gelar Pahlawan Nasional untuk Moehammad Jasin
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Luhut Puji Kekompakan SBY, Jokowi Hingga Prabowo di Tengah Ketidakhadiran Megawati

Dicalonkan jadi Dubes Jepang, Adik Luhut Tekankan Kerja Sama di Bidang Strategis

Jaksa NTT Jemput Bola ke Jakarta, Ditegaskan Status Wamen PU Diana Bukan Saksi

Luhut Sebut China Tunggu Perpres Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Ingin Segera Joint Study

Saksi Hidup 10 Tahun Jadi Pembantu Jokowi, Luhut: Jangan Mempersulit Pemerintahan Prabowo

Gibran, Fadli Zon Hingga Luhut Panjaitan Bakal Beri Materi ke Kepala Daerah

Imbas Program Makan Bergizi Gratis, Jatah Dana Desa Mau Naik Jadi Rp 8 Miliar

Danantara Bakal Bikin Perusahaan Milik Negara Bekerja Lebih Efisien dan Transparan

Relawan Luhut Pandjaitan Dukung RIDO di Pilkada Jakarta

10 November dalam Sejarah: Hari Pahlawan Indonesia dan Momen Bersejarah Dunia
