"Indikator Pesantren Radikalisme Bisa Dilihat dari Pemimpin & Alumni"

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 09 Februari 2016

Ilustrasi murid pesantren. (Foto: pzhgenggong.or.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Keberadaan pesantren yang mengajarkan radikalisme indikatornya bisa dilihat dari aktivitas pemimpin dan alumninya. Dari indikator itulah sudah bisa ditebak pesantren mana di Indonesia yang terkait dengan paham radikalisme dan terorisme.

"Semua orang yang konsen dengan perkembangan informasi pasti sudah bisa menilai pesantren mana yang terindikasi radikalisme. Lihat saja apakah pemimpin dan alumninya terlibat aktivitas terorisme?" ujar Ubaidilah dari Pusat Studi Pesantren seperti siaran pers yang diterima MerahPutih, Selasa (09/02).

Sebelumnya tokoh Nahdlatul Ulama (Ulama) KH Sholahudin Wahid atau lebih akrab dipanggil Gus Sholah mengungkapkan pesantren yang mengajarkan paham radikalisme memang ada, tapi jumlahnya tidak banyak.

Menurutnya, pesantren seharusya tidak boleh bersentuhan dengan hal-hal berbau radikalisme dan terorisme karena tidak sesuai dengan tujuan pendirian pesantren oleh para wali dan ulama dahulu. Pesantren didirikan untuk mengajarkan pemahaman keagamaan yang tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan i'tidal (adil).

Senada dengan itu, Ubadilah menjelaskan pesantren sejatinya adalah lembaga pendidikan yang didirikan para kiai untuk mengajarkan agama Islam yang benar, damai, dan nasionalisme. Itu telah terbukti dalam sejarah bangsa Indonesia terutama dalam membentuk dan mempertahankan NKRI.

Selain itu, pesantren juga berhasil menjadi bagian utama dalam melakukan koreksi sosial ke masyarakat dengan mengajarkan prinsip penghargaan dan integrasi sosial dan sejenisnya. Kendati demikian, Ubaidilah mengaku pihaknya belum melakukan riset khusus terkait pesantren yang terindikasi radikalisme.

"Selama ini kami lebih banyak mendorong pesantren untuk selalu hadir bersama-sama masyarakat menyuarakan spirit perdamaian, harmonisasi, dan persatuan. Itu sesuai dengan keinginan para pendiri pesantren dulu yang ingin menjadikan masyarakat sebagai bagian integral. Jadi tidak hanya mengajar santri, tapi terlibat dalam aktivitas sosial di lingkungan pesantren," imbuh Ubaidilah.

Salah satu cara untuk mendeteksi pesantren terindikasi radikalisme, ungkap Ubaidilah, dengan melihat kurikulum yang digunakan pesantren tersebut. Menurutnya kurikulum menjadi basis penting untuk mengukur potensi radikalisme sebuah pesantren.

"Namun kurikulum jangan menjadi variabel utama, tapi juga harus dilihat ekspresi dari elemen pesantren yang terindikasi radikalisme itu. Apakah sebatas kurikulum tapi ekspresi tidak muncul, atau kurikulum yang mendorong para santri untuk menjadi pelaku terorisme," tukasnya.

Untuk melakukan itu, harus ada pendekatan yang baik dari pemerintah dan lembaga terkait lainnya dalam mendeteksi potensi radikalisme di pesantren. Sebaiknya dilakukan penyadaran dan pemahaman kepada elemen-elemen yang terindikasi radikalisme di dalam pesatren untuk kembali ke hakekat sejati pesantren yaitu mengajarkan agama Islam yang baik, damai, dan nasionalis.

Pastinya, pihaknya sepakat mendukung pemerintah melalui berbagai lembaga terkait lebih masif lagi melakukan pencegahan terorisme. Pasalnya terorisme itu sudah pasti merusak perdamaian dan kesatuan NKRI.

"Terorisme harus kita tolak. Pertama landasan teologis tidak memberi ruang. Basis kemanusiaan juga tidak membenarkan praktek terorisme karena Islam agama yang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang, sesuai Al Quran dan hadits. Islam justru harus jadi garda terdepan membangun kemaslahatan dan kedamaian umat manusia," pungkasnya.

Baca juga:

  1. Pesantren Ajarkan Radikalisme Tak Pantas Ada di Indonesia
  2. Ideologi Pancasila Mampu Selamatkan Generasi Muda dari 'Racun' Terorisme
  3. Jokowi: Warga Tidak Pernah Takut Melawan Terorisme
  4. Indonesia Tidak Bisa Diintimidasi oleh Terorisme
  5. Indonesia Tunjukkan Keberanian Melawan Terorisme
#Pondok Pesantren #BNPT #Radikalisme #Terorisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Densus 88 mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 kerap mengakses situs darknet dan merakit sendiri bahan peledak. 96 orang luka-luka dalam peristiwa itu.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Indonesia
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Uji Lab Puslabfor akan memastikan serbuk tersebut, sementara motif bullying santer jadi dugaan penyebab aksi ini
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Indonesia
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, yang berstatus ABH dan diduga korban bullying, telah dioperasi karena luka berat di kepala dan dirawat intensif di ICU
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Indonesia
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Polri bersama dengan TNI masih mendalami insiden ledakan dalam bangunan SMAN 72 Jakarta yang berada di dalam Kompleks TNI AL, Jakarta, Jumat siang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Indonesia
Pesantren SAQJ Situbondo Libur Sepekan Pascainsiden Atap Asrama Ambruk Tewaskan Santriwati
Keputusan meliburkan proses pembelajaran ini diambil menyusul insiden ambruknya atap bangunan asrama putri yang menyebabkan satu santriwati meninggal dunia.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Pesantren SAQJ Situbondo Libur Sepekan Pascainsiden Atap Asrama Ambruk Tewaskan Santriwati
Indonesia
Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
As SDM Kapolri, Irjen Anwar menyoroti munculnya fenomena “Polisi Cinta Sunah” (PCS)
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
Indonesia
Semangat Resolusi Jihad Kembali Dipompa Presiden Prabowo Melalui Pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren
Prabowo menekankan pentingnya santri untuk siap beradaptasi dengan kemajuan global
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 25 Oktober 2025
Semangat Resolusi Jihad Kembali Dipompa Presiden Prabowo Melalui Pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren
Indonesia
Wapres Gibran Bawa Kabar Gembira! Prabowo Beri Kado Istimewa yang Bikin Santri Full Senyum, Apa Ya?
Wapres mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengasuh, alumni, dan santri
Angga Yudha Pratama - Jumat, 24 Oktober 2025
Wapres Gibran Bawa Kabar Gembira! Prabowo Beri Kado Istimewa yang Bikin Santri Full Senyum, Apa Ya?
Indonesia
Hari Santri Momentum Menyalakan Jihad Ilmu dan Pengabdian Sosial
Hari Santri mengingatkan kita bahwa kemerdekaan ini juga lahir dari perjuangan tulus kaum santri yang berjuang tanpa pamrih.
Dwi Astarini - Kamis, 23 Oktober 2025
Hari Santri Momentum Menyalakan Jihad Ilmu dan Pengabdian Sosial
Indonesia
Hari Santri 2025: Cak Imin Ajak Santri Menerobos Belenggu Keterbatasan
Resolusi jihad kita hari ini melawan kemiskinan dan ketertinggalan.
Dwi Astarini - Kamis, 23 Oktober 2025
Hari Santri 2025: Cak Imin Ajak Santri Menerobos Belenggu Keterbatasan
Bagikan