Panglima TNI: Tanpa Resolusi Jihad Tidak Ada Hari Pahlawan


Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan sambutan dalam Penetapan Hari Santri Nasional di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/10) (Foto/Puspen TNI)
MerahPutih Peristiwa - Selain membeberkan kisah heroik Jenderal Besar TNI Anumerta Sudirman, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga menyampaikan kisah dan sepak terjang pendiri ormas Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy'ari.
Panglima TNI secara tegas menguraikan fatwa resolusi Jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy'ari untuk berperang melawan tentara Belanda yang membonceng pasukan sekutu adalah peristiwa penting di tanah air. Berkat keluarnya fatwa tersebut TNI tidak berjuang sendiri melainkan ribuan santri di sekitar Surabaya, Jawa Timur berjuang mati-matian mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
"Tanpa Resolusi Jihad, maka tidak ada perlawan yang heroik, jika tidak ada perlawanan heroik berarti tidak ada Hari Pahlawan tanggal 10 November," kata Jenderal Gatot Nurmantyo.
Mantan KSAD itu melanjutkan sejarah mencatat bahwa peristiwa Resolusi Jihad bersentuhan langsung dengan kedaulatan Republik Indonesia. Setidaknya ada 4 peristiwa penting yang saling mempengaruhi yaitu peristiwa 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 5 Oktober hari pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) sekarang TNI, 22 Oktober sebagai hari pencetusannya Resolusi Jihad NU dan 10 November pecahnya perang di Surabaya yang dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Dihadapan ulama dan para santri alumnus akademi militer tahun 1981 kembali menjelaskan peristiwa heroik pada awal kemerdekaan. Kekuatan TNI yang baru lahir beberapa bulan tentu saja tidak kuasa membendung invasi militer yang dilakukan kekuatan sekutu.
Namun demikian berkat bantuan ribuan rakyat Indonesia dan santri pasukan sekutu dan Belanda bisa dipukul mundur. Meski ribuan orang gugur dalam peristiwa tersebut tapi kemerdekaan Indonesia bisa dipertahankan. Disitulah TNI merasa berhutang budi kepada rakyat Indonesia.
"Sehingga TNI adalah anak kandung rakyat," kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Panglima TNI menegaskan, sejarah menggambarkan betapa ulama dan santri merupakan sebuah guru perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Ulama dan santri bukan sekedar pejuang, tetapi sebagai pelaku perjuangan itu sendiri terutama dalam konteks Resolusi Jihad dalam melawan penjajah," demikian Panglima.
Untuk diketahui Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan Hari Santri Nasional pada Kamis (22/10) di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Sekretaris kabinet (Sekab) Pramono Anung menjelaskan tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai hari santri nasional berdasarkan Keputusan Presiden No.22 Tahun 2015. Meski ditetapkan sebagai hari nasional, namun bukan termasuk hari libur.
BACA JUGA:
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Cegah Keracunan, Panglima TNI Perintahkan Semua Komandan Lapangan Cek Produksi hingga Distribusi MBG

Panglima TNI Ingatkan Warga Tidak Terprovokasi, Kedepankan Musyawarah dan Jalur Hukum

Presiden Prabowo Perintahkan Polisi dan TNI Tindak Tegas Perusuh Saat Demo Berlangsung

414 Perwira Digeser, Kapuspen TNI Diganti Dari Mayjen Kristomei Sianturi ke Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah

Panglima TNI Tunjuk Letjen Saleh Mustaf Jadi Wakil KSAD dan Ganti 3 Panglima Daerah

Lebih Baik Mati Daripada Dijajah! Prabowo Minta Para Komandan Pasukan Elite TNI Jangan Memimpin dari Belakang

Prabowo tiba di Batujajar untuk Lantik Wakil Panglima TNI HIngga Resmikan Enam Kodam Baru

Ada 6 Kodam Baru Bakal Disahkan Saat Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer, Satu di Papua

Wakil Panglima TNI Hadapi Tugas Berat dan Banyak Tantangan, Pengamat Minta Kualitasnya Harus ‘Setara’ Panglima

Panglima TNI Rotasi Perwira TNI, Pangdam Diponegoro Deddy Suryadi Jadi Pangdam Jaya
