Moehammad Jasin, Bapak Brimob Peraih Gelar Pahlawan Nasional

Bahaudin MarcopoloBahaudin Marcopolo - Selasa, 10 November 2015
Moehammad Jasin, Bapak Brimob Peraih Gelar Pahlawan Nasional

Lima ahli waris dari tokoh bangsa penerima gelar pahlawan nasional (Antara Foto/Widodo S)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Peristiwa - Presiden Joko Widodo secara resmi memberikan gelar pahlawan nasional kepada Komisaris Jenderal Polisi (Pur) Moehammad Jasin. Atas jasa-jasanya kepada negara, Bapak Brimob tersebut kini menyandang gelar pahlawan nasional.

Sebelumnya pasukan Korps Baret Biru atau Korps Brimob bernama Polisi Istimewa. Kemudian pada tanggal 14 November 1946 Perdana Menteri Sutan Sjahrir mengganti nama Polisi Istimewa menjadi Mobile Brigade (Mobrig), kemudian disesuaiakan dengan ejaan dan tata bahasa Indonesia menjadi Brigade Mobil (Brimob) pada tahun 1961.

Pada tahun 1945 saat itu Moehammad Jasin masih berpangkat Inspektur satu atau setara dengan Letnan Satu dalam dunia militer. Pendidikan yang diperoleh dari Jepang bukan hanya dalam bidang kepolisian semata, ia juga mendapat pendidikan militer dari Jepang.

Jasin dikenal sebagai salah satu polisi aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 21 Agustus 1945 ia mengeluarkan pernyataan bersejarah yaitu memproklamirkan polisi istimewa (Tokubetsu Keisatsu Tai) menjadi Polisi Republik Indonesia (PRI). Proklamasi tersebut juga menegaskan bahwa kedudukan polisi istimewa menjadi polisi merdeka. Polisi milik Republik Indonesia, bukan polisi milik kolonial Jepang.

Maksud lain dari proklamasi tersebut adalah sebagai antisipasi terhadap kemungkinan Jepang melucuti senjata Polisi Istimewa seperti yang dilakukan Jepang terhadap tentara Pembela Tanah Air (Peta).

Dilansir dari akun facebbok Divisi Humas Mabes Polri, saat meletus Pertempuran Surabaya yang puncaknya pada tanggal 10 November Jasin memiliki peranan penting. Saat perang berkobar Jasin lewat radio bahwa pasukan polisi istimewa (Tokubetsu Keisatsu Tai) sudah dimiliterisasi, karena itu harus ikut dalam pertempuran di Surabaya.

Peran lain yang dilakukan Jasin adalah dalam kaitannya merebut senjata rampasan perang dari Jepang. Dalam kaitannya dengan perebutan senjata dari tangan Jepang. Setidaknya ada dua peristiwa penting.

Peristiwa pertama di Don Bosco. Saat itu Jepang menjadikan Gedung Don Bosco sebagai gudang senjata (Arsenal) terbesar di Surabaya. Jepang enggan memberikan senjatanya kepada pejuang, Bahkan Bung Tomo sendiri gagal mendapatkan senjata rampasan dari Jepang.

Di sinilah Jasin memainkan perang. Jepang hanya bersedia memberikan senjatanya kepada polisi. Begitu senjata rampasan diterima, Jasin bersama dengan anak buahnya langsung membagi-bagikan senjata-senjata tersebut kepada pejuang.

Kemudian peristiwa kedua adalah di markas Kempeitei. Saat itu para pejuang republik sedang baku tembak denga pasukan Jepang. Dalam situasi panas dan mencekam, Jasin berlari kencang menerobos kawat berduri untuk masuk dan menemui komandan Kempetei. Di dalam gedung itulah ia melakukan negosiasi. Hasilnya Kempeitei bersedia menyerahkan senjata mereka.

"Jasin pun berjanji akan menjamin keselamatan anggota Kempeitei selama mereka berada di Surabaya," tulis akun Facebook Divisi Humas Mabes Polri.

Di sudut lain Hermawan Sulistyo dalam bukunya berjudul Derap Langkah Polri terbitan Pensil 234, Jakarta tahun 2010 membeberkan peranan Jasin yang cukup dominan dalam perjuangan di Surabaya.

Hermawan menjelaskan bahwa satuan polisi istimewa atau Brimob adalah satu-satunya satuan bersenjata pertama yang terorganisir dengan baik dan satu-satunya satuan bersenjata yang realtif lebih lengkap peralatan persenjataan pada saat kemerdekaan.

"Hal ini merupakan fakta sejarah yang jarang disebut," tulis Hermawan dalam bukunya.

