Istana Putih Beralih Fungsi Menjadi Gedung Keuangan Negara


Gedung Daendels yang saat ini menjadi gedung Kementerian Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. (Foto: jakarta.go.id)
Merahputih Wisata - Pada masa pemerintah Gubernur Jenderal LPj gu Bus de Gisignies pada 1826, pembangunan Rumah Besar (Groote Huis) atau Istana Putih (Het Witte Huis) pun kembali dilanjutkan. Du Bus sendiri menunjuk Ir Trop sebagai artsitek dan yang bertanggung jawab menangani pembangunan.
Proses pembanguan sendiri memakan waktu dua tahun, kemudian pada sisi tangga tepasang papan bertuliskan –MDCCCIX-Condidit Daendels, MDCCCXXVIII-Erexit Du Bus– dipasang di samping tangga untuk menandakan waktu pembangunan.
Disamping itu, bangunan utama gedung digunakan sebagai istana atau tempat tinggal gubernur jenderal. Sedangkan pada sebelah kiri dan kanan berfungsi sebagai kantor dan penampungan 100 kuda berikut keretanya. Tidak hanya itu, juga terdapat percetakan negara dan kantor pos.
Disamping itu, era pemerintahan Du Bus Hooggeregtshof, Istana Putih juga ditempati oleh Mahkamah Agung di bagian Utara komplek pada tahun 1848 sebelum pindah dan berlokasi di Utara Koningsplein (saat ini Lapangan Monas).
Kompleks Istana Putih menjadi salah satu tempat paling menarik untuk bersantai dan berpesta pada abad ke-19. Di gedung sayap kiri berdiri kelab Concordia. Opera-opera macam Othello atau Verdi kerap dipentaskan.
Ketika Jepang ekspansi ke Indonesia, bangunan bersejarah beralih menjadi kantor keuangan pemerintah. Setelah Indonesia merdeka gedung tersebut masih berfungsi sebagai kantor Kementerian Keuangan, hingga sekarang menjadi kantor Kementerian perekonomian.
Seperti diketahui, di masa orde baru (Orba), istana putih ini difungsikan menjadi Sumitro Joyohadikusumo dan Radius Prawiro, baik sebagai menteri keuangan maupun sebagai menteri perekonomian. Karena itu pula lantas disebut Gedung Departemen Keuangan.
Ketika akhirnya menkeu pindah ke gedung baru di seberang jalan, gedung-gedung di kompleks ini sepenuhnya dipakai menteri perekonomian, termasuk sekarang ini oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa. (Abi)
BACA JUGA:
- Gedung Kementerian Perekonomian Peninggalan Belanda
- Ferdy Jonathans: Depok Bukan Akronim dari Bahasa Belanda
- Pemerintah Belanda Restui Gerakan Zending di Rangkasbitung
- Bukan Belanda, Keraton Kaibon Dihancurkan Rakyat Banten
- Pedasnya Sambal Dapoer Iteung Terasa Sampai ke Qatar dan Belanda
Bagikan
Berita Terkait
Piramida Kuno di Meksiko Runtuh, Dianggap sebagai Pertanda Buruk

5 Tempat Paling Ikonik di Olimpiade Paris 2024

Rumah Adolf Hitler Jadi Tempat Pelatihan HAM Kepolisian Austria

Telusur Kisah Hotel Royal Ambarrukmo, Lokasi Resepsi Kaesang dan Erina