Profesor Riset kelahiran Ngawi, Jawa Timur 1957 melanjutkan pada periode 1945-1949 polisi-polisi juga turut bergerilya. Mereka berjuang bukan hanya untuk menghadapi agresi militer Belanda semata, melainkan juga untuk menumpas Gerakan Pengacau Keamanan (GPK), tidak terkecali Moehammad Jasin.

Pada tahun 1948 Jasin bersama dengan TNI turut serta menumpas pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dikenal dengan peristiwa Madiun. Kemudian ia juga turun tangan dalam menumpas gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung sekitar tahun 1949-1950. Untuk mengadapi APRA Polri menerjunkan pasukan sebanyak 4 kompi.

"Selain itu ia bersama dengan anggota Polri lainnya juga dikerahkan untuk menghadapi gerakan separatis DI/TII di Jawa Barat pimpinan Letnan Kolonel Kartosuwiryo," tandas Hermawan.

BACA JUGA: 

  1. Panglima TNI: Tanpa Resolusi Jihad Tidak Ada Hari Pahlawan
  2. Gelar Pahlawan Nasional untuk Moehammad Jasin
  3. Brimob Salat di Medan Tempur Tuai Pujian Netizen
  4. Dua Anggota Brimob Gugur Di Papua, Kompolnas Prihatin
  5. Panglima TNI: Tanpa Resolusi Jihad Tidak Ada Hari Pahlawan

 

 

 

#Korps Baret Biru #Korps Brimob #Komjen Pol (Purn) Moehammad Jasin #Pahlawan Nasional #Hari Pahlawan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Kondisi Terkini di Sekitar Mako Brimob Kwitang: Lalu Lintas Lancar, Aparat TNI dan Brimob Masih Siaga
Petugas membersihkan sisa-sisa kerusuhan
Angga Yudha Pratama - Senin, 01 September 2025
Kondisi Terkini di Sekitar Mako Brimob Kwitang: Lalu Lintas Lancar, Aparat TNI dan Brimob Masih Siaga
Indonesia
Viral Anggota Bais Ditangkap Brimob Saat Demo Rusuh, Wakil Panglima TNI: Harusnya Tidak Menyebarkan, Kan Intelijen
Tandyo menjelaskan bahwa tugas utama intelijen memang mencari informasi
Angga Yudha Pratama - Senin, 01 September 2025
Viral Anggota Bais Ditangkap Brimob Saat Demo Rusuh, Wakil Panglima TNI: Harusnya Tidak Menyebarkan, Kan Intelijen
Indonesia
Dansat Brimob Polda Metro Jaya Dihujani Botol Air Mineral di Depan Markasnya
Henik menjamin proses hukum akan berjalan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 29 Agustus 2025
Dansat Brimob Polda Metro Jaya Dihujani Botol Air Mineral di Depan Markasnya
Indonesia
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD
Rumah kecil Slamet Riyadi terakhir direhab tahun 1937.
Frengky Aruan - Senin, 18 Agustus 2025
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD
Indonesia
Pejuang dan Tokoh Pendiri DI/TII Daud Beureueh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Kiprahnya
Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara pada era Orde Lama dan Orde Baru juga pernah dianggap pemberontak PRRI.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Pejuang dan Tokoh Pendiri DI/TII Daud Beureueh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Kiprahnya
Tradisi
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Gelar Pahlawan Nasional bukan cuma soal jasa, tapi juga politik dan kontroversi. Dari proses penetapan hingga perdebatan soal Soeharto—simak sejarah panjang dan panasnya di sini!
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Indonesia
Wamensos Sebut Keputusan Gelar Pahlawan Soeharto Ada di Istana
Sosok aktivis 98 ini menyampaikan bahwa batas waktu pengusulan dari daerah akan berakhir pada akhir Mei
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 24 Mei 2025
Wamensos Sebut Keputusan Gelar Pahlawan Soeharto Ada di Istana
Berita
Hari Buruh 2025: Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Intip Profilnya
Nama Marsinah kembali menggema di tengah perayaan Hari Buruh 2025 yang digelar megah di kawasan Monas, Kamis (1/5/2025).
ImanK - Kamis, 01 Mei 2025
Hari Buruh 2025: Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Intip Profilnya
Indonesia
Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto
Selain mengutip Soekarno, Usman juga menyuarakan pentingnya perlindungan hutan tersisa di dunia, yaitu hutan di Papua, Amazon, dan Kongo Afrika.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 27 April 2025
Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto
Indonesia
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!
Wacana soal usulan Soeharto jadi pahlawan nasional, mendapat penolakan dari Setara Institute. Sebab, hal itu dianggap belum memenuhi syarat.
Soffi Amira - Kamis, 24 April 2025
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!
Bagikan